Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gue inget! Namanya Perfect Match." Dehya berkata pada Y/n, yang tampaknya sedang memakan sepotong Pizza. "Serius? Kayanya enggak menjanjikan banget." Y/n membalas sebelum memasukkan pizza ke mulutnya.
Dehya memutar matanya, dia mendekat dan mencuri sepotong pizza yang ada di kotak. "Coba aja, lagian ratingnya bagus." Katanya, memakan pizza tersebut. Y/n mengangkat ponselnya dan mencari aplikasi yang direkomendasikan oleh Dehya, "Ini?"
"Yap."
"Ratingnya memang bagus, sih." Y/n berkata, "Ah, gue coba besok aja deh. Ngantuk, ada kelas juga besok." Dia menguap, meninggalkan Dehya dengan pizza yang masih banyak. "Buat gue, ya!" Dehya berseru, "Ya!"
Y/n masuk ke kamarnya dan segera membaringkan dirinya di ranjang. Tak lupa untuk memasang alarm di ponselnya. "Semoga mimpi indah, diriku. Mwah."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Terus gimana, Tham?" Surai pirang bertanya, "Hah?" Alhaitham yang masih sibuk membaca bukunya akhirnya menoleh. "Terus kalo gue dah bikin sama ngisi akun gimana?" Kaveh memperjelas pertanyaannya, "Mana gua tahu. Gua ga pernah main dating apk."
Pria muda itu mengembalikan matanya ke buku tersebut. Kaveh akhirnya menyerah dan mencari tahu sendiri. Tampaknya dating apk ini memiliki peraturan yang tak boleh di langgar. Salah satunya adalah memperlihatkan wajah.
Aneh, namun juga unik.
Aplikasi ini hanya mengizinkan untuk mengisi biodata, seperti umur, kelamin, hobi atau pekerjaan. Lalu tidak diperbolehkan untuk menggunakan nama asli sebagai nama pengguna. "Geser ke kanan untuk menemukan match, geser ke kiri jika tidak tertarik. Klik icon profile dua kali untuk unmatch. Eh, bisa Unmatch? Bukannya harusnya menjadi Perfect match?" Kaveh bertanya-tanya sambil membaca peraturan dan tutorial.
Akhirnya, Kaveh tertidur karena aplikasi itu sama sekali tak menemukan match yang cocok untuknya. Malang sekali. Dia bangun di pagi hari, tapi matahari sudah menjulang lebih tinggi dari yang ia kira. "Astaga, aku terlambat!" Dia berseru, dengan cepat bersiap untuk kuliah. Kaveh mengenakan kemeja putih, dnegan blazer cream dan celana cream yang sesuai.
