10

1.3K 244 13
                                    

Meguru itu akan selalu menjadi...

"(Name) ayo cepetan!"

"Ih iya sebentar! Ini nali kimononya gimana?!"

Kamu kini tampak kesusahan dengan pakaian yang kamu pakai. Festival kembang api, kakakmu tiba-tiba mengajakmu pergi ke sana.

Kini Meguru melihatmu dari ambang pintu. Bahu kanannya bersender dan dia nampak cemberut melihatmu yang masih berkutat dengan masalahmu.

"Ck lama, sini."

Kini dirinya ada di belakangmu, melonggarkan kain, lalu mengencangkannya pada tubuhmu. Tangannya dengan telaten mengikatnya hingga rapi.

"Udah?"

"Nah selesai! Ayo pergi (name)!"

"E-eh iya iya," kamu menggapai tasmu tergesa karena tanganmu ditarik olehnya.

Matamu memandang takjub pada keramaian itu. Bukan, bukan pada orangnya. Tapi pada stan makanan yang tersaji di sana.

"Megu megu! Ayo beli itu! Eh itu, sama itu!" Kamu dengan semangat berjalan ke tempat yang mau kamu datangi. Tak peduli lagi dengan partner yang berjalan bersamamu. Tubuhmu yang kecil mempermudah kamu menyelip di antara keramaian.

"(Name) kamu banyak tingkah banget. Pelan-pelan kek," ucapnya kini sudah berada di sampingmu yang mengantri makanan.

"Hm, ini kebetulan ponselku bisa digunakan buat nyermin Megu. Mau coba?" 

"Hehe,"

"Hehe," ejekmu padanya.

Pada akhirnya kamu membeli banyak sekali makanan. Sedangkan kakakmu? Hah, jangan ditanya. Tentu banyak permainan di sana yang dicobanya. Kamu hanya duduk di bangku panjang dan menyantap makanan entah keberapa itu sambil menunggu waktu peluncuran kembang api.

"(Name) liat nih!"

Kamu mengedip kaget, tepat di depan wajahmu ada boneka rubah. Kakakmu mendapatkan hadiah sepertinya.

"Wah..menang game?"

"Yup yup!" Senyum lebar masih terlukis di wajahnya membuat kedua mata bulat itu menutup.

"Uh hu..hu...Megu-chin.." kamu menangis melihat kakakmu menghampirimu dengan bajunya yang sudah kotor.

"Udah (name), Megu gak papa. Ini kitsune-san juga udah keambil. Lagian kok bisa nyangkut di pohon.."

Kini tangan kecil itu mengusap pipi gembulmu yang basah. Sedangkan kamu memeluk boneka yang kakakmu ambil.

"Huuh tapi Megu-chi tadi jatuh!"

"Duh gak sakit kok (name),"

"Hu-huaaa tapi ja-jatuh kan ssakit huee,"

"(Name) Megu yang jatuh gak papa, kok malah kamu yang nangis kenceng?"

Duaaarr!

"Waah cantiknya!"

Suara bising itu sukses membuatmu mengalihkan pandangan dari boneka rubahmu.

Bukan.

Bukan kembang api itu yang kamu pandang sekarang.

Lelaki bersurai dwiwarna dengan mata bulat yang lucu. Akan sedikit mencerminkan parasmu jika lebih feminin.

Senyum ceria yang selalu dia tampilkan, mata yang penuh dengan harapan, kamu bertanya apakah ini efek ikatan antara saudara karena sepertinya kamu selalu merasakan apa yang dia rasakan.

"Nii-san...terima kasih." Katamu tulus.

"HAH? APA (NAME)?" Teriaknya karena bisingnya sekitar.

"NII-SAN TERIMA KASIH!" Balasmu tak kalah keras.

"HAH APA?!"

"TERIMA KASIH!"

"(NAME) LEBIH KERAS!"

"AARRHH!"

...kakak terbaik yang aku punya.

.
.
.
.

⚽⚽⚽
HEY SISTER! Bachira Meguru
FIN

HEY SISTER! Bachira MeguruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang