Naruto menyesap kopinya dengan perasaan gugup dan gelisah, siang ini dia ada janji temu dengan orang penting, sangat penting malahan karena menyangkut masa depannya dengan gadis pujaan.
Ya, lepas beberapa hari lalu saat bertemu Ayah Hinata dengan pandangan dinginnya, hari ini Naruto akan bertemu dengan calon Ayah mertuanya itu, dengan keberanian dan percaya dirinya dia menghubungi Hiashi dan minta bertemu, untungnya pria paruh baya itu menyanggupi.
Disinilah Naruto saat ini, di salah satu kedai Kopi dekat kantor calon Ayah mertuanya. Dia sudah menunggu Hiashi sekitar setengah jam yang lalu karena tidak mau terlambat, mengingat dia yang minta bertemu dan faktor kesopanan juga.
Jujur jantungnya berdegup kencang dari tadi, tangannya juga terus berkeringat, rasanya gugup sekali, entah apa yang akan dia bicarakan dengan Hiashi nanti, rasanya semua hafalan dalam kepalanya hilang semua.
Padahal biasanya dia tidak seperti ini, mengingat dia dan Ayah Hinata itu sudah sering juga terlibat obrolan-obrolan normal.
Tapi kali ini rasanya berbeda, apa karena saat ini tujuannya adalah untuk meminta restu pria baya itu untuk menikahi putrinya ? entahlah, hanya tuhan yang tau perasaan Naruto.
*******
Naruto duduk di barisan kursi paling ujung ruangan itu, dia bisa melihat Hiashi melangkah masuk dan menuju ke arahnya, seketika Naruto langsung berdiri, menyambut tangan kanan pria baya untuk bersalaman dan mempersilahkan pria itu untuk duduk.
Saat ini mereka duduk berhadapan, jujur Naruto sangat gugup sedangkan Hiashi terliat biasa saja, seperti pria itu biasanya. "Ayah maaf sudah meminta bertemu di jam sibuk begini"
Naruto coba mencairkan suasana, Hiashi mengangguk paham "Jadi hal apa yang mau di bicarakan dengan Ayah Naruto ?"
Hiashi mendapatkan panggilan dari pria muda itu pagi ini dan meminta bertemu di jam makan siang, sebenarnya dia sudah tau maksud Naruto, tapi dia hanya ingin melihat seberapa serius dia dengan putrinya.
Naruto menarik napas dalam, menghilangkan sedikit gugupnya sebelum melanjutkan, "Ayah maaf sebelumnya, sebenarnya aku dan Hinata telah menjalin hubungan yah, maaf juga kalau selama ini Aku dan Hinata terkesan menyembuyikan ini dari Ayah, kami tidak bermaksud begitu, aku mohon tolong restui kami"
Naruto menundukan kepalanya untuk meminta maaf sekalian restu Hiashi, dan Hiashi menarik bibirnya sedikit, tersenyum geli dalam raut dinginnya.
Naruto makin merasa gugup karena Hiashi hanya diam tanpa membalas ucapan yang barusan dia lontarkan. Dengan memberanikan diri, Naruto menegakan kepalanya dan menatap ke arah Hiashi dan dia menemukan senyuman geli di wajah pria paruh baya itu.
"Santai Nar, Ayah sudah tau semua kok dari Neji dan Hinata juga, walaupun taunya baru-baru ini"
Naruto menghela napas lega
"Ayah sudah restui kalian" Lanjut pria itu, "Jadi gimana, kapan kamu mau menikahi Hinata? Kamu serius kan dengan anak gadis Ayah ?" Lanjut Hiashi, dan seperti dugaan Naruto, sudah pasti Ayah gadisnya itu akan langsung ke intinya, apalagi kalau bukan menikah.
Naruto menggaruk kepalanya canggung "Itu juga yang mau aku bicarain dengan Ayah" Naruto menjeda ucapannya, "Naru sangat ingin menikahi Hinata segera yah, tapi masalahnya, apa Hinata mau di ajak Nikah dalam waktu dekat ini".
Tak ayal lagi ucapan Naruto barusan membawa angin kebahagian untuk pria baya itu, hal ini yang sedari awal dia inginkan, ya tinggal selangkah lagi, putrinya akan segera menikah.
"Kamu tenang aja Nar, ayah akan paksa dia kalau pun dia tidak mau menikah segera, toh kalian juga sudah jadi pasangan sekarang, jadi gampang lah. Kapan orang tuamu bakal kerumah ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERAKSI
RomanceKata orang cinta itu bagai kentut, Jangan ditahan nanti bisa jadi sakit perut. Itu yang saat ini di alami Naruto, dia suka Hinata tapi ragu untuk memulai. ******** "Belum ada jodohnya Ayah" , sebenarnya H...