CHAPTER 11

74 10 2
                                    

Terik matahari semakin naik dipermukan, terlihat hari itu sedang tidak diguyur oleh hujan seperti hari-hari sebelumnya. Pohon-pohon pun terlihat memari-nari dengan hembusan angin yang bertiup disekitarnya. Di ikuti dengan burung-burung yang mulai keluar dari tempat persembunyiannya, hanya untuk sekedar mencari mangsanya di pagi yang sesaat lagi akan berubah menjadi siang.

Sebuah mobil Jeep berwarna putih mulai memasuki daerah pedesaan, tepatnya di daerah Pangalegan Bandung Jawa Barat. Setelah beberapa jam mobil itu menempuh perjalanannya, akhirnya mobil tersebut bersama seseorang yang berada didalamnya telah tiba di daerah yang dituju. Hingga kemudian mobil itu mulai berhenti tepat di depan tempat yang selama ini telah dicarinya.

Mobil itu milik Hamizan. Pagi itu Hamizan telah tiba di depan tempat yang beberapa hari telah hadir di dalam mimpinya. Ia mulai keluar dari mobil tersebut dan berdiri tepat di depan gerbang tempat tersebut.

"Panti Asuhan Wisma Lady Ter Hooyen" Hamizan membaca tulisan yang terpampang di dekat gerbang itu. Nama yang menjadi tempat yang ia tuju. Sesaat ia melihat-lihat pekarangan halaman dari panti asuhan, sebelum ia memanggil pata penghuni panti asuhan tersebut.

Sebelum Hamizan hendak mengucapkan salam untuk memanggil penghuni panti asuhan itu. Terlihat seseorang pria yang sudah berusia diatasnya berjalan menghampirinya. Hamizan mengira pria itu sudah berusia sekitar lima puluh tahunan atau lebih. Dengan perawakan yang sudah mulai keriput dan rambut yang sudah sepenuhnya berwarna putih.

"Punten pak, aya anu tiasa abdi tulung? (Permisi pak, ada yang bisa saya bantu)" ucap pria tua di depan Hamizan.

"Kiyeu pak, abdi hoyong ketemu sareng pengurus panti asuhan naa (Begini pak, saya ingin bertemu dengan pengurus panti asuhan ini)" balas Hamizan dengan sopan.

"Sakedap pak, abdi buka keun heula gerbang na, mobilna di asupkeun heula (Sebentar pak, saya bukakan dulu gerbangnya, mobilnya di masukan saja)" balas pria tua didepannya.

"Hatur nuhun pak (Terima kasih pak)" balas Hamizan lagi

"Sami-sami pak (sama-sama pak)" ucap pria tua itu lalu bergegas menarik, membukakan gerbang.

Hamizan pun berjalan kembali kedalam mobilnya, dan menjalankan mobilnya masuk kedalam panti asuhan tersebut. Setelah gerbang didepannya sudah terbuka lebar. Tidak lupa Hamizan mengucapkan terima kasih lagi kepada pria tua yang telah membukakan gerbang itu sebelum mobilnya benar-benar memasuki area panti asuhan tersebut. Hamizan memang masih bisa menggunakan bahasa sundanya namun ia sudah sedikit terkagok jika mengucapkannya kembali.

Mobilnya kembali berhenti setelah memasuki dan melewati halaman, tepat di depan pintu masuk panti asuhan. Terlihat sudah berada seseorang wanita yang dilihat Hamizan berdiri didepan pintu tersebut. Ia pun segera mematikan mesin mobilnya dan turun untuk menghampiri wanita tersebut.

"Pak Hamizan" ucap wanita tersebut lebih dahulu yang belum Hamizan tahu siapa namanya.

"Iya mbak. Saya Hamizan yang kemarin mendaftarkan sebagai guru pengganti disini" balas Hamizan sambil menjulurkan tangan kanannya untuk memperkenalkan diri.

Kedatangannya pun sudah ia rencanakan ke panti asuhan tersebut. Secara kebetulan ia melihat di salah satu kabar berita, bahawa panti asuhan tersebut sedang mencari guru pengganti untuk mengajar anak-anak panti asuhan selama tiga bulan. Dikarenakan guru sebelumnya sedang berlibur untuk proses melahirkan. Hamizan datang pun untuk mendaftarkan posisi kosong tersebut, terlebih posisi yang kosong itu pun sama dengan latar belakang pendidikannya. Dan bukan hanya itu alasan ia mendaftarkan dirinya menjadi guru pengganti. Namun agar ia bisa lebih mudah mencari tahu maksud dari mimpi-mimpi yang sudah ia alami.

THE LOST (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang