Pagi ini terlihat tenang namun tidak dengan kedua beradik itu. Mereka selalu bertengkar seperti kucing dan anjing. Siapa lagi kalau bukan Bintang dan Langit.
"Muka kamu kayak anjing"
"Muka kamu kayak alien" ucap Langit.
"Muka alien bagus. Ga kayak anjing wlee" balas Bintang. "Mamaa huwaaa !!" tangis Langit. Si ibu pun datang lalu memujuk Langit.
"Bintang," ucap ibu. "Apa sih, ma. Orang Bintang ga salah" ucap Bintang, cuba untuk mempertahankan diri. "Main nya jangan keterlaluan" ucap ibu. "BINTANG GA SALAH, MA. BINTANG BENER KO. MUKA ALIEN BAGUS DARIPADA ANJING" tegas Bintang.
"Ma, dia itu cuman akting. Langit, gausah akting kamu" ucap Bintang. Langit makin menangis setelah mendengar perkataan Bintang.
Bintang menghela nafas, "Ma, Bintang beneran ga salah".
10 tahun kemudian...
"Moma, Bintang kemana ?" tanya Langit. Langit dan Bintang kini tinggal bersama moma mereka. Ibu mereka meninggal dunia akibat kanser jantung. "Moma juga gatau, Langit" balas moma. Tidak lama setelah itu, Bintang pulang dengan seorang pria di belakang nya. "Idih, anak anjing udah pulang" ucap Langit.
"Mulut mu dijaga, Langit" ucap Bintang. "Kalo ga dijaga, gimana ?" tanya Langit. "Langit, Bintang. Sudah, jangan bertengkar" ucap moma. "Dia duluan, moma" ucap Bintang.
"Langit" ucap moma. "Iya, Langit salah" balas Langit. "Bagus. Bintang, kamu bawa siapa itu ?" tanya moma. "Cuman temen, moma" ucap Bintang. "Temen apa temen ? Cih" ujar Langit.
"Langit"
"Iya-iya. Moma ga asik ih" ucap Langit lalu pergi. "Nanti moma bikin teh ya" ucap moma. "Gausah moma. Bintang cuman perlu packing" ujar Bintang.
Moma diem seketika. "Emang Bintang mau kemana ?" tanya moma. "Mulai hidup baru ?" ucap Bintang. "HAH ?! BINTANG MAU PERGI ?!" teriak Langit. "Happy ?" tanya Bintang.
"Bintang ga boleh pergi ! Masa Langit sendiri di sini ?" ucap Langit tidak membenarkan Bintang pergi. Walaupun mereka sering bertengkar, mereka tetep sayang satu sama lain.
"Belajar untuk bersendirian"
"Ga bisa, harus ada Bintang" ucap Langit. Bintang tetep ga peduli sama Langit dan tetep meninggalkan Langit. "Kamu beneran mau mulai hidup baru tanpa adik kamu ?" tanya pria yang Bintang bawa tadi.
Pria itu adalah Mahen. "Iya, aku bakalan mulai hidup baru" ucap Bintang. "Baiklah, ayo berangkat. Ga lama lagi flight kita" ucap Mahen lalu mengajak Bintang pergi.
Sementara Langit, melihat Bintang dari jauh. Dia tidak mau mengejar Bintang. Jika itu keputusan Bintang, dia akan hormat keputusan yang Bintang telah buat. Walaupun keputusan Bintang agak susah bagi dirinya.
"Langit..."
"Bintang..."
"Bintang, ayo pergi. Nanti telat" ucap Mahen. Bintang mengganguk. "Yah, beneran ditinggal aku" ucap Langit.
"MOMA !! LANGIT LAPERR !!" teriak Langit lalu menutup pintu utama. Ia pun mengelap air mata nya. "Bazir air mata aku aja" ucap Langit. (Ga heran karna Langit pinter akting sejak kecil).
"Iya, moma lagi masak ini" ucap moma. Langit mengganguk lalu menunggu moma selesai memasak dengan menonton animasi kesukaan nya.
"Moma, Bintang kenapa pergi dari sini ? Karna Langit ya ?"
"Gapapa. Kita biarin Bintang pergi dulu. Kalo Bintang udah baikan, Bintang balik ke sini" ucap moma.
Langit pasrah. Bintang mau pergi atau datang lagi, dia ga akan peduli. "Bintang ga boleh come and go. Bintang harus come and stay" ucap Langit. Setelah ini, ga ada lagi suara orang bertengkar.
YOU ARE READING
Bulan & Langit || Renle
Fanfiction"Siapa yang ninggalin anak sama suami demi lelaki lain ? Kamu, Bintang" - Langit "Mulut mu dijaga, Langit" - Bintang "Bintang, sila tanda tangan kertas ini dan jangan harap kita bertemu lagi. Hak penjagaan Naren di aku" - Bulan Langit, pria manis ya...