[name] selalu memakai jaket seperti amu, warna baby blue. Ia hanya menggunakan nya ketika diluar sekolah atau diluar rumah. Biasanya ia melepas jaketnya dan meletakkannya di kursi saat berada di wilayah sekolah.
Dari pada itu, lebih baik memikirkan nasib [Name] yang diseret oleh dua orang teman barunya menuju pohon mangga yang berbuah cukup banyak.
'pasti mau nyolong.' Itulah yang dipikirkan [Name] setelah membaca raut wajah dua orang disebelahnya yang sedari tadi terus menatap pohon mangga itu
"Tinggal petik aja apa susahnya?"
"Masalahnya ini pohon punya kepsek!"
"Oalah, yaudah gausah." Ucap [Name]. Namun jelas saja ucapannya itu tidak akan didengarkan karena Amu yang mulai mengisyaratkan sesuatu kepada Upi
"Bagian keamanan masih sibuk di pintu gerbang, jadi pasti aman. Masih ada waktu setengah jam sebelum bel masuk, lanjut ga?"
"Ya lanjutlah."
"Btw, itu soang buat apa?"
"Pengganti galah."
Upi mulai mengangkat ngangkat soang itu setinggi tingginya untuk menjangkau mangga yang tumbuh di batang paling rendah.
"Pake tangga woi"
"Kayaknya bakal seru," gumam [Name] tersenyum tipis.
[Name] menoleh kearah suatu tempat, ia tersenyum sambil melambai pelan kepada seseorang yang terpantul di jendela suatu ruangan lantai satu.
•••
"Weeeeeee~ dapet banyak"
"Kalau sebanyak ini bisa dibagiin ke anak anak kelas nih" ucap Amu sambil menurunkan keranjang yang berisi full mangga.
'Kok mangganya bersinar ya?'
"Eh kita minta izin ke kepsek yu, buat bagiin ke anak anak pasti diizinin"
"Harusnya minta izinnya sebelum kalian ngambil" ucap [Name] sweatdrop
"Gapapa" Sahut Upi dengan santainya, tanpa tau apa yang akan terjadi padanya setelah ini.
Dor
Shh?!
Kepala Upi tertembak. Entah efek dari mana lagi saat peluru itu mengenai kepala Upi, tiba tiba saja ada darah yang ikut muncrat. Mungkin hanya halusinasi?.
"Pembunuhan?!!" kaget [Name]
"....."
"Innalilahi"
"Upi, Upi, Upi!"
"Woi"
"Upi..."
"Bangun..."
"Kalian" Amu dan [Name] mendongak menatap seseorang yang berjalan mendekat.
"Sudah berkali kali diperingatkan untuk tidak mengusik pohon mangga milik kepsek lagi." Ternyata itu adalah pak Eko. Kini pak Eko menatap sinis Amu yang menangis. "Ini lah akibat kalau kalian tidak mau dengar anak anak nakal." Lanjut pak eko
"Saya baru datang lho pak" Sewot [Name] membela diri, bermaksud mengatakan bahwa ia belum tau apa apa saja yang tidak seharusnya ia lakukan. Walaupun ia tau apa yang mereka lakukan itu dilarang, kemungkinan 95% [Name] akan tetap ikut nyolong mangga kepsek bersama Upi dan Amu.
"Hei kau, BANGUN! Nggak usah dramatis,kau nggak mati!" Ucap pak Eko kepada upi
Blink
Upi tiba tiba membuka mata seperti orang yang baru bangun dari mimpi buruk, Amu sampai kaget
"Demi apa? Aku masih hidup?" Ucap upi seolah tak percaya
"Dasar temen laknat! gue kira mati beneran!percuma gue nangis tadi" ucap Amu mencekik leher Upi
"Kkkhhhhhkk!!! lepas- orang mah bersyukur temannya masih hidup!"
"Kaget tau."
"are you tired?" tanya [name] kepada pak Eko bermaksud memberi ketabahan
"Jangan ditanya."
"Ini bagusnya diapakan pak?"
"Tenggelamkan."
"Pak.."
[name] tersenyum remeh memperhatikan amu dan upi yang dihukum hormat didepan tiang bendera.
*Pada akhirnya dihukum juga*
'betewe... Kok aku gak ikut dihukum ya?' Cengo [Name] dengan wajah konyolnya
Honk Honk Honk
"Ini buat apa?" Tanya [Name] tanpa niat dijawab sambil mengambil sesuatu di paruh soang.
"Honk honk honk! honk"
"Oh, oke" ucap [Name] bangkit dari jongkoknya dan melangkah menuju ruang OSIS.
"Thanks [Name], aku Umami, bagian keamanan putri, rambutmu itu...?" Tanya umami setelah memasukkan peluru kapur ke dalam senapan yang sedari tadi digenggamnya.
"Eh, enggak ini asli"
"Murid baru?"
"Iya kak"
"Bule?"
"Blasteran"
"Umami, ayo lanjut patroli"
"Kalo ada apa apa bilang aja ya" ucap Umami menoleh hidung mancung [name] sebelum pergi menyusul laki laki yang lumayan aneh(?)
••••••
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.