Naura tiba di sekolah dengan seragam baru dan tas punggung di bahunya. Dia merasa gugup, namun juga bersemangat untuk memulai hari pertamanya di sekolah barunya.
Ketika Naura masuk ke ruang kelas, para siswa laki-laki langsung terpesona melihat kecantikan Naura. Mereka terdiam sejenak, kemudian saling berbisik-bisik. Beberapa di antara mereka bahkan berani menghampiri Naura.
"Anata wa totemo utsukushii desu ne! O-namae wa nan desu ka?
(Kamu cantik banget, siapa namamu?)" tanya salah satu siswa laki-laki dengan bahasa Jepang.Naura hanya tersenyum kecil dan menjawab dalam bahasa Inggris. "I can't speak Japanese. but I think I know what you say.. I'm Naura, you can call me just Naura or Na-chan. Nice to meet you.
(Aku gak bisa bahasa Jepang tapi kayaknya aku tau kau ngomong apa. Aku Naura panggil aja Naura atau Na-chan, senang bertemu dengan mu)."Siswa laki-laki tersebut hanya terdiam dan menggaruk kepala karena kesulitan memahami Bahasa Inggris.
"Ah, Sorry. You speak English, I don't understand but I know a little. I'm Takashi. Where are you come from?
(Ah maaf, kamu ngomong bahasa Inggris tapi aku gak bisa, aku paham dikit. Aku Takashi. Kamu dari mana?)" tanya Takashi dengan malu-malu."I come from Indonesia," jawab Naura.
"Oh, Indonesia! So far from here. Nice to meet you, Na-chan," kata Takashi sambil tersenyum.
Naura hanya mengangguk, kemudian duduk di bangku yang sudah disediakan. Dia merasa kesulitan berbicara dengan teman-teman barunya karena perbedaan bahasa. Namun, dia tetap berusaha untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Walaupun begitu, Naura juga merasa sedikit terganggu dengan perhatian yang diberikan oleh para siswa laki-laki. Dia merasa tidak nyaman dengan tatapan mereka yang terus mengikuti setiap gerakannya. Namun, dia mencoba untuk mengabaikannya dan fokus pada pelajaran yang diajarkan oleh guru.
Guru juga menggunakan bahasa Jepang, namun dia sadar bahwa ada anak baru yang tak mengerti bahasa Jepang, jadi Guru mencampur bahasanya dengan Bahasa Inggris saat mengajar yang membuat Naura sedikit terbantu.
Setelah sekolah selesai, Naura pulang ke rumah keluarga Matsuda dengan perasaan lelah namun senang karena berhasil menyelesaikan hari pertamanya di sekolah. Dia berharap untuk semakin mengenal teman-teman barunya dan lebih bisa berbicara dengan lancar dalam bahasa Jepang.
______
Naura duduk di ruang keluarga sambil menceritakan pengalamannya di sekolah pada keluarga angkatnya. "Hari pertama sekolah disini rasanya beda banget dari yang Naura bayangkan," ujarnya dengan wajah sedih.
"Ada apa Na-chan?" tanya Harumi Matsuda, ibu angkatnya dengan penuh simpati.
"Naura susah ngomong sama temen, mereka semua pake Bahasa Jepang. Naura gak ngerti," jawab Naura sambil menundukkan kepalanya.
"Guru mu gimana, dia ngajar nya pake bahasa Jepang atau dia ngerti sama keadaan kamu?" tanya Akeno Matsuda, ayah angkatnya.
"Guru paham, dia nyampur bahasa Jepang dan Inggris. Tapi tetep aja Naura gak ngerti walau agak kebantu dikit," jawab Naura dengan nada sedih.
"Tenang, Naura-chan. Kamu pasti bisa atasi semuanya. Kita semua bakal bantu," kata Takumi Matsuda, abang angkatnya dengan senyum menghibur.
Naura tersenyum lembut, merasa lega dan bahagia karena mendapat dukungan dari keluarga barunya. "Makasih!. Aku beruntung jadi bagian keluarga ini," ujarnya sambil memeluk mereka.
______
Setelah itu Takumi memutuskan untuk mengajari adik angkatnya itu bahasa Jepang untuk percakapan sehari-hari. Naura merasa antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rise Above: From Disaster to Idol
Fanfiction[Kisah fiksi tentang seorang member AKB48 asal Indonesia] Naura, seorang gadis berusia 14 tahun, telah kehilangan segalanya saat bencana alam menghancurkan rumahnya dan membawa pergi seluruh keluarganya. Tidak ada lagi yang bisa dia harapkan di Indo...