Beijing, 22 September 2061
Sean dan ibunya, Helena telah sampai di Bandara International Beijing China. 10 tahun berlalu tapi situasi ini masih sama seperti yang ada dalam ingatannya, jika 10 tahun lalu dia pergi untuk melarikan diri maka kali ini dia akan kembali untuk menggapai masa depannya kembali.
Di ujung sana, terlihat laki-laki dewasa tengah sibuk memandangi sosok laki-laki jangkung yang kini tengah berpelukan dengan perempuan yang ia sendiri tak tau siapa, matanya menyipit mencoba mengingat sesuatu namun tak bisa.
Sheng Lin, Asistennya kembali dan mengingatkannya bahwa jemputan yang mereka tunggu sudah sampai, laki-laki itu yang ternyata Tuan Muda Wang pergi setelah menatap kembali sosok yang ia lihat beberapa saat yang lalu.
"Lin,"
Sheng Lin yang mendengar atasannya memanggil dirinya langsung menoleh, membuat gestur bertanya 'apa?'
Mereka saat ini sudah berada di kantor Wang Entertaiment, bahkan setelah melakukan perjalanan panjang mereka langsung kembali ke kantor, dasar maniak kerja.
"Apa kau percaya pada ta- takdir?"
Sheng Lin berhenti mendadak, menatap atasannya yang tiba-tiba aneh menurut pemikirannya.
Melihat asistennya berhenti, Tuan Muda Wang itu menatap dengan tatapan aneh, entah apa yang ada dalam pikirannya. Tak lama kemudian mereka berjalan dan masuk ke dalam lift khusus, menekan tombol lantai 68 dan menunggu.
"Saya tidak tau, tapi, saya pernah mendengar bahwa takdir itu memang nyata. Ada takdir tentang pertemuan dan perpisahan, ada takdir tentang cinta dan luka, dan semacamnya. Tapi, saya sendiri tidak tau apa yang dimaksud takdir itu," ucap Sheng Lin memecah keheningan dalam lift itu, saat ini lift tengah sampai pada lantai 15.
Tuan Muda Wang yang mendengar pernyataan asistennya itu hanya bisa diam, memandang lurus kedepan yang sungguh tak ada hal menarik apapun di depannya selain pintu lift yang saat ini tertutup.
"Apa kau percaya jika kau bertemu kembali dengan seseorang setelah sekian lama itu bisa dikatakan sebagai takdir?"
Sheng Lin terkejut, suara itu terdengar lirih dan penuh kesedihan. Baru pertama kali ia melihat atasannya seperti ini.
"Mungkin," ucap Sheng Lin sembari tersenyum menatap atasannya yang saat ini tengah menatapnya bingung.
"Mungkin itu takdir tapi mungkin juga itu adalah kebetulan, sama seperti pertemuan kedua kita, dulu pertama kali aku melihatmu adalah saat kita tak sengaja bertemu di aula kampus, lima tahun kemudian kita bertemu kembali sebagai atasan dan bawahan. Pertemuan ini bisa dikatakan kebetulan namun juga bisa dikatakan sebagai takdir. Tergantung sudut pandang masing-masing," lanjutnya disaat menatap wajah atasannya itu, lupakan kesopanan dan formalitas, disaat seperti ini dia akan berperan sebagai sosok teman.
"Tapi saat itu kita sudah berteman sebelum pertemuan keduamu itu."
Tuan Muda Wang itu mendengus, kesal terhadap jawaban asistennya itu.
"Wang Yibo, tak masalah jika kalimatnya berbeda, tapi maksudnya masih sama. Kita berpisah selama lima tahun lalu bertemu kembali, bukankah ini sama seperti yang kau tanyakan padaku? Bertemu kembali dengan seseorang yang lama tak kau lihat?"
Pintu lift terbuka, mereka telah sampai di lantai tertinggi gedung Wang Entertaiment, keluar dengan memasang ekspresi tegas, mengangguk pada sapaan karyawan yang menunduk menyambut kedatangan mereka.
"Aku tidak tau apa yang kau pikirkan dan apa yang kau rasakan, ikuti kata hatimu tapi jangan biarkan kata hatimu menghancurkanmu. Dan, jangan sungkan bercerita padaku jika terjadi sesuatu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sympathy (YiZhan)
FanficPenelitian terlarang yang diam-diam dilanjutkan itu membuat masalah, 300 anak laki-laki menjadi korban tanpa bisa bertanya 'mengapa mereka menjadikannya kelinci percobaan?' Lima bulan berada di tempat asing, setiap hari menerima suntikan cairan asin...