02

65 12 3
                                    

Alberu termenung saat dirinya mengingat kejadian semalam. Saat itu dia baru saja kembali setelah pertemuan bisnis dengan kolega bisnisnya. Namun sekembalinya dia ke kamar hotelnya , tubuhnya mulai merasakan rut yang seharusnya belum datang secepat ini.

Pikirannya yang sudah tidak rasional tanpa pikir panjang meraih seorang pemuda yang entah sejak kapan ada di dalam kamar yang dia pesan. Dia memegang alat pembersih memandang ngeri akan kehadirannya.

Alberu hanya ingat mereka berakhir berhubungan , namun ingatan Alberu hanya terhenti sampai di mana pemuda itu dia kungkung di bawah feromonnya yang mendominasi.

"Jadi dia bukan seorang jalang. Sudahlah lagipula ini hanya hubungan satu malam apa yang akan terjadi hanya karena hal itu"

Alberu mengabaikan kejadian itu , meski nyatanya dia telah memandang pemuda itu dengan pandangan menjijikan setelah mengusirnya seperti seorang jalang. Entah karma macam apa yang akan dia hadapi di masa depan.

..

..

Rok Soo masih kesulitan menghadapi kehamilannya , kenangan buruk yang tidak pernah bisa dia lupakan dan kehidupannya yang harus dipikirkan lebih jauh setelah kehamilannya dengan ikhlas dia terima.

Tidak peduli apapun yang terjadi dalam prosesnya , anak yang dia kandung tidaklah bersalah. Janin yang kemungkinan berusia hampir dua bulan ini harus menerima kasih sayang apapun yang terjadi.

Rok Soo tidak bisa menggugurkannya bahkan jika anak ini akan membencinya di masa depan karena di lahirkan oleh orang tua tunggal yang seorang omega sepertinya.

Anak ini merupakan satu satunya keluarga yang akhirnya akan Rok Soo miliki setelah dua puluh tahun hidupnya yang sunyi.

"Papa akan bekerja keras untuk menghasilkan uang yang banyak. Kamu harus hidup penuh dengan kebahagiaan dan tumbuh menjadi kuat"

Dengan ini Rok Soo mulai mencoba yang terbaik untuk menata kembali masa depannya dan bertekad memiliki lebih banyak penghasilan untuk hidupnya yang tidak lagi sendiri.

..

..

..

25 tahun telah berlalu sejak kejadian itu terjadi , Rok Soo yang dewasa terlihat tampan meski usianya sudah 45 tahun. Kulitnya agak tan dan tubuhnya memiliki otot yang cukup membuat orang iri.

Papa omega yang kini sudah memiliki restoran besar dimana turis asing sering berkunjung untuk menikmati kuliner selama berlibur.

"Papa selamat pagi"

"Papa selamat pagi"

Rok Soo mendapatkan kecupan di kedua pipinya. Putra kembarnya sudah berusia 24 tahun dan tahun ini mereka sudah cukup mandiri namun masih enggan untuk mencari pasangan.

"Selamat pagi Gilbert , Eric"

"Kalian sangat tampan"

"Kami putra papa sudah pasti tampan"

Gilbert Kim dan Eric Kim . Mereka tumbuh dengan kasih sayang yang begitu besar dari Rok Soo. Demi menghidupi mereka , sang papa rela menahan semua cacian hingga akhirnya pergi ke Inggris untuk menghindari diskriminasi.

Dengan kesalahpahaman tentang identitas sebagai seorang beta , Rok Soo mencoba yang terbaik untuk merintis usaha dengan hasil tabungannya. Rok Soo mulai membuka usaha meski harus merawat anak kembar yang baru berusia 6 tahun.

Dan sekarang mereka sudah kembali ke korea untuk membuka cabang bisnis mereka. Untuk bisnis mereka di Inggris sudah ada Amiru yang mengurusnya bersama Rosalyn.

Alasan lain Rok Soo kembali ke korea ialah kesehatan Nenek Kim yang menurun tanpa ada yang merawatnya. Usianya sudah 90 tahun dan tanpa Nenek Kim hidup Rok Soo tidak akan berjalan selama 6 tahun kehidupannya bersama sang buah hati.

Saat itu Rok Soo mengalami kesulitan setelah melahirkan. Di rumah sewanya yang murah , dia berusaha menghemat tabungannya demi kebutuhan si kembar. Rok Soo harus menjual tanahnya saat harganya melonjak demi pembangunan.

Dengan uang penjualan tanah dan rumahnya , Rok Soo menyewa rumah yang cukup dekat dengan tempatnya membuka usaha jualan.

Dengan menjual menu makan siang yang untungnya ramai pembeli karena di buka di dekat proyek pembangunan.

Dan Rok Soo bertemu Nenek Kim karena dia merupakan tetangganya. Nenek Kim yang hidup sendiri di usianya yang sudah cukup berumur merasa terhibur akan kehadiran si kembar.

Rok Soo merasa bersalah hanya bisa berkunjung beberapa bulan sekali. Itulah kenapa dia memutuskan kembali dan menemani Nenek Kim yang kini sakit karena usianya.

..

..

..

"Nenek kami pulang.."

Eric berjalan masuk setelah perjalanan jauh yang mereka tempuh untuk pulang ke korea.

Rok Soo dan Gilbert hanya bisa geleng kepala melihat betapa manjanya sang Kakak pada Nenek Kim.

"Kakak kamu akan menyakiti Nenek jika memeluknya erat seperti itu"

Gilbert menarik Eric dan memeluk hangat sang nenek. Rok Soo yang melihat tingkah kedua putranya merasa pusing tanpa alasan.

"Ibu aku pulang"

"Selamat datang kembali Rok Soo dan cucu - cucuku yang tampan"

Rok Soo mengecup ringan pipi Nenek Kim yang sudah seperti ibu baginya. Namun dia lebih suka di panggil Nenek Kim oleh orang lain.

"Ayo makan dulu agar kalian bisa istirahat"

"Ibu kenapa harus repot memasak , istirahat saja yang cukup agar kamu tidak kelelahan"

"Papa benar Nenek , kamu tidak bisa kelelahan"

"Mulai besok Nenek hanya perlu bersantai bersama cucu nenek yang tampan"

"Kakak bisakah kamu kurangi narsisme dalam dirimu"

Mereka makan dengan suasana hangat , meski Eric merupakan Kakak tapi Gilbert memiliki sifat yang lebih tenang dan tidak banyak tingkah seperti Eric. Mungkin saja terlalu banyak bergaul dengan Hans dan Hilsman membuatnya menjadi terlalu cerewet.

"Gilbert kamu terlalu sering bergaul dengan Taylor dan Antonio jadi kepribadianmu terlalu diam , kamu tidak asik"

"Baiklah , tidak ada yang salah kalian hanya memiliki kepribadian yang cukup berbeda saja"

"Jadi habiskan makanan kalian dan bereskan cucian piringnya , papa akan menemani nenek kalian istirahat"

"Baik papa"

Rok Soo naik ke lantai dua bersama Nenek Kim , mereka akan tidur bersama dan mengobrol kecil sebelum tidur.

"Mereka tidak pernah berubah bahkan setelah dewasa , rasanya cucuku masih saja lucu seperti dulu"

"Ibu benar ..! mereka belum juga dewasa entah siapa yang akan betah bersama mereka  ?"

"Padahal sudah dewasa tapi masih saja lengket padaku seperti balita"

"Mereka hanya menyayangi mu begitu besar nak , lagipula tidakkah kamu ingin menikah"

"Tidak untuk saat ini bu , aku baik baik saja meski tidak menikah"

"Sangat keras kepala , ibu hanya berharap untuk kebahagiaan mu apapun pilihanmu"

"Putra - putramu hanya belum tenang meninggalkan mu sendiri itulah kenapa mereka semakin lengket padamu"

"Aku tau bu"

"Mereka bersikeras tinggal bersama ku bahkan saat mereka menikah nanti"

"Mereka hanya terlalu manis dan peduli padamu , jangan melarangnya lagipula siapa lagi yang akan melindungi mu jika bukan mereka"

"Baiklah aku kalah ibu"

"Haruskan kita pergi tidur dan berkebun besok pagi"

"Ibu menantikannya , ladang yang kamu tanami akan terbengkalai jika bukan kamu yang merawatnya"

..

..

..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BAJINGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang