Novel romansa

51 7 4
                                    


°°°*°°°

Aku baru aja keluar dari kelas XII AK 3 (Dua belas Akuntansi 3). Buset dah itu kelas mana murid-muridnya pada rame ples bandel banget lagi. Agak heran kelas yang katanya keturunan Albert Einstein itu punya manusia yang modelan begitu.

Aku menghela napas panjang.

Aku bekerja disekolah menengah kejuruan dan dapat bagian mengajar dikelas sepuluh dan dua belas. Pelajaran Bahasa Indonesia.

Kata siapa ngajar orang dewasa itu gampang? Sini tak tabok dulu yang bilang begitu!

Ngajar anak kecil kayak anak SD itu memang butuh kesabaran. Wajar, toh akal pikiran mereka yang masih bocil pada gak paham banyak hal. Sedangkan taraf pada tingkatan anak sekolah menengah, itu kasusnya lebih sulit lagi.

Kesabaran terus diuji. Umur remaja labil itu kalo gak benar-benar dibina sebaik mungkin, mereka akan terjerumus ke hal buruk.

Dari dulu aku gak yakin bisa jadi guru. Udahlah, nasi udah jadi bubur. Alhamdulillah dapat pengalaman mengajar selama lima tahun. Dan ini on the way tahun ke enam ku menjadi seorang guru.

Sebenarnya, baru tiga tahun ngajar disekolah ini, dua tahun nya lagi sempat ngajar di SMK yang gak jauh dari rumah orang tuaku. Dan kebetulan tempat ku mengajar saat ini, lumayan dekat dengan rumah Kak Lino. Tempat tinggal baruku setelah menikah dengan dia. Jadi aku gak perlu bolak balik, pulang pergi dari rumah orang tuaku saat mengajar disekolah tempatku bekerja sekarang.

Aku berjalan mengarah ke ruang guru. Ada jeda dua jam istirahat sebelum ke kelas berikutnya yaitu kelas X MM 1 (Sepuluh MultiMedia 1). Untunglah anak-anak baru ini masih bisa diajar.

Dikelas itu nanti waktu mengajarku dua jam. Jadi, ku putuskan untuk pergi ke rumah sakit seperti kebiasaanku sebelum menikah.

Tenang, aku sehat wal'afiat. Aku ke sana cuma mau ketemu teman.

°°°*°°°

Tiba dilobi rumah sakit. Aku disapa dengan sangat ramah. Orang-orang di sini bahkan udah hapal banget karena aku sering main ke sini jengukin Han.

Lalu, seorang perawat datang menghampiriku. Dia berujar. "Nyari Kak Han, ya Mbak? Dia lagi diruangan bersalin. Tunggu bentar. Sebentar lagi dia keluar." kata Regina.

Orang-orang di sini memanggil Han dengan sebutan Kakak alih-alih Bapak. Kata dia, dia belum nikah, mana masih muda jadi panggilan Bapak itu gak cocok buat dia. Dan Han adalah Dokter spesialis kandungan di sini.

Aku menunggu di kursi tunggu gak jauh dari ruang bersalin yang dimaksud perawat Regina tadi. Sembari menunggu aku memainkan hapeku biar gak bosan. Disebelahku ada anak muda yang pakai baju pasien.

Cewek, dia cantik. Karena lagi sakit, mukanya pucet banget. Jangan berpikir jika dia adalah hantu dan sejenisnya. Dia masih napak dilantai kok. Jadi dia manusia real.

Anak muda itu lagi baca buku. Ralat, lebih tepatnya buku novel. Ku tebak pasti itu genre nya romansa. Tanpa melihat judul, dari sampul aja warna pink. Udah ketebak kan.

Lalu, lorong tempat menunggu ini jadi rame. Banyak orang berkerumun mendekati area tempat baru datang. Kayaknya ada pasien baru, baru dibawa ke rumah sakit.

Awalnya aku acuh tak acuh. Cuma keramaian itu semakin padat. Aku jadi ikutan penasaran, hingga anak muda yang lagi asik baca novel disebelahku udah berjalan ke sana.

Aku kepalang penasaran. Kemudian aku menyusul dan berdiri paling belakang. Bisik-bisik penuh puja untuk seorang laki-laki yang aku dengar.

Mereka bilang kayak gini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Menikah | Lee Know - Stray KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang