Happy reading ❤️
Sejatinya tiap orang pasti memiliki harapan yang sama saat bersiap mengawali hari. Pagi yang cerah dengan secangkir susu hangat dan roti yang masih sangat layak untuk di konsumsi, jauh lebih baik ketimbang harus mengeluh begitu menyambut mentari pagi yang memaksa masuk lewat sela-sela jendela kamar yang telah lapuk. Harusnya siapapun tidak boleh terlalu berharap lebih pada sesuatu. Dunia cenderung bergerak tanpa ada yang bisa menebak alurnya akan seperti apa.
"Sepertinya hari ini aku akan tertidur lagi di kelas."
Desahan sesorang yang baru saja menuruni tangga lengkap dengan langkah gontainya itu pun, berhasil menarik perhatian wanita paruh baya yang tengah sibuk di dapurnya. Senyum di wajahnya terlihat begitu tulus, kendati harapannya untuk mengawali hari tanpa adanya keluhan, jelas tidak akan bisa terwujud hari ini.
"Tolong jangan salahkan Ibu, karena semalam kalian lah yang mendesak Ibu untuk melanjutkan cerita." Kedatangannya sambil membawa sepiring sup jamur yang menguarkan wangi sedap itu, berhasil membuka sedikit mata kedua putranya yang nampak sama-sama masih sayu lelah. Terlihat menggemaskan, tapi ia tidak ingin memberikan toleransi kalau mereka sampai harus melewatkan kelas pagi hanya karena tidak mendapat tidur yang cukup.
"Tenang saja, Vern ... Aku akan dengan senang hati membawakan setimba air untuk membuatmu terjaga selama kelas berlangsung."
Lantas celetukan itu berhasil membuat Christy—orang tua tunggal dari kedua bocah kembar itu, tertawa tak kalah lebar dari sebelumnya.
"Bagus, Ron! Kau harus membantu Ibu mengawasi agar nilai Vernon tidak semakin buruk semester ini."
Si sulung pun mengangguk penuh tekad. "Serahkan saja padaku, Bu!"
Belum sampai 15 menit sejak waktu sarapan dimulai, nampaknya hari yang damai itu akan semakin jauh dari harapan. Di saat akhirnya Christy memiliki cukup waktu di pagi hari untuk memiliki sarapan hangat bersama kedua putranya, ada saja tamu tak diundang yang ikut mengusiknya.
Tidak heran kalau malam tadi, si bungsu sangat kekeuh ingin mendengar cerita dari Christy. Keduanya telah menyiapkan berbagai hal untuk menghabiskan waktu berharga bersama. Meski hanya sekedar menghabiskan satu cerita rakyat yang tidak akan bisa ditemukan di buku mana pun itu, cerita-cerita yang Christy bawakan selalu berhasil menempati tempat khusus dalam hati keduanya.
"Kalian lanjutkan saja makannya, biar Ibu yang membuka pintunya."
Rumah yang tidak terlalu besar untuk memberi jarak pemisah antar ruang tamu dan ruang makan, mustahil jika berharap sesuatu yang privasi tidak akan terseret lebih jauh ke dalam rumah. Namun lebih dari kejutan apapun yang datang di pagi hari, Christy sungguh tidak pernah mengharapkan beberapa tamu yang menyandang simbol kesatria kekaisaran itu berdiri di hadapannya seolah tengah menyatakan bahwa ini adalah tempat persembunyian sang pengkhianat. Hanya mencari perumpaan yang cocok saja. Tidak perlu terkejut.
"Ada apa kesatria kaisar yang terhormat sampai datang ke tempat kumuh seperti ini?" ujar Christy sembari seketika langsung menundukkan kepalanya. Vernon dan Veroness yang berada di belakangnya pun segera mengikuti ibu mereka tanpa perlu di perintah.
Christy tidak pernah menyukai sifatnya yang suka terburu-buru. Jika sesuatu itu belum datang atau belum tentu akan datang, namun tidak menutup kemungkinan hal itu tidak akan pernah datang sama sekali. Salah satu antisipasi yang sangat tidak ingin Christy harapkan adalah momen seperti keduanya harus memiliki etiket sempurna di hadapan para kaum pemimpin.
"Apakah benar ini kediaman Christina Mayer? Penerus langsung dari Baron Mayer dari wilayah timur?"
Pertanyaan itu hampir menggoyahkan separuh keteguhan yang ia bangun selama satu dekade terakhir. Christy sangat mengerti kalau situasi seperti ini bisa saja terjadi lagi, tapi sebisa mungkin ia tidak pernah ingin mengorek kembali apa yang sejak dulu ingin ia kubur bersama sisa ingatan tidak menyenangkan yang masih berbekas. Bahkan untuk melakukan itu, Christy telah mendedikasikan seluruh peruntungannya untuk membuka lembaran baru bersama keluarga kecilnya di sebuah desa bagian utara ini. Kalau ia sudah bertindak sejauh ini, lalu mengapa orang-orang ini malah repot-repot menyinggungnya disini?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕯𝖊𝖈𝖆𝖑𝖈𝖔𝖒𝖆𝖓𝖎𝖆
FantasyChris adalah nama panggilan yang diketahui oleh semua orang. Sayangnya, memang tidak ada yang bermaksud menanyakan siapa dan apa yang tertulis dibelakang nama Chris. Tidak ada yang bertanya, bukan berarti Chris tidak pernah mau memberikan jawabanny...