Not In Good Mood.
Bel menunjukan waktu istirahat sudah tiba. Dengan langkah terburu-buru ia menghampiri kelas Dansol yang ia sudah tahu, bahwa tidak akan ada Dansol disana.
Namun fokusnya teralihkan kepada guru yang mengambil tas Dansol dan anak lainnya.
Dengan cepat Gyuvin menghentikan pergerakan guru tersebut. “Bu, ibu ngapain?” tanya Gyuvin pada guru tersebut.
Guru tersebut hanya menatapnya tak suka, dan mendorong Gyuvin hingga Gyuvin hampir kehilangan keseimbangan. “Bukan urusan kamu.” jawab guru itu yang membuat Gyuvin kesal.
“Bu, tas Dansol mau ibu bawa kemana?” Tanya Gyuvin lagi yang kini sudah menarik kasar tas Dansol.
Guru tersebut tak terima, sontak memukul lengan Gyuvin menggunakan penggaris besi. “Dia ini harus dipermalukan!” ujar sang guru yang makin membuat Gyuvin heran.
“Dia sudah mengajak anak saya bolos dan dia malah memukul anak saya dengan teman-temannya.”
Sepersekian detik kemudian, Zoa muncul dari ambang pintu dan menampilkan wajah kusut dan lecet miliknya.
“Tuh kamu lihat sendiri anak saya!”
Oh.. Jadi guru ini ibu Zoa? Begitu pikir Hanbin.
“Maaf bu, tapi pacar saya gak bakal mulai kalo anak ibu sendiri yang mulai.” Bela Gyuvin mati-matian. “Anak ibu aja kali yang playing victim.” jujur Gyuvin terang-terangan.
Hal tersebut memicu amarah Zoa, dan sontak menampar Gyuvin yang membuat dirinya terkekeh pelan. “Liat kan bu? Saya gak ada main tangan lho.”
Guru itu skak. Dan dengan tanpa rasa bersalah guru itu menarik anaknya keluar dan meninggalkan tas milik Dansol dan teman-temannya yang lain yang sudah diobrak-abrik.
Gyuvin membereskan tas milik Dansol, lalu mengembalikkan tas tersebut ke tempatnya.
Orang-orang yang sedari melihat kejadian itu sontak tersentuh akan perlakuan Gyuvin. Banyak yang iri dengan Dansol.
“Gila, Dansol beruntung banget!” Bisik para murid disana yang samar didengar oleh Gyuvin.
Gyuvin tidak menghiraukan hal tersebut, Gyuvin akhirnya pergi keluar kelas dan menunggu Dansol di gerbang, namun yang ia tunggu tak kunjung terlihat.
──────────────────────────
Sementara disebrang sana, Dansol tampak kelelahan karna berjalan terlalu jauh.
Sungguh, dada Dansol kini terasa sesak, namun ia masih dapat berdiri dan berjalan hingga akhirnya ia terduduk lemas dikursi taman.
“Mau gua gendong, ga?” Tawar Junghwan yang mendapat gelengan dari Dansol. “Yaudah kita istirahat dulu bentar.”
Garam memberi satu kresek berisi makanan kearah Dansol, lalu dengan senang hati diterima oleh Dansol. “Makasih.” ujarnya disertai senyuman manis Dansol.
“Lu yakin masih kuat? Nanti pi—” Belum selesai menyelesaikan ucapannya, Garam terlebih dulu memukul mulut Junseo yang membuat sang empu kesakitan. “Garam asin!” kesal Junseo.
Hal tersebut mengundang tawa pelan dari Dansol. “Perut gua sakit ketawa, diem.” suruh Dansol.
“Ayo jalan lagi.” Ajak Dansol yang membuat Garam menggeleng.
“5 menit lagi aja, nanti kita lanjutin sampe sekolah.”
──────────────────────────
to be continued
──────────────────────────HEH!!! jangan jadi siders ya... jadilah pembaca yang bijak. lagipula bintang gak buat lo pada rugi, kan? gak bayar kok.
nih kata-kata buat siders...
masukin ke daftar fav elit, tapi ngasih vote sama bintang sulit.. chuaaksss
KAMU SEDANG MEMBACA
24 STEP [KIM GYUVIN]
Short Story"Vin.." Panggil kekasih yang lebih muda itu. "Gua lebih tua!" Tegur Gyuvin yang membuat Dansol- kekasihnya mencibir sebal. "Bibirnya nanti gua suruh Bori gigit." ancam Gyuvin membawa-bawa anjingnya, Bori. "Sebenernya kita ini apa si?" Tanya Dansol p...