Gelang

30 3 0
                                    

Bissmillah

Assalamu'alaikum
Semangat puasanya temen-temen :)

*

*

*

*

Di ruang kesehatan ada seorang perempuan yang sibuk mengobati luka di wajah laki-lakinya dengan sesengukan. Dia Alesha yang sedang mengobati luka di wajah Zehan.

Tangan Alesha yang akan kembali mengobati, segera di tahan oleh Zehan.

"Berhenti dulu nangisnya, baru obati lagi. Dengan kamu yang nangis kayak gini bukan di muka saya yang sakit, tapi di hati saya. Jangan bikin saya gagal untuk nepatin janji saya ke kakak kamu Sha," ujar Zehan sambil menghapus jejak air mata yang ada di pipi istrinya itu.

"Maaf, ini gara-gara aku. Gara-gara aku kakak jadi kayak gini," ucap Alesha dengan wajah tertunduk.

"Bukan salah kamu, ini salahnya si Charlie itu. Udahan kali nangisnya, hidung kamu kalo nangis merah kayak badut." Berkat ucapannya itu Zehan mendapat hadiah dari sang Istri berupa cubitan di lengannya.

"Astaghfirullah maaf kak," ujar Alesha panik.

"Becanda," kekehan yang keluar dari mulut Zehan membuat Alesha menekuk wajahnya kesal.

"Dengerin saya." Zehan menarik bahu Alesha agar menghadap ke arahnya. "Saya hanya boleh membuat kamu tersenyum. Saya akan membenci diri saya sendiri kalo sampe saya bikin kamu nangis, kayak sekarang ini. Saya nggak akan biarin ada yang nyakitin atau bahkan ngusik kamu. Saya nggak akan ridho punya saya diganggu," kata Zehan dengan tatapan yang sangat dalam tepat di manik Alesha, yang membuat tatapan Alesha terkunci di netra kelam Zehan.

"Kenapa?" pertanyaan itu keluar begitu saja dari lisan Alesha.

"Karena saya cinta sama kamu, karena kamu tanggung jawab saya. Kamu udah bikin saya jatuh cinta Sha," tegas Zehan yang sukses membuat wajah Alesha memerah.

"Kakak jangan ngeliatin aku kayak gitu," tutur Alesha lalu menutup wajahnya. Bagaimana tidak, Zehan menatapnya dengan sangat dalam.

"Ya kan saya lagi ngomong sama kamu, masa saya liat kearah lain," tutur Zehan lalu memeluk sang istri dengan gemas. "Kalo kamu gimana? Udah jatuh cinta sama saya?" pertanyaan Zehan membuat Alesha bungkam.

Gadis itu sendiri bingung dengan hatinya. Ia memang semakin nyaman dengan Zehan namun di hatinya masih ada nama Rayyan.

Melihat sang istri yang diam, membuat Zehan paham dan tersenyum kecut. Masih ada dia ya Sha di hati kamu.

"Astaghfirullah mata gue!!" teriakan heboh dari Fathur mengejutkan sepasang kekasih halal itu. Alesha spontan melepaskan diri dari pelukan Zehan.

"Ckckck.... kita bedua khawatir sama lo. Eh yang dikhawatirin malah ngebucin disini," sahut Bisma dengan wajah datarnya.

"Tau ni, ngebucin tu di rumah. Btw buku yang kita kasih udah di praktekin belom?" tanya Fathur sambil menaik turunkan alisnya yang membuat Zehan melebarkan matanya lalu melemparkan gulungan kain kasa ke wajah sahabatnya itu.

"Oh.... buku yang kak Bisma sama kak Fathur kasih itu? Emang buku apa sih kak? Kak Zehan nggak mau kasih tau," adu Alesha dengan polosnya.

"Belom lo praktekin Han?! Buset dah," ujar Fathur heboh. "Jadi Al, itu buku....." Belum sempat Fathur menyelesaikan kalimatnya ia sudah melihat tatapan Zehan yang siap membunuhnya saat itu juga. "Ee.... biar Zehan aja yang jelasin. Bro cabut yok, sebelum gue tinggal nama ntar," Fathur pun keluar dari ruangan itu menyeret bisma yang hanya geleng-geleng kepala.

Alesha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang