᯽BAGIAN 4᯽

577 86 80
                                    

__Happy Reading__

DUARR!

Ledakan tiba-tiba yang mengguncang tanah mengakibatkan sebuah kereta kuda yang baru akan melintasi jalan kecil dekat lereng gunung tersebut langsung berbelok terjun bebas ke jurang.

"Fuwaaahh! Seni memang sebuah LEDAKAN! HAHAHAA!"

Seorang pria berambut pirang panjang tertawa bangga dari balik awan putih dengan menaiki sebuah burung yang ia ciptakan dari tanah liat, Deidara menyaksikan sendiri bagaimana kereta yang membawa target pencurian mereka kini berguling-guling sebelum jatuh ke pinggir sungai.

"Kau lihat itu Hiu?! Dengan begini akan lebih mudah bagi kita mengambil hartanya!" Deidara berteriak dari atas burung ciptaannya seraya terbang mendekat pada sosok pria yang ia panggil hiu itu.

Kisame hanya memutar bola matanya dan memilih tidak menanggapi ocehan Deidara yang terdengar kekanakan. Pria berwajah mirip hiu itu langsung bergegas memunguti barang-barang berharga yang berceceran di bawah kakinya dengan cepat. Hanya satu hal yang sekarang sedang Kisame pikirkan.

Dia ingin pergi ngopi setelah menyelesaikan misinya kali ini! Sungguh nikmat mana lagi yang perlu Kisame dustakan. Menikmati kopi di pinggiran kolam sambil melihat langit malam bertabur bintang dan di temani cahaya bulan. Benar-benar tentram sekali hidupnya...

Tapi kalau di pikir-pikir, Kisame justru terlihat seperti orang tua yang tengah menunggu detik-detik terakhir hidup mereka sebelum di panggil sang maha kuasa.

Deidara melompat turun ke samping Kisame untuk membantunya mengambil harta yang di perlukan Akatsuki memenuhi kebutuhan mereka setidaknya dua minggu ke depan. Pria maniak bom itu melempar barang-barang tersebut ke dalam tas besar yang dia ikat di masing-masing sisi burung ciptaannya.

"Kakuzu pasti senang melihat kita membawa uang sebanyak ini, Kisame." Deidara bersiap menunggangi burung ciptaannya lagi dengan Kisame yang sudah duduk manis di belakangnya.

"Hm. Cepatlah, Dei." pinta Kisame dengan hati yang lega bukan main karena setelah ini dirinya bisa mewujudkan angan-angannya menikmati kopi seperti orang yang akan mati besok.

Berbeda dengan Deidara yang super girang karena berhasil membawa pulang puluhan koin dan harta berharga lainnya milik seorang pria tua yang sudah mati mengenaskan tidak jauh dari tempat mereka.

Si mata duitan Kakuzu pasti tidak akan mengomelinya lagi! Ya pasti. Hahahaa!

"Akhirnya aku bisa makan daging!"

Bersamaan dengan suara milik Deidara yang menggema, mereka berdua melesat meninggalkan tempat kejadian dengan membawa hasil curian ke markas Akatsuki.

Sementara keadaan di dalam markas terasa senyap. Hanya deru napas halus seorang gadis yang terlihat lelap dalam pingsannya. Sudah dua jam berlalu dan sosok perempuan Konoha itu tak juga kunjung membuka mata. Membuat para lelaki bujangan di sana terheran-heran.

"Hei, Sasori! Apa yang kau lakukan pada gadis ini? Kau tidak memukulnya kan?" Zetsu memandang curiga pria berwajah baby face tersebut.

Tipe-tipe seperti Sasori ini memang patut di waspadai, selain kriminal tampangnya itu loh yang diam-diam menghanyutkan... Dari luar memang terlihat dingin tak tersentuh, namun bukan tidak mungkin pria penyuka boneka itu melakukan hal-hal aneh yang di sebut tindakan amoral.

𝐒 𝐇 𝐎 𝐎 𝐓 ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang