Di waktu petang yang cerah, suasana kelas-kelas yang mulai sepi, dan angin sepoi-sepoi yang berhembus lembut. Ilyas berjalan memasuki gedung A, SMA Tirta Mulya. Terlihat siswa itu melangkah seraya mendekatkan handphone ke telinganya.
"Iya sabar, ini bentar lagi sampai, kok!" Ilyas berbicara dengan seseorang lewat ponselnya.
"Barusan mau sampai? Kemana aja lo dari tadi? Kami udah lebih dari setengah jam nih nungguin lo!" ketus orang itu.
"Iya-iya, maap tadi gua makan bentar di warung Bu Inem," Ilyas beralasan.
"Oh iya, kelas lu IPA berapa Sar?"
"IPA-satu, sebelumnya kan udah gua kasih tau!"
"Oh, ok-ok. Marah-marah mulu lo ini!" jawab Ilyas dengan sedikit kesal. Segera setelah itu Ilyas pun langsung meakhiri percakapan telepon mereka. Cowok itu berjalan menyusuri beberapa ruang kelas di lantai dua gedung A, SMA Tirta Mulya. matanya tak henti menatap Setiap papan nama kelas yang tergantung tepat di atas pintu ruangan yang ia lalui.
Ilyas berhenti ketika ia sudah berada di depan pintu kelas X IPA-1 yang tertutup rapat, bersamaan dengan itu ada notifikasi pesan yang masuk di Ponselnya. Ilyas lalu membuka pintu dan memasuki ruang kelas itu seraya menatap layar gawainya.
Kaisar : Bolanya di bawah meja gue. Pesan dari Kaisar.
Saat ia mengalihkan pandangannya dari layar ponsel, Ilyas di buat terkejut dengan kebaradaan seorang siswi cantik yang sedang duduk di bangku pojok barisan paling depan yang dekat dengan jendela. Terlihat cewek itu sedang fokus belajar dengan headset yang menempel di telinganya.
Seketika Ilyas pun langsung terpesona. Woww Cantik Banget, batin Ilyas. Kemudian tanpa basa-basi ia langsung menghampiri cewek itu.
"Hai," Ilyas menyapa sambil melambaikan tangan, akan tetapi cewek itu masih tetap fokus menulis. Ilyas pikir cewek itu tidak mendengar sapaannya, lalu ia pun kembali menyapa cewek itu dengan suara yang manis.
"Hallooo."
Kemudian cewek itu pun melepaskan salah satu headsetnya dan menatap Ilyas.
"Iya, ada apa?" cewek itu bertanya dengan ekspresi yang datar.
"Gak papa kok hehe," jawab Ilyas dengan tersipu, terlihat jelas bahwa cowok itu sedang salah tingkah. Merasa tidak penting cewek itu pun memakai headsetnya lagi dan menulis kembali.
"Lagi belajar apa?" Ilyas mencoba ngobrol dengan siswi Itu, akan tetapi cewek itu hanya diam dan tidak menghiraukan pertanyaan Ilyas.
Kemudian Ilyas duduk di samping bangku cewek itu, ia menaruh sikunya di atas meja lalu menopang kepalanya. Terlihat Ilyas memandangi perempuan itu sambil senyam-senyum sendiri.
Wajah dan ekspresinya yang sedingin es, rambut hitam panjang yang tergerai, mata yang indah serta tatapan yang tajam, dan ia juga memiliki kulit yang putih dan mulus. Hadeh... ini mah malaikat, batin Ilyas mendeskripsikan cewek yang ada di hadapannya. Ilyas benar-benar telah dibuat terpukau oleh cewek itu.
Sementara itu di sebuah lapangan basket yang berada di taman Merdeka. Teman-teman Ilyas telah sangat gusar menunggu kedatangan cowok itu. Sudah dari tadi Ilyas pergi ke sekolah mengambil bola basket, akan tetapi cowok itu tak kunjung tiba juga. Dan pada saat ini sudah sejam lebih mereka menunggu kedatangan Ilyas.
"Sudah gua duga bakal begini, emang gak pernah bener kalau nyuruh anak itu!" ucap Rio dengan kesal.
"Kalau tau bakal begini, lebih baik gua aja yang berangkat tadi," lanjut Rian.
"Emang t*i anak itu!" ucap Bintang yang sedang fokus bermain Handphone.
"Sabar ya, gua coba telpon dia lagi." Kaisar mencoba menenangkan teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
struggle and love
RomanceIlyas Putra Adhinata, seorang cowok biasa yang jatuh cinta dengan cewek super cantik bernama Viona Putri Andini. Tapi yang menjadi masalah adalah cewek itu memiliki sifat yang cuek dan judes bangett... Apakah nanti Ilyas akan berhasil mendapatkan h...