CHAPTER 2 || THE CURSE

6.5K 748 30
                                    


"Maaf, maaf untuk semua yang kau rasakan, kau tidak bisa pulang ya? Bukan berarti boleh menyerah, jika kau tidak kuat, bergantung lah padaku mulai sekarang, cukup ikuti langkah ku, aku berjanji akan menjagamu" jeno tau perkataan nya seperti bualan, bahkan jika ayahnya mendengar ini, ia akan ditertawakan. Namun apa boleh buat, kata hati nya sangat ribut menyuruh jeno untuk tetap memastikan elf ini hidup.

"Boleh aku tau namamu siapa?" jeno sudah greget ingin menanyakan ini sebenarnya, namun elf-yang belum ia tau namanya- tidak dalam kondisi yang tenang dari kemaren.

"Rayne, rayne seelie" kalau tidak menangis, suaranya jauh lebih lembut dan manis, elf benar-benar sempurna.

"Baiklah rayne. aku jeno, lee jeno" jeno elus pipi mulus itu dengan lembut. entahlah, ia hanya menunaikan keinginannya untuk memberikan afeksinya kepada si manis.

"Kamu ingin apa tuan?"
Pertanyaan terkesan ambigu itu terlontar.

"Hm?"

"Maksud ku, kenapa tuan menyelamatkan ku? Aku tidak mengerti" jeno terkekeh, tidak, bukan karena pertanyannya, namun raut kebingungan rayne sangat manis dan menggemaskan, jeno jadi sangat ingin melihat lebih banyak ekspresi di wajah elf manis ini.

"Lalu, ada alasan untukku untuk tidak menyelamatkanmu?" jeno bertanya tanpa melepaskan tatapan dan usapan nya di pipi gembil rayne.

Ngomong-ngomong mereka masih dalam keadaan berpelukan, dengan posisi yang cukup lama, jeno tidak berniat melepaskannya karena rayne baru saja tenang.

Rayne juga merasa aman di pelukan jeno, mungkin?

Dia tidak pernah mendapatkan afeksi seperti ini sebelumnya.

Rayne, merasa hidup dan dicintai.

"Aku paham, kau pintar untuk memilih tidak percaya kepada manusia, kau memang harus berhati-hati rayne. Namun, jika tidak percaya kepadaku, tidak ada manusia lain yang bisa kamu percaya bukan? Cukup beri sedikit kepercayaan mu, dan aku tidak akan mengkhianatinya, ya?" jeno bertanya selembut mungkin agar dapat mengambil kepercayaan si manis.

"Tapi-tuan tidak mendapatkan keuntungan apa-apa, a-aku bukan peri lagi, lihat. . . Bahkan telingaku sekarang seperti manusia" rayne menyelipkan rambut nya yg sedikit panjang ke belakang untuk memperlihatkan telinganya yang berubah.

Jeno paham, apa pernyataan itu masih menjerumus kesana? Bagaimana ya cara jeno menyampaikan bahwa bahkan sekarang untuk membiarkan rayne terluka ia tidak bisa, apalagi menjual nya? Jeno sudah terlanjur jatuh cinta kepada rayne dalam waktu sesingkat ini.

Selain itu, tanpa sayap dan hal-hal yang dimiliki khas peri lainnya, rayne tetap tampak sangat indah, fisiknya tidak banyak berubah selain sayap yang hilang dan telinganya.
Mungkin jika dibawa ke desa\kerajaan nya, jeno harus tetap siaga menjaga rayne agar tidak hilang di culik.

"Keuntungan ku banyak jika memilikimu, mau tau?" jeno bertanya dengan nada jenaka, namun rayne sekarang terlihat sedikit ketakukan.

"aku bisa mendapatkan anak-anak yang cantik dan tampan di masa depan" lanjutnya membuat rayne mengerjap bingung.

"Hngg? Maksud jeno apa?" sungguh jeno tidak menyangka namanya yang keluar dari mulut rayne bisa terdengar semanis ini.

"Akh!" teriakan rayne terdengar ketika jeno dengan sengaja menggigit pipi elf di dekapan nya karena gemas.

"Jangan terlalu manis rayne, kau bisa saja membuatku gila" tuturan jeno kembali mengundang tatapan bingung dari rayne.
Ia hanya dapat mengelus pipinya yang digigit jeno, manusia aneh -batin rayne

"Sakit ya?" jeno mengambil tangan rayne yang sibuk menutupi pipi nya yang tidak sengaja ia gigit untuk di genggam.

Pas sekali, seolah tangan mungil itu memang diciptakan untuk berada di dalam telapak jangan besar jeno.

𝐹𝒶𝒾𝓇𝓎𝓉𝒶𝓁𝑒 ||noren [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang