Derak kasar yang timbul akibat sepasang kaki dengan boots hitam penuh noda lumpur membuat serpih-serpih dan patahan kayu menghalangi ambang.
Satu orang mengangkat senapan yang dibawanya, membuat posisi siaga, dengan emosi bergejolak akan mangsa yang diburu ia dan timnya.
“Kosong,” ujar salah satu dari mereka, tegas, tidak memberikan harapan palsu sama sekali akan keberhasilan tangkapan target mereka.
“Sial!”
Mingi, di sisi lain, tidak bermaksud meneriakkan umpatan sama sekali. Ia hanya tidak ingin menerima begitu saja bahwa ia dan rekan-rekannya telah berhasil menemukan gudang dimana seorang gembong menyembunyikan seluruh narkoba untuk kemudian dijual-belikan.
Fakta bahwa tidak ada seorang pun di gudang ini membuatnya benar-benar geram, menyalahkan keteledorannya sendiri dengan tidak hati-hati saat menyelidiki. Sepertinya ia telah membuat tingkah mencurigakan yang sialnya diketahui para bandar.
Ditendangnya sisa daun pintu yang masih menyatu dengan engsel di ambang hingga rusak dan patah sempurna. Kernyit di dahinya tak kunjung melemas bahkan setelah melihat Jongho yang keluar dengan memanggul dua karung obat-obatan terlarang.
“Mereka bukan orang cerdas.” Wooyoung menghampiri Mingi, seakan paham emosi rekannya yang masih belum stabil itu. “Hanya kebetulan beruntung mendapat celah.”
“Itu berarti kita kurang beruntung karena membiarkan mereka mendapat celah.” Dan kurang cerdas karena kita memberikan celah.Tapi Mingi menanggapi seadanya saja, kurang antusias, takutnya terlalu banyak kata yang keluar dari mulutnya terdengar pesimistis. Meski ia tahu Wooyoung bermaksud menghibur, ia masih enggan melepas geramnya pada penyelundup narkoba yang benar-benar membuat ia resah.
Kota tempat tinggalnya tidak terlalu luas. Hanya membutuhkan waktu satu jam ke pedesaan. Akses di sana pun masih kurang memadai, hingga banyak yang memutuskan berpindah tempat tinggal demi transportasi yang lebih layak. Namun sepertinya hal itu malah dimanfaatkan para penyelundup untuk menyembunyikan barang-barang mereka di tempat yang bagi orang lain kurang pengawasan.
Di sisi lain, para penyelundup sepertinya belum mengetahui satu hal tentang kota tempat mereka menerima barang-barang itu.
Sebuah badan intelijen negara yang memang dikhususkan untuk menyelidiki berbagai penyalahgunaan obat-obatan dan penyebarannya, memiliki markas di sana, menyamar dan diam-diam mengamati berbagai tingkah laku aneh penduduk hingga akhirnya mendapat informasi tentang gudang dimana mereka menyimpan tumpukan narkoba hasil selundupan itu.
Mingi adalah salah satu anggota badan intelijen yang sudah bekerja lebih dari tiga tahun. Hal yang ia tangani pun kurang lebih sama semua, baik di kota tempatnya tinggal, bahkan hingga luar kota maupun luar negara. Namun hal itu tak urung membuatnya bosan, apalagi merasa terbiasa dengan tingkah manusia yang sering membuat resah warga negara.
“Kuakui mereka memang gila menyembunyikan selundupan sebanyak ini dan menyimpannya di dalam hutan yang tidak memiliki banyak akses kendaraan. Melewati pedesaan dengan bawaan sebanyak itu dan mengatakan alasan ingin pergi ke hutan, bukankah itu cukup mencurigakan?” Jongho mengeluarkan pendapatnya, setelah melempar sekarung lain narkoba yang ia temukan. Tidak habis pikir dengan keberanian, tidak, lebih tepatnya kenekatan.
“Orang-orang desa tidak sewaspada itu pada hal-hal di luar kepentingan mereka,” ujar San, yang bukan anggota kepolisian, hanya kebetulan merupakan anak dari kepala desa, orang paling kaya di sana. Sepertinya ia paham akan pola pikir masyarakat di tempat tinggalnya, hingga mengemukakan asumsi demikian, meski Jongho sebagai penanya cukup heran dengan jawaban barusan.
“Kukira sebaliknya. Komunitas yang kecil biasanya cenderung waspada dengan kedatangan orang asing. Tapi bisa saja mereka melewati jalur yang jarang dilalui warga. Kudengar mereka masih percaya hal-hal mistis di sekitar sini. Kalau datang melalui jalur yang dianggap seram oleh warga, bisa saja memang terlewat dari perhatian.” Jongho berbalik pergi masuk ke dalam gudang lagi, meninggalkan San yang menanggapi dengan kedikan bahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sector 1 ⚖ YunGi [⏹]
FanfictionMingi seorang agen badan intelijen yang berada dalam misi pencarian gembong narkoba, dipertemukan dengan Yunho yang tinggal di dekat gudang narkoba yang ditemukan di dalam hutan. Sector 1 tempat Mingi bertugas juga berada di dalam hutan yang sama ©2...