Chapter 2

115 7 5
                                    

sanada yang langsung naik ke atas dan masuk kamar dengan wajah datar membuat sarada dan boruto heran "ahhh, itaii ! " saruto tiba tiba merengek kesakitan yang membuat sarada mendekati saruto "aduh, sudah mama bilang jangan ge-ga-bah saruto, jadi nya begini kan? " sarada terus mencerahi saruto sambil mengobati luka saruto "iya iya, lain kali aku bakal hati hati dan engga membebani sanada ! " saruto kesal karena mama nya ibu terus mengoceh membuat telinganya saruto sakit.

KEESOKAN HARINYA SANADA DAN SARUTO TIDAK MENDAPAT KAN MISI KARENA KESALAHAN KEMARIN.

"sanada? apa kamu sudah bangun? " himawari mengentuk pintu kamar sanada pelan, tapi masih tidak ada jawaban, oh iya ini 'Yamanaka Himawari' istri dari 'Yamanaka Inojin' himawari bibi sanada dan saruto dan inojin paman sanada dan saruto, oke back to cerita whehehe.

"kenapa sanada tidak menjawab sama sekali? apa dia masih tidur? " pikir himawari, tapi karena bingung himawari langsung membuka pelan pelan pintu kamar sanada "lo? pagi pagi begini sanada sudah hilang? " himawari sedikit kaget karena sanada tidak ada di kamar nya padahal masih sangat pagi bahkan saruto belum bangun "hmm, kurasa sanada semalam marah pada kak boruto dan kak sarada" gumam himawari sambil menutup pintu kamar sanada dan memutuskan untuk turun dan kembali memasak.

SANADA POV

"huh, malas sekali aku makan di rumah, lebih baik makan udon dan ramen saja" gumam sanada sambil berjalan ke toko ramen "selamat datang ! apa yang ingin anda pesan? " tanya pelayanan di toko ramen yang sarada sukai dan sudah jadi langganan "hm, seperti biasa saja" jawaban singkat sanada sambil mendekati kursi dan duduk.

"apa aku salah? " keluh sanada memikirkan sesuatu yang bahkan sanada belum lakukann sama sekali "aneh" gumam pelan sanada sambil melirik ke kanan dan ke kiri, sanada sadar ada orang yang dari tadi memerhatikan nya dari kursi yang cukup jauh "hah? siapa orang itu, mencurigakan sekali terus di tambah dia sangat asing" keluh sanada yang memalingkan wajah dari orang yang menatap nya "permisi nona, ini pesanan anda silahkan menikmati" pelayan yang langsung membuat sanada kaget "ehh, te-terimakasih ! " sanada yang kaget hanya mengatakan terimakasih dan mulai memakan ramen dan udon kesukaan nya.

sanada sudah selesai dan langsung membayar, setelah membayar sanada langsung pergi dan memutuskan untuk pulang karena malas juga berkeliaran sendiri hanya membuat nya bosan "ara ara, seperti nya aku perlu membeli sesuatu agar bibi hima tidak marah pada ku" sanada memutuskan untuk membeli bunga untuk himawari karena sanada yakin himawari akan marah karena sanada pergi tanpa izin.

"permisi" sanada yang memasuki toko bunga, kaget karena sanada belum pernah melihat bunga sebanyak ini "selamat pagi nona, silahkan pilih bunga yang anda suka" pelayan langsung mengajak sanada memilih milih bunga "ano, bunga ini seberapa ya kak? " tanya sanada yang melihat bunga matahari 'sangat indah' pikir sanada, "bunga ini ya? harga nya hanya 25 ribu saja de" jawab pelayan yang tersenyum melihat gadis pirang membeli bunga matahari seakan akan membeli diri sendiri.

note : aku pake rupiah aja ya, soal nya kalau pake yen aku kurang paham

"hm, baik lah aku beli bunga nya ya kak" sanada tersenyum melihat bunga matahari yang sangat indah itu, setelah selesai membeli bunga sanada langsung berlari menuju rumah,tapi orang yang tadi di toko ramen masih mengikuti sanada "aduh, apa mau orang itu sih, padahal aku engga kenal dia sama sekali ! " sanada kesal dan memutuskan untuk mendekati orang itu "permisi, apa anda mengikuti saya? " tanya sanada yang menatap heran orang aneh itu "a ano, sa-saya fans anda ! tolong beri saya tanda tangan anda ! " orang aneh itu langsung menjulur kan sebuah kertas.

sanada kaget dan tertawa kecil "astaga, baik lah baik lah" sanada langsung mengambil kertas dan menandatangani kertas itu lalu pergi tanpa sepatah kata pun "TERIMAKASIH KAKAK CANTIK ! " teriak akan itu membuat sanada tersenyum dari berlari sangat cepat di atas genting toko, rumah dan tempat lain nya menuju rumah, setelah sampai di pintu sanada menghela nafas untuk menyiapkan diri karena sanada yakin akan di ceramahi oleh bibi nya itu.

saruto & sanadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang