ME vs MOMMY [Ahyeon ft Jennie]

00. Awal yang buruk

sorry for typo
enjoy this story'
___________________🐻

Beberapa jam yang lalu Jennie mendapatkan telephon dari pihak sekolah jika putri semata wayangnya, Ariel, kembali membuat masalah di sekolahnya.

Entah masalah apa lagi yang anak itu perbuat. padahal belum genap empat bulan Ariel resmi menjadi murid SMA tetapi Jennie sudah lima kali mendapatkan surat panggilan dari sekolah anaknya tersebut.

Dengan masih mengenakan setelan kantornya, Jennie berjalan menyusuri koridor menuju ruang BK.

Tok tok tok

"Silahkan masuk" sahut seseorang dari dalam sana.

"Permisi buk. saya Jennie, orang tua dari Ariel" ucap Jennie memperkenalkan diri.

Ariel yang tengah duduk malas sambil menyilangkan kedua kakinya di ruangan tersebut seketika melotot kaget melihat siapa yang datang.

Tentu Ariel kaget bukan main —karena Ini untuk pertama kalinya Jennie datang ke sekolahnya.

Iya, meskipun Ariel sudah berulang kali membuat masalah hingga mendapat surat panggilan orang tua, tak pernah sekalipun Jennie datang.

Jennie selalu mengirimkan asisten pribadinya untuk menyelesaikan setiap masalah yang di perbuat oleh Ariel.

"Silahkan duduk Bu Jennie" ucap wanita bernama Irene, yang berstatus sebagai guru bimbingan konseling itu dengan sangat sopan.

Meskipun tak pernah datang ke sekolah secara langsung sebelumnya, namun Jennie sangat terkenal di kalangan para guru. Jennie adalah donatur terbesar di sekolah ini, itu sebabnya ia sangat di segani oleh banyak pihak.

Ini jugalah yang menjadi salah satu alasan kenapa Ariel tidak pernah di keluarkan dari sekolah meskipun ia sering kali membuat masalah.

"Jadi, masalah apa lagi yang telah anak saya perbuat, buk Irene?" tanya Jennie sembari melepas kacamata hitamnya, kemudian melirik sekilas ke arah Ariel.

Ariel nampak enggan bersitatap dengan sang ibu dan dengan cepat membuang pandangannya ke arah lain.

Terdengar helaan nafas berat dari wanita paruh baya itu  "Ariel memecahkan kaca jendela lagi, buk Jennie" jelas guru tersebut dengan menekan kata lagi.

Ariel memutar bola matanya malas mendengar penuturan sang guru "ya elah buk, gitu doang lebay amat" potongnya "kan tadi saya udah jelasin ke ibuk, kalo saya itu nggak sengaja".

"Namanya juga lagi main basket buk, mana saya tau kalo bolanya bakal terbang terus kena ke jendela" lanjut Ariel, ia sedikitpun tidak merasa bersalah atas perbuatannya.

"Tidak sengaja?" ulang Irene.

"Kamu memecahkan tiga buah jendela sekaligus, Ariel, dan kamu masih menyangkal dengan mengatakan tidak sengaja? baru tiga hari yang lalu kamu memecahkan dua jendela perpustakaan, dan dengan alasan yang sama kamu selalu menjawab tidak sengaja" tekan Irene berusaha menahan amarah.