Duka dan Bahagia

67 6 0
                                    

Naura duduk di sofa, sambil menikmati aroma teh yang harum. Dia memandang keluarganya dengan senyum di wajahnya,

Slurrp .. ahh

"Ngeteh pas ujan itu memang paling best, ya gak Mak?."

Mariati, mamanya Naura membalas senyum Naura,

"Iya, sayang. momen nya bagus banget."

Suryadi, ayahnya Naura mengangguk setuju,

"Betul, Naura. Kita harus lebih sering kayak gini."

GRRR.....BOOOMM!!!!!

Tiba-tiba, petir menyambar dan suara guntur menggelegar, membuat Naura sedikit terkejut. Stefi memeluk adiknya,

"Jangan takut, dek. Petir doang."

Naura tersenyum, merasa aman dalam pelukan kakaknya.

"Makasih, Kak. Naura tenang rasanya."

Mama tersenyum, "Gitu dong Naura, jangan takut lagi ya. Kita ada disini kok."

Naura merasa hangat di hatinya, "Makasih, Mama. Naura seneng jadinya."

Mereka semua kembali menyeruput teh mereka dan melanjutkan obrolan ringan, menikmati suasana hujan yang semakin meriah di luar.

Naura merasa adem ayem menyeruak di dalam hatinya ketika menikmati suasana hujan. Namun, tiba-tiba saja tanah di bawah rumahnya terasa bergetar. Naura merasa takut dan seketika kakak serta orang tuanya memeluknya erat-erat untuk menenangkan dirinya.

Suryadi, ayah Naura, mendekati jendela dan melihat keluar. "Ada apa sih ini?" ucapnya heran.

Mariati, Mama Naura, menarik Naura dan Stefi ke dalam pelukannya. "Kita harus cari tempat aman!!!."

Naura merasakan getaran bumi semakin kuat, dan ia mengerti bahwa ini adalah tanda-tanda gempa bumi. "Gempa Mak!" teriaknya ketakutan.

Mama mengangguk seraya mencoba tenang. "Iya, tenang dulu sambil kita nyari tempat aman."

Suryadi segera memanggil keluarga untuk segera keluar rumah, "Cepet keluar, cari tempat aman!."

Naura berhasil keluar rumah dan segera berlari menuju ke tempat yang lebih terbuka. Namun, ia melihat keluarga nya di belakangnya yang tiba-tiba tertimpa bangunan yang runtuh akibat gempa bumi tersebut.

Naura menjerit melihat kejadian tersebut. "MAMA, AYAH, KAKAK!!!!" teriaknya ketakutan.

Naura berusaha untuk kembali ke arah keluarganya yang tertimpa bangunan. Namun, getaran gempa bumi semakin kuat dan bangunan sekitarnya mulai runtuh, membuat Naura kesulitan untuk mendekat ke arah keluarganya.

"MAMA!!! AYAHH!!! KAKAK!!!! DIMANA KALIAN??!!!" teriak Naura sembari menangis.

Namun, tak ada suara balasan dari keluarganya. Naura merasa sangat takut dan cemas. Ia tak tahu apa yang terjadi pada keluarganya di dalam reruntuhan bangunan.

Naura mencoba berlari ke arah bangunan itu, namun getaran gempa bumi membuatnya terjatuh. Ia merasa hampir putus asa, namun ia tak ingin menyerah begitu saja. Ia bangkit dan kembali berlari ke arah keluarganya.

Naura berhasil mencapai tempat di mana keluarganya tertimpa bangunan, namun gempa bumi masih terjadi dan membuat situasi semakin berbahaya.

Warga di sekitarnya berlarian kesana-kemari untuk menyelamatkan diri, sementara Naura terus berusaha untuk menyelamatkan keluarganya yang terjebak di reruntuhan bangunan.

Suara gemuruh dan getaran gempa semakin kuat, membuat Naura ketakutan. Ia memutuskan untuk berlari menjauh, namun kaki Naura tersandung sesuatu dan ia pun jatuh. Tanpa diduga, saat Naura jatuh, ia ikut tertimpa reruntuhan bangunan dan membuatnya tidak bisa bergerak.

Rise Above: From Disaster to IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang