01. cafe.

58 2 2
                                    

"huhh.. jomblo ya gini, hari² ngga ada kesibukan sama pacar." Gerutu lelaki cantik yang sedang menyesap americcano coffee nya, Hanna.

"Ya cari lah na." Sahut salah satu teman Hanna, Nara

"Lo pikir nyari pacar gampang apa?" Hanna menatap nara sengit, sedangkan yang ditatap hanya cengengesan.

"Mau gue bantuin ga han?." Sahut salah satu dari mereka berempat, rena.

"Engga makasih, gue mau nyari sendiri." Hanna menyesap kembali Americcano nya.

"Ehh, liat deh ganteng banget ngga si?." Sahut salah satu teman Hanna, yara.

"Mana?." Tanya nara, lalu nara celingukan mencari laki² yang dimaksud sama yara.

"Arah jarum jam ke angka 3." Jawab yara, lalu ia meminum dengan tenang smoothies mango nya.

"Eh iya cok, ganteng banget." Rena nyaris berteriak, ia tidak berbohong, laki² itu memang tampan.

"Biasa aja." Sahut hanna.

"Eh cuy, main ToD yuk??." Ucap nara tiba², lalu ia berjalan ke arah barista untuk membeli bir.

"Jangan pake botol bir juga kali anjir." Hanna melongo melihat nara malah membeli bir, dari sekian minuman kenapa harus bir coba?

" Gapapa, ini diminum dulu atau dibuang aja isinya?." Nara menatap 3 teman laknatnya.

"Buang lah goblok, lo mau mabuk di cafe terus di ewe?." Hanna mengambil botol itu lalu pergi keluar cafe, setelah sudah sampai diluar cafe, ia membuka tutup bir itu lalu menbuang habis semua isinya, ia menutupnya lagi lalu masuk ke dalam dengan botol bir yang sudah kosong.

"Beneran di buang dong, han bir mahal loh." Nara tersenyum pasrah ke hanna, lalu ia mengambil botol itu dan memutarnya.

Dan setelah botol itu berputar lumayan lama, tutup botol itu mengarah ke yara.

"Nahh, yara truth or dare?." Tanya nara dengan wajah serius.

"Truth." Jawab yara santai.

"Oke, gaya apa yang lo suka pas lagi main sama keenan.??." Yara yang mendengar pertanyaan nara pun tersedak smoothies mango nya, pertanyaan macam apa itu?!.

"Ganti lah nar." yara menatap nara dengan tatapan memohon.

"Ngga bisa, cepetann." Nara menggelengkan kepala nya tak setuju, kapan lagi mempunyai kartu AS nya yara??

"Ck, gaya 69." Yara menundukan wajahnya, kotor sekali pertanyaan nara ini??

"Hahhaha, ketauan kan otak busuk lo?" Lalu nara memutarkan botol itu, dan botol itu mengarah ke dirinya sendiri.

"Asiik, nah dek nara, truth or dare?." Yara tersenyum puas melihat wajah masam nara.

"Dare."

"Sip, lo minta no wa cowok yang ada di meja nomor 9." Ucap hanna, lalu ia mendorong nara untuk berdiri, dan ia menyemangati nara dengan tangan terkepal diudara.

"Semangat nara." Rena tertawa puas saat melihat nara dengan gugup meminta nomor telepon orang tersebut.

"Mas, saya boleh ngga minta no wa mas?." Ucap nara, dengan gugup.

"Buat apa ya?." Tanya lelaki yang dimintai no wa nya oleh Nara.

"Buat di give away in, ya di chat lah mas." Lalu nara tersenyum sumringah saat lelaki tersebut mengucapkan nomor wa nya.

"Makasih ya mas." Nara berlari kecil ke meja yang diduduki oleh para teman laknatnya.

"Puas lo pada?." Nara menatap sengit ke arah teman temannya yang cekikikan sambil memegangi perutnya.

"Dah lanjut." Nara memutarkan botol minum tersebut, dan apakah dewi keberuntungan berpihak pada nara? Dari tadi ia berdoa agar hanna yang mendapatkan nya, dan akhirnya.

"Nah hanna, truth or dare?." Mereka bertiga menatap hanna dengan tatapan serius.

"Dare." Dan dengan entengnya, hanna menjawab dare.

"Nahh, minta fotbar sama cowok yang tadi duduk di arah jarum jam 3." Hanna yang sudah ber ancang ancang untuk menggeplak kepala nara pun diurungkan mereka bertiga memaksanya.

Lalu dengan terpaksa hanna berjalan menuju meja yang berisikan sekitar 3 lelaki.

"Sekalian no wa beb." Teriak nara saat hanna sudah lumayan jauh, dan hanna hanya membalas dengan jari tengah yang diacungkan ke nara.

"Misi ka." Hanna berjalan mendekat salah satu lelaki yang fokus pada hp nya.

"Ah iya?." Lelaki tersebut mematikan hp nya lalu menatap Hanna.

Hanna yang ditatap begitu menjadi gugup, "anu ka, kalo aku minta fotbar sama kaka terus minta no wa kaka boleh ngga ya kira² ??."

"Buat apa?." Lelaki tersebut mengerutkan keningnya bingung.

"Anu.. aku lagi main truth or dare sama tiga monyet lepas itu." Hanna menunjuk meja yang ditempati oleh teman-temannya. Tiga lelaki tersebut lalu menoleh ke arah meja yang ditunjuk Hanna.

"Anjir, pake ditunjuk lagi." Nara menundukkan wajahnya.

"Boleh." Lelaki tersebut berdiri dari duduknya lalu berdiri disamping hanna.

'duh, dagdigdug nih jantung' hanna mengambil hp nya yang dari tadi ia taruh di saku celana nya, lalu membuka aplikasi kamera, dan mengambil beberapa potret dengan gaya yang berbeda.

"Kalo wa nya ka?." Hanna membuka apk wa nya lalu mencatat nomor lelaki tersebut.

"Btw nama nya siapa?." Ucap lelaki tersebut saat hanna berjalan menjauhi meja nya dengan kawan².

"Nama aku hanna ka." Ucap hanna sambil sedikit berteriak.

"Kalo gue marvel." Lalu marvel duduk lagi ditempatnya.

'cantik' satu kata yang mendeskripsikan lelaki tadi, tinggi nya yang tidak terlalu tinggi memberikan kesan lucu, manis, putih, rambutnya berwarna coklat madu, dan senyumnya yang manis.

"Duhh bau² mau pdkt an nih." Ucap rena saat hanna duduk lagi ditempatnya.

"Berisik lo." Hanna menggembungkan pipinya. Lalu beridi dari duduknya.

" Pulang yuk lah." Mereka berempat berjalan beriringan keluar kafe dan memasuki mobil masing².



















































TBC!!!

gimana part ini? Lanjut ga sayang? Sorry kalo ngga ngefeel :')

But i hope you like it!.💝
Don't forget vote and komen-!!!🐰💗







-rrexyaa.!🌹

STAY WITH ME. | (Markhyuck ft. Nomin GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang