6

14.1K 162 16
                                    

CHAPTER 6

WARNING! HARAP BACA INI TERLEBIH DAHULU!

1. Bacaan ini mengandung kalimat-kalimat frontal, serta adegan dewasa (17+)
2. Saya selaku author menerima semua saran & kritik secara terbuka.
3. Mohon Maaf bila anda tidak menyukai bentuk penulisan maupun gaya bahasa di dalamnya.
4. Semua adegan, tokoh/karaker dan alur cerita / plot 100% FIKSI BELAKA - hasil Imajinasi Penulis. Bila terdapat kesamaan itu bukan suatu kesengajaan.
************----------*************

"Tok...tok,,,tok"

"anda memanggil saya, pak?"

Aku menatap Alexis tajam, sedikit kesal sebenarnya dengan orang satu ini. Tapi apa daya aku masih membutuhkan tenaganya untuk membantu pekerjaanku. Walaupun Alexis adalah seorang yang "...." Tapi pekerjaannya sangat bagus dan cekatan.

"Aku sudah sering memberitahumu, jangan pernah perlihatkan keanehanmu didepan Nath. Dia akan dengan sangat mudah mengetahui kelainan dari sikapmu. Mulai besok jangan pakai kemeja berwarna pink lagi. Dan ganti parfummu dengan parfum laki-laki, jangan pakai parfum perempuan!"

Sejak awal aku memang sudah mengetahui keanehan yang dimaksud Nath pada diri Alexis, Alexis memang sedikit menyimpang dari cowok kebanyakan. Dan itulah yang membuatku sedikit menjaga perilaku dan tutur kataku dihadapannya. Pasalnya dari artikel yang aku baca di internet orang-orang yang mengidap penyimpangan seksual akan mengalami perubahan Psikis. Akan menjadi lebih sensitive dari kebanyakan orang, dan juga lebih emosional entah itu benar atau tidak.

"Kenapa kau begitu memikirkan perasaannya, lalu kapan kau akan memikirkan perasaanku. Kau tau bagaimana cemburunya aku jika wanita itu datang dan berada di ruangan kerjamu ini? Dan aku benar-benar ingin membunuhnya saat dengan gampangnya dia memeluk dan duduk dipangkuanmu. Dia seperti wanita jalang saja." Ucap Alexis dengan penuh penekanan.

Mendengar Alexis menyebut Nath sebagai wanita jalang tiba-tiba saja amarahku meledak dan tak bisa di tahan. Namun sisi warasku menyadarkanku bahwa aku harus tetap menahan sikap menghadapi seorang seperti Alexis.

"Kau jangan sekali-sekali mengatainya seperti itu. Jaga sikap dan bicaramu jika kau masih ingin berada disini." Ucapku geram.

"Baiklah Lian, atasanku. Mulai besok aku tak akan mengenakan kemeja pink lagi dan aku juga akan mengganti parfumku dengan aroma yang maskulin. Puas!? Tapi tak bisakah sekarang kita melakukannya sekali saja? Sudah seminggu ini wanita itu mengganggu waktumu, dan sekarang aku benar-benar ingin berkencan denganmu."

Dengan penuh nafsu dan gairah, Alexis menghujaniku dengan ciuman-ciuman panasnya. Bahkan Ia duduk mengangkangiku, gairah dan nafsu Alexis sudah diubun-ubun hingga membuatnya sedikit uncontroll. Ia membuka satu persatu kancing kemejaku, memberi sentuhan-sentuhan menggoda. Benar-benar tak mempunyai selfcontroll.

Kenapa aku diam dan menerima perlakuan Alexis? Kalian pasti berpikir aku juga mengidap kelainan atau penyimpangan. Jika iya, jawabannya adalah SALAH.

Allian Foyegh adalah seorang lelaki normal yang masih menyukai seorang wanita. Yang akan sangat bernafsu jika melihat wanita telanjang. Namun aku punya alasan sendiri kenapa hanya pasrah dengan perlakuan Alexis.

"Brakk...."

Tiba-tiba suara pintu yang di dobrak mengagetkanku dan juga sekaligus menghentikan perlakuan Alexis. Aku merasa diselamatkan dari seorang monster, tapi disisi lain aku merasa bagai terjatuh kedalam lembah yang curam. Lega karena bisa terlepas dari gairah sex sorang Alexis tapi dalam waktu bersamaan aku merasa menjadi orang yang paling bodoh, dan sangat merasa bersalah sudah mengecewakan gadis yang selama ini aku cintai.

Yah, Nathalie Heater. Gadis yang memdobrak pintu itu adalah Nath, gadis yang selama ini aku cintai. Wajahnya merah padam, matanya penuh amarah dan tangannya mengepal, berjalan kearah meja kerjaku. Baru kali ini aku melihat Nath semarah itu.

"Alexis....mulai besok kau tak perlu datang lagi. K-A-U D-I-P-E-C-A-T!!!" teriak Nath penuh amarah.

"aku tak ingin melihatmu besok ada di kantor ini. Kau mengerti?" ucap Nath sebelum meninggalkan ruang kerja Lian.

Alexis yang juga sedang menahan amarahnya pada Nathalie, kini nampak tak bisa bersabar. Wajahnya pun merah padam melihat keberadaan Nath diruangan Lian, yang tentu saja amarahnya muncul karena lagi-lagi Nath menggagu kesenangannya.

"Kau bukan atasanku, jadi kau tak berhak memecatku. Disini Lian-lah atasanku, jadi kalaupun aku di pecat itu adalah atas perintah Lian. Bukan atas perintahmu W-A-N-I-T-A J-A-L-A-N-G...!!" teriak Alexis pada Nath.
Aku benar-benar ingin membunuh laki-laki satu ini saat dia mengatai Nath untuk kedua kalinya. Aku hampir saja melayangkan pukulan ke wajah mulus Alexis, tapi....

"Plakk.."

Nath lebih cepat daripada aku, tangan mungilnya menampar wajah Alexis dengan begitu keras bahkan Alexis sampai sedikit terhuyung dari posisinya.

"Itu karena kau mengataiku wanita jalang. Satu hal yang harus kau ingat Alexis, kantor ini bukan hanya milik Lian, sebagian dari perusahaan ini juga adalah milik keluargaku. Jadi aku berhak mengambil keputusan apapun jika itu menyangkut nama baik perusahaan ini. Bahkan kalau aku mau, Lian juga bisa aku usir dari kantor ini. Apa kau mengerti Mr. Gay?"

Nath segera meninggalkan ruangan kerjaku setelah mengeluarkan amarahnya, dan melampiaskannya dengan menampar Alexis.

"Segera kemasi barang-barangmu."

Ucapku pada Alexis sembari membenahi penampilanku dan meninggalkan Alexis di ruanganku untuk mengejar Nath. Aku tak ingin ia salah paham dan menjauhiku.

"Och...hey..... jangan bilang kau ingin aku pergi? Wanita itu bukan siapa-siapa, jadi aku tak akan mengikuti perintahnya." Ucap Alexis mencoba bertahan.

"Ucapan Nathalie Heater adalah harga mati bagi seorang Allian Foyegh."

Lalu tanpa basa-basi, Aku berlari keluar mencoba mengejar Nath.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Is This A Normal Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang