.
.
.
Arsenio duduk dan tenggelam dalam meja kerjanya untuk melanjutkan pekerjaanya yang sempat tertunda sebentar.
tak lama, terdengar ketukan pintu diiringi dengan suara khas anak kecil.
Tok Tok Tok
"ayah, ini lili" suara Alice yang cadel pun terdengar membuat Arsenio terdiam sejenak.
'apa di novel, mereka mendatangi Arsenio saat kembali?' batin Arsenio 'ah, mungkin aku yang tak ingat berhubung aku sudah lama membacanya. tentu aku tak mengingat hal-hal kecil seperti in'
"ayah, lili masuk ya"
"masuklah" jawab Arsenio denga senang, namun tentu terdengar biasa saja.
pintu pun terbuka, terlihat Alice dan juga kedua kakak laki-lakinya yaitu Adnan dan Arfan. setelah melirik sebentar ke arah Arsenio, mereka menundukan wajah mereka.
Aresenio mengerutkan keningnya karena bingung dengan reaksi mereka berdua. Alice pun masuk dengan membimbing keduanya hingga berada di tengah ruang kerja, tentu itu membuat Arsenio makin bingung
'ada apa ini?'
Alice pun menoleh ke belakang dan memperhatikan kedua kakak laki-lakinya, keduanya yang sadar di perhatikan oleh Alice pun makin bereaksi tak nyaman.
akhirnya Arsenio pun buka suara "ada apa?"
namun, tidak ada jawaban apapun dari mereka bahkan keduanya malah makin kebingungan dan sangat menghindari tatapan Arsenio.
'mereka kenapa sih?'
mereka sempat terdiam cukup lama, saat Adnan akan mengatakan sesuatu malah terpotong dengan ucapan Arsenio
"jika tidak punya urusan, lebih baik kalian keluar saja" mendengar itu membuat Adnan mengurungkan niatnya tadi.
Arsenio sebenarnya tak memperhatikan mulut Adnan yang sempat terbuka untuk mengatakan sesuatu dan lebih memilih memeriksa berkas yang menjadi pekerjaanya tersebut, barulah setelah mengatakan itu dia melikir kembali pada anak-anaknya.
Alice yang menyadari rencana pendekatan kedua kakaknya dengan ayahnya itu gagal segera ingin mengatakan sesuatu, namun sebelum Alice mengeluarkan suara, mulutnya langsung di bungkam oleh Arfan.
"maaf ayah, kalau begitu kami permisi" ucap Adnan dengan sopan
"hm"
mendengar jawaban Arsenio, Adnan pun mulai menarik kedua adiknya untuk keluar dari ruangan. tapi sebelum mereka benar-benar keluar, terdengar suara Arsenio.
"istirahatlah"
kata-kata membuat mereka terdiam, berbeda dengan Alice yang tersenyum dan meliat kembali ke arah Arsenio.
"baik ayah! ayah! cemangat keljanya" Arsenio terdiam sebentar merasa senang di semangati oleh malaikat nya walaupun tak bisa dia ekspresikan
"hm'
setelah mendapat jawaban ayahnya, Alice pun dengan senag menarik kedua kakaknya yang masih terdiam terpaku keluar ruangan. tepat setelah mereka keluar dan pintu ruangan tertutup, Alice melirik kearah kedua kakaknya.
" kakak cenapa ci, kok tadi diem? cenapa ga bilang?" protes Alice pada kedua kakanya sambil melipat kedua tanganya di dada dan mengembungkan pipinya
sungguh itu imuut
Adnan dan Arfan saling pandang, memang mereka ingin melakukanya, namun itu terlalu canggung untuk mereka. kabur dari rumah dan ikut berperang tanpa perizinan dari kepala keluarga membuat mereka overthingking. mereka mengira akan di hukum karena hal itu dan sebelumnya mereka sepakat untuk menghindari ayahnya tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/328040384-288-k568672.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Become a Father[Hiatus]
FantasyPaul tiba-tiba menyadari bahwa dirinya telah bertrasmigrasi menjadi salah satu karakter di dalam novel online favorit nya sebagai karakter yang paling dia benci yaitu ayah dari protagonis utama yang bernama Arsenio Karena karateker Arsenio sendiri...