PROLOG

290 21 1
                                    

Shanghai, Juli 2004

"Sial, kita ketahuan. Polisi itu sungguh cerdik, padahal kita sudah hampir menyelesaikan penelitian ini."

Laki-laki berjas putih itu tak bisa berhenti, ia terus mengumpat mengutuk polisi yang sudah dekat dengan tempat persembunyiannya.

"Lalu apa yang harus kita lakukan, Boss?"

Laki-laki di ujung pintu itu memberanikan diri untuk bertanya, ia dan teman-temannya merasa ketakutan melihat tuannya.

"Singkirkan semua bukti yang ada, jangan sampai para bajingan itu tau."

Pria berusia 35 tahun itu mulai memerintahkan anak buahnya untuk bergegas, menyembunyikan sebanyak mungkin barang bukti yang akan membuat mereka dalam masalah. Mereka bersiap untuk kabur, menghindari polisi yang sudah menciduk pergerakan ilegal yang mereka lakukan.

Suasana di ruangan itu kacau, tabung penelitian yang berserakan, cairan berbagai warna yang berceceran serta api yang mulai menjalar dikarenakan reaksi kimia akibat kekacauan yang terjadi. Mereka berhasil melarikan diri meninggalkan remaja laki-laki yang sedang menggapai buku yang menurutnya penting itu.

Polisi berhasil sampai di lokasi kejadian, namun sayang 3 Profesor dan 54 bawahan telah melarikan diri, menyisakan ruangan yang telah terbakar api, entah kebetulan atau tidak semua barang-barang telah hancur menjadi abu, tak menyisakan apapun.

______

Beijing, Desember 2006

Setelah dua tahun mengejar, akhirnya komplotan peneliti gila dan 54 anak buahnya berhasil ditangkap. Mereka diadili dengan hukuman mati, dikarenakan terbukti bersalah telah mengadakan penelitian ilegal yang sangat berbahaya.

"Hei, bajingan. Kau kira kau telah berhasil menyingkirkan kami? Kau salah. Tunggu saja di masa depan, penelitianku akan berhasil mengubah dunia busuk ini."

Itu adalah penggalan kata terakhir dari Hu Lian, pemimpin sekaligus otak penelitian ilegal yang menghebohkan negara beberapa tahun belakangan ini.

_____

Wuhan, September 2013

"Apa yang harus aku lakukan dengan buku ini, buku ini berbahaya tapi aku juga tak mungkin menyerahkan buku ini ke polisi, aku masih menyayangi nyawaku." 

Pemuda berusia 23 tahun itu tengah asik mondar-mandir di dalam kamarnya, teriakan sang ibu yang menggema ia hiraukan begitu saja. Pikirannya kacau, buku yang ia bawa 7 tahun lalu membawa petaka pada kehidupannya.

____

Wuhan, Januari 2018

"Aku tak tau apa yang aku lakukan ini benar atau salah, aku terlanjur terjerumus dalam situasi ini. Menyerah pun tak ada gunanya, berjalan dan berhenti sama saja, membuang nyawa kapanpun aku ketahuan."

______

Beijing, November 2043

"Sial, aku tak mau usahaku selama 25 tahun sia-sia. Beraninya bajingan itu pergi diam-diam membawa kabur uangku."

Laki-laki paruh baya itu melempar kertas di depannya, ruangan 10×10 meter itu berantakan, tak terlihat seperti kantor pada umumnya, hanya nampak seperti lautan kertas, namun tak indah.

"Jackson, pergi bawakan aku kepala bajingan tak tau diri itu. Beraninya dia bermain-main denganku."

Yang diperintahkan hanya menunduk dan bergegas keluar, menyelamatkan diri dari singa yang mengamuk.

______

Beijing, Desember 2043

Dalam ruangan bawah tanah itu nampak lima orang berpakaian serba putih, jas putih khas dokter. Jika kamu berpikir mereka tengah memeriksa seorang pasien atau apa, kamu salah besar. Mereka adalah lima profesor yang diperintahkan oleh seseorang secara khusus. Meneliti obat misterius yang mampu mengubah dunia, lebih tepatnya membuat kekacauan bagi dunia.

"Berapa lama lagi obat itu akan selesai? Dan bisa diuji coba pada manusia?"

Laki-laki tua itu bertanya dengan congkak, kesombongannya tak terbantahkan. Lima orang yang saat ini sedang sibuk meracik sesuatu reflek menoleh ke sumber suara, menunduk sebentar kemudian menjawab.

"Untuk saat ini sudah 98%, Tuan. Namun kami masih tidak bisa menjamin apakah ini akan pasti berhasil untuk diuji coba kepada manusia. Resikonya terlalu tinggi, bahkan untuk media tikus dari 10 hanya satu yang berhasil."

"Baiklah, lanjutkan. Bulan depan aku akan membawakan subjek penelitian baru untuk kalian. Kali ini jangan kecewakan aku."

Laki-laki tua itu pergi begitu saja, memasuki ruangannya lalu menelepon asisten kepercayaannya.

"Ricky, bawakan aku 300 anak laki-laki berusia 5-15 tahun. Bawa ke Lab B, aku tak peduli kau mendapatkannya dari mana."

Setelah menelepon asistennya, laki-laki itu tersenyum. Ia merasakan rencananya akan berhasil kali ini.

Tbc

Sympathy (YiZhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang