'9'

35 6 1
                                    

Malam yang bertabur bintang tak menghentikan aktivitas seseorang. Menelusuri jalan yang mulai sepi dan tak jarang dihuni para penjahat malam.

"Tunggu di sini, aku tidak akan lama"

"Baik, tuan muda"

Di bulan yang tampak setengah di langit, sebuah perkumpulan rahasia mengadakan pertemuan rutin. Di tempat rahasia yang hanya anggotanya saja yang tahu.

Rumor angin hanya menyebarkan hal yang diragukan faktanya. Sebuah komunitas yang bahkan diragukan ada dan tidaknya.

"Sudah datang rupanya"

"Kau yang adakan pertemuan ini tapi kau datang telat, Grand Duke Felix"

"Maafkan atas keterlambatan saya prajurit agung kerajaan sir Barcelone"

"Sudah, sudah, ayo kita mulai"

Perkumpulan yang hanya beranggotakan lima beast yang paling berpengaruh. Meski status sosial yang berbeda.

Felix salah satunya dan yang mengadakan pertemuan kali ini. "Aku tidak menyangka akan membeli...kelinci percobaan project itu"

Foto dan tulisan dilempar pada meja bulat yang tidak terlalu besar. Semua pasang mata menatap apa yang ada di sana.

"Felix, Felix, Felix...tidak kusangka kau membeli hal yang kelewat bagus ini"

"Ada suatu insiden di kediamanku dan aku semakin yakin ketika ia bercerita"

"Ini sangat melanggar kontrak perdamaian yang dilakukan! Ini akan menimbulkan perang antar 2 ras!"

"Pasar gelap itu saja sudah melanggar kontrak"

Pertemuan singkat yang bisa menimbulkan debat yang panjang. Sang rembulan menjadi sanksi bisu pertemuan.

"Project hybrid"

"Apa?"

"Mahluk kaummu itu sudah gila ya"

"Hybrid dikembangkan tidak hanya oleh ras kami manusia tapi juga ras kalian"

"Hybrid adalah manusia maupun beast yang dipaksa menjadi setengah dari kedua ras dengan memakai DNA Helios dan Komus"

Brak!

"Kita akhiri ini, ada polisi patroli. Aku mengharapkan pertemuan selanjutnya"

^×××××××^

"Master?"

Pagi hari di mana matahari menyinari seluruh bumi setelah rembulan menyinari malamnya bumi.

"Anda tidak tidur?"

"Ketahuan ya"

Mariane dibuat terkejut oleh tuannya yang bangun sebelum dirinya. "Karena master tidak biasanya sudah bangun sepagi ini"

Telinga serigala abu-abu bergerak kesal. "Lancang sekali! Terkadang aku bangun pagi buta untuk latihan!"

"Maaf master, saya tidak tahu akan hal itu"

Deheman terdengar. "Yah...aku sering lakukan tapi juga sering tidur setelah melakukannya"

Mariane mencatat yang menurutnya informasi penting ke buku catatan kecilnya. "Master, ingin mandi terlebih dahulu atau sarapan?"

"Tolong siapkan airnya"

"Sudah saya siapkan master"

Felix memicingkan matanya, tidak disangka sudah menyiapkannya lebih cepat. Ia pun pergi ke kamar mandinya diikuti pelayan pribadinya itu.

Bathtub dengan air yang dirasa pas untuk serigala kepala keluarga ini dipakaikan aroma sabun yang menenangkan. Ditambah beberapa tanaman herbal yang tampak mengapung di sana.

Mariane menggosok lengan, pundak, dan memijat kepala sang tuan dengan lembut. "Master, mau pakai minyak aroma yang mana?"

"Tidak perlu, Mariane"

"Saya akan menyiapkan baju master"

Tangan yang berbeda dari tangan berbulu ras beast ditarik. Hampir membuat Mariane jatuh ikut masuk ke bathtub.

Felix melepas penutup mata kiri pelayannya itu. Mata yang tidak biasa dari ras manusia itu adalah mata seorang ras beast.

Manik red crimson yang langka di ras manusia. Mata yang hanya dimiliki sang terkuat Helius. Manusia yang menyeruakkan kedamaian antar ras manusia dan beast.

Begitu juga mata dari sang pahlawan beast Komus yang menyetujui perdamaian. Yang juga dikatakan mati karena kepercayaannya terhadap manusia.

Helius pun mati karena ras beast. Itu yang tertulis di sejarah kedua ras tersebut. Tapi apa memang itu kebenarannya?

"Master?"

  Felix seolah terhipnotis oleh kedua mata dari kedua ras tersebut. Meski terlihat menyeramkan.

"Apa matamu sejak dulu begini?", tanya sanga serigala.

"...saya tidak ingat bagaimana saya terlahir dengan mata seperti ini"

Felix meyisir rambut pendek sebahu itu ke belakang telinga. "Apa kau pernah menggunakan sihir?"

"Saya tidak bisa baca tulis sebelumnya apalagi sihir...apa saya memiliki bakat itu?"

  Felix menyentuh kalung choker tanda kontraknya dengan manusia itu. Kalung menyesakkan leher itu berubah menjadi pin.

   Mariane terdiam melihat hal ajaib tersebut. Ia tahu betul tuannya ini penyihir yang hebat.

   Pin disematkan di sebuah pita dan ia ikatkan pada sela kerah baju maid pelayannya. "Begini lebih baik"

   Tangan tak berbulu hewan menyentuh pin tersebut. "Terima kasih, master"

"Soal bakat sihir atau apapun itu...aku tidak merasakan energi sihir darimu", Felix berbohong soal hal tersebut. "Tidak perlu dipikirkan"

"Baik, master"

   Kenyataannya Felix merasakan energi sihir yang besar dari pelayannya. Pin itu hanya segel agar energi itu tidak meledak lagi seperti waktu itu.

"Master, maaf jika saya lancang tapi...", Mariane memalingkan wajahnya sambil menunjuk ke arah air.

   Felix mengikuti arah yang ditunjuk pelayannya. Betapa malu dan merasa harga dirinya hancur mengetahui ketika ada yang tegak di sana.

  Buru-buru tuannya menutupinya dengan handuk yang disampirkan di belakang kepalanya.

"Master, saya bisa bantu untuk--"

"KELUAR!"

"Baik, master"

   Meski tersentak karena tuannya berteriak keras. Ekspresinya tetap datar dan melenggang keluar dari kamar mandi pribadi tuannya.

   Felix menghela nafas. Rona merah di wajahnya bukan karena panas dari air mandinya. Ia mengumpat pelan dengan memukul air.

"Baunya memabukkan sekali sejak...bulan merah itu"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wolf Master and His Human ServantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang