4. Papa Ren & Jie

1.4K 171 17
                                    

"Aku senang, papa Ren yang terbaik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku senang, papa Ren yang terbaik."

Pagi harinya, Renjun sudah bilang kan kalau akan meliburkan diri. Ia akan coba memposisikan diri sebagai orang tua Jisung, lebih tepatnya menjadi sosok ayah untuk Jisung. Mama Huang jadi sedikit terheran dengan putranya ini, Renjun seperti habis memenangkan lotre seharga jutaan won sebab pria itu sejak tadi tak henti-hentinya tersenyum.

Bahkan sebuah keajaiban kalau kini Renjun berdiri disamping sang ibu, membantu membuatkan sarapan.

Jisung belum keluar kamar, masih bersiap ke sekolah mungkin. Papa Huang? Jangan tanya kemana, karena sudah pasti beliau ada didekat gazebo menikmati udara pagi. Sesekali senam untuk membuat tubuh tetap sehat. Dan juga tak lupa memberi makanan ikan-ikan peliharaan nya di kolam ikan samping gazebo rumah.

"Renjun mama terlihat bahagia, kau baru saja mendapatkan sesuatu?" Tanya Mama Huang penasaran.

"Hmm, tidak juga. Bagaimana aku mengatakannya ya? Entahlah, mama lihat sendiri nanti ya." Hati Renjun terasa lega setelah ia mencurahkan isi nya semalam. Entah Jisung mendengar nya atau tidak, yang pasti Renjun merasakan tidak ada ganjalan lagi di hatinya.

"MOM, LIHAT SEPATU PANTOFEL KU TIDAK?! AKU ADA KELAS MENARI HARI INI."

Suara Jisung menggelegar ke seluruh penjuru rumah. Mama Huang yang mendengarnya langsung berkacak pinggang, sedangkan Renjun terkikik sendirian.

"Ah, kemarin katanya dia saja yang menyimpan sekarang tidak tahu dimana diletakkan." Saat sang ibu akan beranjak, Renjun segera menahan.

"Biar aku saja, ma. Mama lanjutkan saja membuat sarapannya,"

Alis mama Huang terangkat, "Memang kau tahu dimana tempat nya?"

"Tidak sih, tapi mama bisa beritahu tempat biasa Jisung menyimpan sepatunya." Renjun cengengesan, membuat mama Huang menghela nafas.

"Di lemari bagian bawah, biasanya mama letakkan disitu. Kalau tidak ada coba cari ruangan khusus sepatu. Kadang Jisung suka sekali mencampur sepatu-sepatu bepergian dengan sepatu khusus untuk nya menari."

"Baik, terima kasih mama."

Dikamar, Jisung terlihat panik karena tidak berhasil menemukan sepatu pantofel nya.

Bisa-bisa ia dihukum oleh pelatihnya kalau saja tidak membawa sepatu itu setiap ada latihan menari. Bahkan kamar itu sudah tak bisa dikatakan sebagai kamar lagi.

Son Or Brother?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang