Zaid Al-husain, sedang duduk dibalikin kamarnya sembari menunggu temannya Umar. Zaid sangat malas untuk mengendarai sepeda motor hari ini, maka dari itu Zaid meminta Umar untuk menjemputnya.
"ya allah Umar lama banget dah..." keluh Zaid mulai bosan menunggu.
Tiba tiba sang umi memanggil dirinya. Zaid segera keluar dari kamar dan pergi ke bawah dan akan sial untuk menceramahi Umar. Zaid keluar membawa tas yang berisi beberapa buku kampusnya.
"nak itu umat datang jemput sampean" ujar umi Ima.
"nggih makasih umi, Zaid berangkat ke kampus dulu nggih... Assalamualaikum" pamit Zaid mencium tangan sang umi.
Zaid dan Umar langsung keluar dari rumah. Zaid menatap kesal Umar, sedangkan Umar menatap Zaid heran.
"kenapa lu?" tanya Umar pada Zaid.
Zaid tak menjawab pertanyaan dari Umar, jujur dirinya sangat kesal. Umar masih heran ada apa dengan sahabatnya itu.
"ya allah gue salah apa sih tadz... Lo kesel kan? Yaudah minta maaf, udah jangan kesel lagi bentar lagi kita telat nih" ucap Umar yang membuat Zaid tersenyum tipis.
Setelah banyaknya pertengkaran dan rasa kesal Zaid yang sudah mereda, akhirnya mereka tiba di kampus mereka. Zaid dan Umar sudah lama bersama, mulai dari mereka SMA sampai saat ini.
"Aura!" panggil Umar pada wanita yang sedang duduk bersama temannya.
Umar dan Zaid langsung menghampiri Aura. Zaid yang melihat Aura langsung memanglingkan wajahnya, jujur rasanya ia tak bisa melihat wanita yang ia cinta dalam diam itu.
"kenapa nih?" tanya Arsy, teman Aura.
"biasa... Tanya tugas dari dosen kemaren, kalian udah ga?" jawab Umar yang dilanjut dengan semua pertanyaan.
"udah lah ga kaya lo yang kerjaan nya nyontek Zaid mulu!" jawab Arsy yang membuat Umar terdiam.
Zaid dan Aura menahan tawa mereka melihat wajah Umar. Tanpa sengaja tatapan Zaid dan Aura bertemu yang membuat mereka berdua langsung menundukkan kepala malu.
"Aura" panggil Zaid datar.
Aura mengangkat pandangannya menatap Zaid dan mengangkat satu alis nya. Aura sendiri sangat gugup untuk menatap Zaid, apalagi sampai berbicara.
"aurat itu dijaga, nih uang! Buat beli ciput. Beli ciput aja ga mampu, dasar cewe jaman sekarang" ujar Zaid memberikan uang pada Aura dan langsung pergi.
Zaid pergi meninggalkan teman temannya. Aura langsung mengejar Zaid yang jaraknya sudah jauh dari nya. Sedangkan Zaid pergi ke kantin untuk membeli sesuatu dan tanpa ia sadari ternyata Aura mengikuti dirinya.
"ka Zaid!" panggil Aura.
Aura berlari menghampiri Zaid yang sedang membeli kopi. Zaid menatap heran Aura yang terlihat sudah kelelahan karena mengejar dirinya.
Zaid tertawa kecil melihat wajah Aura, jujur dirinya sangat gemas melihat wajah Aura yang sangat cantik itu.
"ngapain kesini? Udah ayo balik ke kelas" ajak Zaid hampir menyentuh tangan Aura.
"kita bukan mahram, walaupun gue kaya gini. Gue tau siapa orang yang bukan mahram gue" ujar Aura yang membuat Zaid terdiam.
"sorry gue lupa, tapi kalo gue halalin lo gimana?" tanya Zaid tersenyum.
"ih ngawur!"
"gue serius ra!"
Aura terdiam dan menatap wajah tampan Zaid yang sedang menerbitkan senyumnya. Aura tak tau harus berbuat apa dan dirinya tak menyangka hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imama Zaid Al-husain
Teen FictionImama Zaid Al-husain, Seorang pria tampan yang hampir trauma dengan cinta, tiba tiba hidupnya didatangkan banyak wanita. Seorang santri yang mencintai banyak wanita namun tak ada yang bisa ia miliki. Dihidupnya terdapat seorang yang telah pergi meny...