2

2 0 0
                                    

.
.
.
.

Aku berjalan pelan menatap ke jalan yang saat ini mulai sedikit yang berlalu lalang dan toko yang sudah tutup sebagian, saat ini pukul 22.04 tak terasa aku tinggal di rumah bunga selama 3 jam setelah kejadian yang tak terduga itu aku tak sanggup menolaknya, bagaimana bisa aku menolak seseorang yang memiliki wajah yang sangat menggemaskan walaupun tidak sedang memohon, aku memejamkan mataku untuk menghilangkan pening karena, ayolah seseorang yang baru saja belajar bermain gitar adalah yang terburuk suara gitar yang tidak beraturan itu masih terbayang di pikiranku,
walaupun begitu aku tidak menyesal karena setelah mengajarinya bermain gitar, dia memberikan nomor ponselnya kepadaku tanpa kuminta kurasa hal yang sepadan.
drrttt drrttt
aku merogoh saku celana ku saat kurasa ada yang menghubungi 'bunga' ternyata bunga yang menelfon ku apakah dia rindu?
"halo bunga" hening sejenak aku menunggu jawaban dari bunga sambil berjalan pelan
'halo dika kau sudah sampai?' akhirnya dia bicara
"belum, masih di jalan apakah kau mulai merindukan ku?" hening kembali, apakah aku harus menunggu beberapa menit lagi?
'terimakasih sudah mengajariku bermain gitar'
dia mengabaikan perkataan ku tadi, aku jadi malu sendiri,
"tidak masalah kau bisa memintaku untuk mengajarimu lagi nanti kalau kau mau" tentu saja basa basi mana mungkin aku
'benarkah?' sial
"tentu saja" bodoh!
'kalau begitu apakah besok kau ada acara?' sebenarnya ada tidur makan membuat lagu
"tidak" memang mulut tidak bisa di ajak kerja sama
'apakah besok kau mau mengajariku bermain gitar?'
"bisa bagaimana dengan tempatku? disana ada ada buku musik juga kalau kau tertarik" mungkin tidak ada salahnya juga mengajak dia ke rumahku untuk bermain gitar, rumahku kedap suara jadi suara gitar yang sumbang tidak akan menggangu tetangga, setelah beberapa lama kami berbincang akhirnya dia setuju untuk kerumahku dia meminta alamat padahal aku sudah mengajukan diri untuk menjemputnya tapi dia menolak,
akhirnya aku mengirimkan alamat rumahku ke nomor ponselnya, setelah mengatakan kalau aku sudah sampai rumah telfon kami di matikan dan akhirnya aku sampai di rumah.
Hari yang cukup melelahkan kurasa, aku meletakkan tas kecil ku di kursi dan berjalan menuju kasurku, merebahkan diri dan menikmati suasana sepi pada malam hari yang sunyi aku sadar bahwa aku belum mandi tapi lelah ini menghalangiku tak terasa aku pun tertidur.

ting tong

aku membuka mataku karena terganggu oleh suara bel rumah siapa yang bertamu di pagi buta seperti ini aku melihat kearah jam dinding yang tertempel di kamarku 8.27 sial! pagi buta apanya!!,
aku bergegas menuju pintu depan karena bel rumah tak berhenti berbunyi dan saat aku membuka pintu ternyata bunga yang menekan bel rumah ku terus menerus.
"kenapa?"
bunga terlihat bingung, kenapa dia? dan juga kenapa dia berada di rumahku?
"kau tidak membalas pesanku jadi aku langsung datang kesini"
aku baru ingat, kalau aku harus mengajari anak ini bermain gitar tapi apa perlu sepagi ini
"masuk lah dulu" aku membiarkan dia masuk dan mengantarnya ke ruang tamu,
"mau teh atau kopi?"
"yang ada saja"
setelah mengantarkan teh ke ruang tamu, aku meminta ijin membersihkan diri terlebih dahulu.
.
.
.
aku membuka ponselku dan ternyata bunga memberiku banyak pesan,

bunga
7.25

Dika
Dika
aku kerumahmu sekarang
apakah kau udah bangun?
Dika?

8.15

aku sudah sampai
Dika
apakah aku salah rumah?
[image]
apakah benar ini rumahmu?

astaga lucu sekali dia, aku merasa bersalah karena harus membuatnya menunggu cukup lama di depan pintu.
aku menghampiri bunga yang ternyata sudah menyiapkan gitarnya sendiri, aku duduk di sebelahnya berbincang sebentar.
aku memberikan buku petunjuk bermain gitar untuk pemula, dia sangat serius ingin belajar ternyata terlihat di matanya yang sangat antusias dan wajah penasaran nya, aku seperti melihat diriku di masa lalu.
aku mengajarinya perlahan agar mudah untuk di mengerti, ternyata bunga belajar dengan cepat tidak terlalu lelet menurutku.
"kenapa kau ingin sekali bermain gitar?"
ucapku saat melihat bunga terlalu 'serius'?
.
.
hening beberapa saat, aku mulai terbiasa dengan jawabannya yang lama,
"aku ingin menyanyikan sebuah lagu"
"kau bisa bernyanyi tanpa harus pakai gitar kalau kau tau"
bunga menggelengkan kepalanya dan tersenyum manis, aku tidak bosan melihat senyumannya ini.
setelah menunggu lama ternyata tidak ada jawaban, aku membiarkan bunga bermain gitarnya sendiri dan aku memilih pergi keruangan ku untuk melanjutkan projek lagu ku yang belum selesai.
.
.
tak terasa sudah beberapa jam aku sibuk dengan peralatan ku sendiri dan lupa kalau ada seseorang di rumahku,
aku segera menghampiri bunga tanpa sengaja mendengar suara lantunan lagu yang berasal dari ruang tamu

i've never know someone like you
Tangled in love stuck by you
from the glue
don't forget to kiss me
or else you'll have to miss me
i gues i'm stuck forever by the glue
oh and you

dia berhenti bernyanyi dan kembali membaca petunjuk dari buku yang ku beri,
aku menghampiri nya "lagu yang indah" ucapku tanpa sadar saat sudah berada di belakang sofa
"iya sangat indah aku baru tau kalau lagunya akan seindah ini kalau di beri suara gitar" ucap bunga, dia menoleh ke belakang dan tersenyum 'lagi'

"terimakasih"

TBC
mohon maaf kalau ada kesalahan dalam tanda baca atau dalam penulisan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

givenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang