2

25.5K 175 5
                                    

CHAPTER 2

Tak terasa, aku sudah berada di kantor Nathan. Ya siang ini aku ada janji untuk makan siang bersama kakak laki-laki ku ini, namun aku sendiri karena Irene memintaku untuk mengantarnya pulang sebelum aku kekantor kakak ku.

Yah, setidaknya aku bisa sedikit lega setelah mendengar cerita Irene tentang apa penyebab ia bisa menjadi seorang parafilia. Dan aku sudah bertekad akan berusaha menyembuhkan sahabatku itu.

"Selamat siang mbak Nathalie, mau ketemu bos Nathan?" seorang petugas keamanan yang sedang berdiri di depan sliding door yang terbuat dari kaca, menyapaku dengan ramah. Bisa dikatakan hampir semua karyawan yang bekerja di kantor Nathan sudah mengenalku, jadi sedikit tidaknya mereka juga menghormatiku.

"Ia pak Jerry, apa kakakku ada?" tanyaku pada petugas keamanan yang umurnya sudah hampir 50 tahun, namun tetap terlihat gagah.

"Sejak pagi tadi saya belum melihat bos keluar kantor, jadi mungkin bos ada di ruangannya mbak, tapi mbk bisa Tanya langsung pada resepsionist untuk lebih pastinya." Jelas petugas itu sambil membukakan sliding door dan mempersilahkan aku masuk.

Aku langsung menuju ruangan Nathan, setelah sebelumnya aku konfirmasi dengan resepsionist dilobby, dan Nathan memang ada dikantor. Aku dan Nathan sangat dekat, terutama sejak mama dan papa ku meninggal karena kecelakaan saat mereka melakukan perjalanan liburan ke Korea.

Sejak saat itu Nathan selalu berusaha menjagaku, ia adalah seorang kakak, seorang sahabat, seorang papa, sekaligus seorang mama buatku.

"selamat siang Raissa....." aku langsung menyapa Raissa setelah sampai di depan ruang Nathan, Raissa adalah sekretaris Nathan yang paling sabar, ulet dan pekerja yang baik serta telaten.

Baru Raissa yang bisa sabar menghadapi sikap Nathan yang bisa aku bilang sangat perfectionist. Sebelum Raissa bekerja, Nathan bisa mengganti sekretaris sampai 6 kali dalam sebulan. Ada saja alasan Nathan memecat sekretarisnya, kurang cepat-lah, kurang tanggap, kurang rapi, kurang menarik dan sebagainya.

"Haii.... Nathalie.... Kau mau menemui Nathan?" ia membalas sapaku dengan begitu ramah, akupun cukup akrab dengan Raissa dan beberapa kali kami sempat pergi bersama.

"Iya.... Raissa.... Aku ingin menemui Nathan, apa dia ada di ruangannya??"

"Kebetulan Nathan saat ini sedang ada di ruang Meeting, ada client baru dari Tokyo ingin melakukan kerja sama dengan kakakmu itu. Kalau kau tak mau, kau bisa menunggunya di ruangan, mungkin 30 menit lagi Nathan selesai meeting."

"och.....lalu apa Lian ada di ruangannya?"

"Yah dia ada diruangannya."

"baiklah kalau begitu aku akan kesana dulu, nanti jika Nathan telah selesai meeting, tolong sampaikan pada Nathan aku ada diruangan Lian!"

Nathalie berjalan menuju ruang Lian, Allian Foyegh yang terletak tak jauh dari ruang Nathan. Allian adalah sahabat Nathan sejak mereka masih kecil, selalu bersama dan tak pernah berpisah. Mulai dari Primary school, Junior High School, Senior High School, Collage bahkan sampai sekarang mereka sudah bekerjapun selalu bersama.

"Hallo Lian........" teriak Nath saat memasuki ruang Lian, mendorong pintu tanpa permisi. Lian sedang konsentrasi memegang sebuah berkas sambil membalik satu persatu halamannya membacanya dengan cukup serius, Lian dibuatnya terkejut.

Nathalie melangkahkan kakinya semakin masuk kedalam ruang kerja sahabat kakaknya itu, lalu dihempaskannya pinggul sexynya di sebuah sofa yang berada di sudut ruang kerja Lian. Nathalie menatap kearah luar ruangan tersebut menatap barisan gedung-gedung tinggi dan hiruk pikuk lalu lintas di luar sana.

Is This A Normal Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang