Prolog

2.3K 209 17
                                    


Guys, aku minta maaf sebelumnya. Entah wattpad aku yang error atau gimana tapi MBP sama THS#2 tuh gak bisa ke upload. Dia balik unpublish terus🥹

Ribet banget harus drop cerita baru lagi. Yang ini ringan2 aja ya kaya kemarin. Karena mature jadi sisa partnya hanya akan dijual via pdf. Atau ada yang mau nambahin konflik? Drop di kolom komentar aja ya..




" Kenapa tidak pulang ke kampung halaman? Ibumu juga sendiri kan disana? Kamu bilang orang tua punya usaha? " Ayahnya sudah tiada, di Kyoto sana Kakaknya yang bernama Sasori membantu ibunya mengelola perusahaannya.

Awal mula Sakura ke Tokyo adalah karena suaminya yang berkebangsaan Inggris. Pria itu merupakan seorang Manager di perusahaan telekomunikasi ternama di ibukota. Xander William namanya.

Sayangnya pria itu berselingkuh dengan rekan kerjanya yang berkebangsaan sama. Kalau tidak salah ingat namanya Aeri Kahf. Sakura memutuskan mundur begitu tahu berita perselingkuhannya tersebar luas.

Teman kuliahnya adalah salah satu karyawan disana. Hingga akhirnya Sakura memilih mengalah, mengalah demi kebaikan baginya tidak masalah.

Sakura menatap wanita paruh baya pemilik kedai kecil yang bernama Liliana. Pandangan lembut diberikan olehnya mengetahui raut wajahnya yang sedikit sedih.

Liliana tahu kalau Sakura berani mampir jam segini karena belum ada karyawan proyek pembangunan apartemen tiga puluh lantai yang istirahat. Masih ada setengah jam, wanita itu juga tahu kalau Sakura tengah bergegas.

" Mau dikata apa sama tetangga. Sudah bercerai, belum punya anak, suami selingkuh. Pasti jadi omongan tetangga " Sakura memberikan uangnya setelah pemilik kedai kecil bernama Liliana itu selesai menghitung.

Hanya seratus ribu untuk satu malam bagi Sakura tidak masalah. Lagipula kalau dirinya memasak tidak pernah habis karena hanya dirinya dirumah. Maklum saja, ia biasa pergi ke restoran cepat saji sewaktu menikah.

Dan setelah bercerai ia harus mengirit karena dirinya belum punya pekerjaan tetap. Liliana mengelus pundaknya saat memberi kembalian. Sakura masih sangat muda , cantik dan kencang. Sayang sekali wanita itu menolak beberapa pria yang mendekat.

" Sabar ya Nak. Semua pasti ada hikmahnya, kamu masih muda. Cantik, mulus dan masih kencang. Walaupun sudah janda juga pasti banyak yang naksir " Senyuman Sakura sangat manis. Matanya akan membentuk bulan sabit ketika senyumannya mengembang.

" Bibi bisa saja, Sakura sama sekali tidak cantik kok " Sahutnya merendah. Baginya, asalkan bisa mencukupi hidupnya Sakura sudah sangat bahagia. Kalau orang-orang menganggapnya begitu berarti suatu anugrah untuknya.

" Tidak perlu merendah seperti itu. Orang-orang disini juga tahu kamu cantik dan seksi. Maria saja sampai iri dengan kamu "

Seorang pria berperawakan tinggi, kemeja dengan lengan digulung hingga menampilkan otot-ototnya masuk kedalam kedai kecil milik Liliana yang terkenal.

Dia memakai helm safety berwarna hijau sembari mengambil cemilan yang ada diatas etalase. Sakura melirik pria yang tiba-tiba saja duduk disampingnya.

Dari perawakan serta wibawanya pasti bukan orang sembarangan. Apalagi melihat wajah tampannya yang terlihat sangat asing baginya.

" Seperti biasa ya Bi " Ucapnya, suaranya begitu manly. Sakura bahkan hanya terdiam menatap Ibu Liliana yang tersenyum simpul saat melayaninya.

" Oh Tuan Muda Sasuke, tumben sekali sampai turun langsung untuk memantau " Ada sebuah senyuman kecil yang terbit. Ternyata pria ini yang bernama Sasuke. Satu lingkungan membicarakan pria tampan yang saat ini duduk bersamanya.

" Iya, sekertarisku tidak masuk hari ini " Liliana memberikan secangkir kopi pesanannya. Pria itu pasti sudah menjadi langganan.

Ia berdiri dari posisi duduknya. Sudah hanpir pukul dua belas siang, kalau tidak bergegas pasti akan bersimpangan dengan para kuli proyek pembangunan yang genitnya luar biasa.

" Bibi, terima kasih untuk makanannya. Sakura pulang untuk beres-beres rumah " Liliana dan pria bernama Sasuke itupun menoleh begitu Sakura berpamitan. Pemilik kedai kecil itu akan senang sekali kalau Sakura mau tinggal dan berkenalan lebih lanjut dengannya.

" Hati -hati cantik "



Sasuke menyesap kopinya sampai habis sebagai pelepas dahaga. Shikamaru tidak masuk karena ada keperluan pribadi yang begitu mendesak.

Pandangannya masih menatap Sakura yang berjalan sedikit terburu-buru. Baru kali ini jantungnya berdegup kencang sekali melihat seorang wanita. Sasuke harap wanita itu tidak mendengar debarannya yang cukup keras.

Ia tertarik, sungguh.

Matanya bulat besar, rambutnya panjang, wajahnya sangat cantik. Dan nilai plus yang dimilikinya adalah payudara juga bokongnya yang kencang. Pasti bukan wanita sembarangan, pikirnya.

" Cantik ya , Namanya Sakura " Sasuke menoleh pada pemilik kedai. Ia baru sadar kalau dirinya terlalu terpesona dengan wanita yang baru pertama kali ditemuinya.

" Masih gadis? " Sasuke sangat penasaran hingga tidak mau melewatkan satu kesempatan pun.

" Baru cerai tiga bulan , suaminya selingkuh "

" Serius? Cantik saja masih diselingkuhi, kasihan " Wajahnya terlihat sangat kaget. Wajar saja, Sakura itu masih terlihat seperti anak muda. Tidak menunjukkan kalau dirinya adalah seorang janda.

Sasuke masih ingin bertanya lebih jauh. Tapi ada seorang wanita setengah baya yang masuk untuk membeli. Pria itu masih bersabar menunggu kelanjutan cerita hidup wanita bernama Sakura Haruno itu.

" Sakura masih dua puluh tujuh. Cantik, mulus, kencang sudah begitu baik dan sopan. Sakura lagi jadi idola di lingkungan kita " Dua puluh tujuh tahun? Apakah Sakura mau dengan dirinya yang hampir memasuki kepala empat?

Liliana tahu ada ketertarikan dimata Sasuke. Mungkin pria itu ragu karena sudah memiliki kesenjangan usia yang lumayan jauh.

" Tuan Muda tertarik? " Liliana bertanya penuh selidik. Sasuke mendongak, dari pandangannya saja pria itu tidak menampik kalau dirinya menyukai wanita yang baru pertama kali ditemuinya itu.

" Tentu saja, masih muda dan cantik. Mama sama Papa sudah menyuruh saya menikah karena tahun ini masuk usia empat puluh "

" Rumahnya dari sini belok kiri, ada pagar berwarna pink sama tanaman lidah buaya yang digantung " Sepertinya Liliana sangat setuju kalau Sasuke mendekatinya. Kalau sudah begini kepalang tanggung sih. Tidak ada salahnya kalau belum mencoba.

" Terima kasih banyak. Oh iya jadi berapa? " Tanya begitu melihat jam sudah menunjukkan pukul dua belas tepat.

" Dua puluh ribu. Jangan lama-lama, nanti keburu Sakura diambil orang " Sasuke mengambil uang kertas berwarna merah. Pria itu berdiri dan menyahuti ucapan Liliana.

" Jodoh siapa yang tahu Bi "

" Kembalinya Tuan, jangan pergi "

" Anggap saja sebagai rasa terima kasihku karena sudah menyampaikan informasi tentang Sakura " Liliana tersenyum. Ia harap mereka berjodoh, karena sudah lama sekali ia menantikan pertemuan mereka berdua.





Next or..?
Jangan lupa vommentnya😊

My Husband #1 (Season 1) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang