3. Menjauh

65 5 0
                                    

Aurel pov

"Kan lo yang ngajakin ren. Lagian biasanya kalo cowo jalan sama cewe kan cowonya yang traktir" ucapku.

"Itu berlaku buat orang pacaran rel, kita kan ga pacaran jadi gue ga harus traktir lo"

Jleb.

Iya lo bener ren kita ga pacaran jadi buat apa gue ada disini.

"Ayo rel kita makan disitu aja" ucapnya lagi sambil menunjuk salah satu restaurant fast food.

"Kita pulang aja yuk ren" ajakku. Aku sudah malas disini, emang dari awal harusnya gue ga mau diajak rendy pergi, dari awal gue ga usah deket-deket sama rendy lagi.

GUE HARUS MOVE ON.

"Loh kenapa? Katanya mau makan" tanyanya.

"Kan bisa makan di rumah ren" ucapku asal.

"Tapi gue laper rel"

"Yaudah lo makan aja gue bisa pulang sendiri" Yang gue pengen sekarang adalah PULANG. Gue dah males disini.

"Yaudah kita pulang" ucapnya pasrah.

*****

Jam istirahat pun berbunyi. Semua murid pun keluar kelas, sedangkan gue lebih memilih untuk tetap di dalam kelas.

"Kantin yuk" ajak sella, sahabatku.

"Gak ah. Gue males"

"Ayolah. Ngapain sih di kelas aja bosen tau"

"Kalo lo mau ke kantin yaudah sana"

"Rel ikut gue yuk"

Tiba-tiba suara seseorang mengangetkanku.

Dia. Rendy. Ngapain dia ngajakin gue pergi.

"Mau ngapain?" Tanyaku malas.

"Gue mau ngajak lo ke taman belakang"

Ya di belakang sekolahku memang ada taman. Dia sering mengajakku kesana saat istirahat sekedar untuk mengobrol, karena disana sepi jadi tidak ada yang mengganggu kalo sedang mengobrol.

"Sorry gue mau ke kantin sama sella" ucapku bohong.

"Tadi kan lo bilang ...."

"Udah ayo sel. Gue duluan ya ren."

Gue langsung memotong ucapan sella Dan menariknya menuju kantin meninggalkan rendy sendirian.

"Tadi lo bilang ga mau ke kantin?" Tanya sella bingung.

"Gue berubah pikiran. Tiba-tiba gue laper"

"Boong" ucap sella sambil memandangku dengan mata menyelidik.

"Lo lagi ngehindar Dari rendy kan?" Tebak sella.

Shit.

Gimana dia bisa tau.

"Gue dah bilang kan rel, gue terlalu mengenal lo. Okay?" Ucap sella. Seolah tau apa yang sedang gue pikirkan.

"Yayaya terserah loh" selama ini emang sella sahabat yang paling deket sama gue, dia sudah mengenal gue luar dalem bahkan dia juga tau disaat gue berkata jujur ataupun bohong. Kadang gue juga bingung kenapa sella bisa sampe segitu mengenal dan peduli sama gue, dia emang sebaik itu.

"So sampe kapan lo begini terus?" Tanya sella.

"Udah deh sel gue males ngebahas ini"
Ucapku males.

Still believe in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang