rain

8 2 0
                                    

Sore pukul 16.15 grensya yang sedari tadi hanya diam di halte bus dengan membawa sebungkus kue coklat yang di tenteng itu pemberian nenek nya.

Grensya menunggu bus datang tetapi tak kunjung datang juga dan pada akhirnya dari pada bosan geva membuka handphone nya untuk bermain game ular-ular ran.

sudah 10 menit berlalu bus belum datang juga, demi apapun kalo begini jadinya grensya lama-lama muak menunggu. pada akhirnya grensya di kejutkan dengan laki laki berparas unik tersebut dan dia bertanya.

"Hai kita bertemu lagi." Dia melayangkan sebuah lambaian dan menunjukan senyum khasnya seperti Bunny aah gemas sekali siapapun yang melihatnya pasti ingin sekali menculiknya untuk dikarungkan dan di bawa pulang.

"Oh? kamu?."

"Ya! Aku Halven Vender" Serunya bersemangat.

"Kau sedang apa? Menunggu bus?."

"Ya itu tau."

"Bus sedang terjebak macet sore ini, kau tidak tau nya? tadi ada kecelakaan tabrak mobil."

"Benarkah? Ahh Aku sudah menunggu sekitar 20 menit lebih disini sangat amat membuang waktu."

"Haha kasihan sekali bagaimana jika kita pulang jalan kaki bareng saja jaraknya juga sepertinya tidak jauh."

"Berapa menit kira-kira."

"Mungkin memakan waktu 16 atau 17 menit."

"Ahh baiklah."

"Wajahmu kenapa cemberut begitu?."

"Aku lelah sekali ven."

"Kau sudah makan belum."

"Sudah tetapi aku sangat lelah tidak tau dan tanpa alasan juga kenapa aku lelah."

"Kita duduk dulu saja bagaimana?."

"Yaudah."
_

Grensya dan Halven duduk di dekat toserba 'toko serba ada' tiba-tiba saja hujan turun dan melanda manusia sekitar termasuk manusia yang sedang meneduh di toserba tersebut.

"Hujan ven."

"Hm, jika sedang hujan seperti ini aku teringat dengan adikku."

"Adikmu?."

"Ya dulu aku dan dia bermain-main hujan tanpa seizin bunda di teras rumah."

"Bandel sekali kau, jika adikmu sakit bagaimana nanti."

"Ya memang pada akhirnya dia jatuh sakit badan nya panas ternyata dia demam."

"Lalu bagaimana sekarang adikmu itu."

"Dia pergi meninggalkan ku tanpa berpamitan."

"Maksudmu?."

"Meninggalkan ku selama-lamanya."

"Oh astaga maafkan aku."

"Tidak apa-apa."

Semakin lama derasnya hujan, Grensya bergidik ngilu karena terpaan angin yang menusuk kulitnya dan dercakan air yang membasahi kakinya.

Grensya mengusap-usap lengan nya Halven yang jelas menyadari itu pun langsung membuka jaketnya dan memakaikan nya di pundak nya.

"Loh? Kenapa di lepas."

"Pake aja gak apa-apa."

"Kalo kamu kedinginan juga gimana?."

"Asalkan kamu yang gak kedinginan lyn."

"Masih dingin ven."

"Mau aku peluk?."

"H-ha peluk? E-engga gak usah hehe."

*sial umpat grensya.

Apasih ini cowok bikin jantung deg-deg aja Grensya jelas blush dibuatnya untung saja grensya memalingkan wajahnya tetapi sifatnya itu lho gak bisa di kontrol dikit kenapa? Bikin Halven mengeriyitkan dahinya.

Grensya yang sedang gelagapan pun mengontrol saltingnya tersebut agar tidak mendapatkan pertanyaan-pertanyaan aneh nantinya oleh si laki-laki tersebut.

Halven sadar dengan sikap anehnya itu tetapi halven tidak menggubris nya dan sebaliknya pun ia senyum senyum sendiri argh pokoknya halven gemas sendiri jadinya hhjhjs.

Selang beberapa menit hujan yang deras pun berhenti dan halven pun menengok kesamping ternyata gadis tersebut tidur, dengan gemasnya halven menggelengkan kepala nya dan membangunkan nya dengan lembut.

"Lyn bangun ngapain kamu tidur disini, dirumah aja ayok." Halven menepuk-nepuk pipi Grensya.

"Eugh, sudah berhenti hujannya?."

"Sudah ayo pulang kamu mau nginep di sini emang."

"Ih apasih."

Halven terkekeh geli.

Dengan mata yang masih mengantuk dan badan yang tidak berdaya untuk bangun pun akhirnya Grensya menguatkan dirinya untuk bangun dan pulang.

"Mau aku pesenin taxi aja untuk pulang?."

"Gak usah jalan aja."

"Kamu lemas begitu juga, aku pesenin aja nya okeh."

"Jalan aja venn."

"Nanti kalo kamu pingsan di jalan jangan salahin aku nya."

"Baiklah aku mengalah."

Grensya mengalah, ada benarnya juga dia naik taxi dari pada jalan padahal badan nya lemas parah dan kepala nya juga sedikit pening.

5 menit kemudian taxi pun datang dan Grensya pun memasuki mobil tersebut dan melambaikan tangan nya untuk pulang, namun muncul ide halven dan langsung menyambar grensya secepatnya.

"Lyn mau gak kita saling tukar nomor?."

"Pak sebentarnya, nih nomorku 0855878####"

"Makasih lyn"

-

Malam pun tiba pukul 21.24
Grensya menatap langit-langit malam di rooftop atas dan tetap setia dengan alunan senandung yang dia ciptakan itu merdu sekali siapapun yang mendengar senandung itu pasti mengantuk.

Karena grensya memang sangat mengantuk Haha.

Grensya bergegas masuk karena sangat amat mengantuk memang tetapi niatnya diurungkan sejenak mendapatkan notif orang yang tidak di kenalinya.

Grensya segera mengeceknya dan melihat siapa yang malam-malam brisik itu di roomchat nya.

Ohh ternyata dia baru ingat ternyata dia saling bertukar kontak dengan manusia berparas unik.

09971789### 💭
Hai geva
Ini aku Halven
21.35

Hm iya.
21.36

Aku ingin menelepon mu
Boleh?
21.36


Aku mengantuk, besok saja.
21.37


Baiklah
Good night mimpi indah
😄😄
21.37

Good night too
21.38

Hi readers !!
Cerita ini sedikit karena ada 806 kata dan part selanjutnya aku usahain engga bakal sedikit kaya di part ini.

Ya ceritanya memang gajelas dan ngebuat bosenin tapi aku bakal ngebuat nge feel di part selanjutnya bai bai 😅.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WALK WITHOUT SHADOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang