"Terkadang mengalah tidak akan membuat kita rendah, karna bisa jadi dengan kita mengalah orang lain akan bahagia"
_Alister
.
.
.Alister mengepulkan asap rokoknya sejenak, kemudian membuang sisanya dan menginjaknya di tanah. Dia menatap tajam seorang cowok yang tertunduk di hadapannya dengan luka di tubuhnya.
"Gue benci penghianatan...sekarang gue tanya sama lo, apa mau lo??"tanya Alister datar sambil duduk di meja depan Hari, salah satu anggotanya yang telah berkhianat.
Pemuda itu mengangkat kepalanya dan menatap Alister seperti seseorang yang penuh kebencian.
"Sepertinya lo emang nggak tau gue siapa Alister, Gue Hari satriyo...adik dari Hans, cowok yang selama ini koma dirumah sakit karna lo hajar...gue nggak trima lo ngelakuin itu ke kakak gue, untuk itu...GUE BENCI LO ALISTER!!!"Hari sudah emosi, Alister hanya terkekeh mendengarnya.
"Asal lo tau aja, kakak lo itu...seorang bandar narkoba, kriminal,...dia udah pernah bakar markas gue, dan waktu itu dia mau nikam gue, karna dia nantangin yaudah gue kasih apa yang dia mau...kalau masalah koma, itu bukan karna gue hajar tapi karna dia diserempet mobil...dan dengan bodohnya lo diprovokasi sama Dera...ck,ck,ck..."Alister tak habis pikir.
"Ghaffi, khaisan, wildan...antar dia ke markas venus, gue nggak mau berurusan lagi sama penghianat ini" mereka yang disebutkan lansung menyeret Hari dari sana.
"Ingat kata-kata gue Alister, suatu saat gue bakalan ngehancurin lo...!"ucap hari sambil berontak dari Ghaffi dan wildan, sementara khaisan berjalan santai di depan.
"Dan gue nggak akan biarin lo ngelakuin itu"sambung Alister lirih.
Setelah mereka pergi, Alister kembali duduk di tempatnya semula. Zidan mendekatinya dan merangkulnya.
"Abang Alis emang sabar ya, coba aja tadi dihantam skalian si hari-hari bikin emosi tuh...kan makin guanteng bang"ucap zidan sambil mencolek dagu Alister yang membuat pemuda itu berdecak, diapun kesal dan menurunkan tangan zidan dari pundaknya.
"Lo pikir gue cowok apaan?!" hardiknya membuat zidan terkekeh.
"Ya cowok gue lah..."jawab zidan dengan entengnya membuat Alister menggeplak kepalanya.
Fatih dan Arsyad hanya geleng kepala melihat itu. Setelah Ghaffi dan wildan pergi, malah satu spesies mereka itu mengganggu Alister, seperti biasa.
"Jauh-jauh lo dari gue, najis!"sentak Alister membuat zidan makin gencar mendekatinya Alister.
"Ih abang jahat, aku tuh cinta berat...sini dong dekat-dekat kupegang erat-erat..."nyanyi zidan smakin membuat kesal Alister dan mengabaikannya.
"Oh ya, buat masalah tadi biar anak inti aja yang tau...anggota yang lain nggak usah tau"ucap Alister sambil fokus ke layar hpnya.
"Siap pak boss!"ujar zidan semangat. Sementara Fatih dan Arsyad hanya mengangguk.
Saat asik memainkan hpnya Alister menerima telpon dari seseorang yang tidak dikenal, diapun mengangkatnya siapa tau penting? Begitu kalau kata Alister mah...tak ada yang brani bersuara, tapi orang yang menelpon itu juga tak kunjung bersuara.
"Hallo...."
"......."
"Hallo...siapa lo?!"
"......"
"Nggak usah main-main lo sama gue, siapa lo?!"Alister makin kesal dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TASBIH CINTA
Teen Fiction"Maaf mas, mau bunga yang mana??" Tanya wanita bercadar yang sedang melayani seorang pembeli. Pemuda yang memakai masker hitam dan topi hitam di depannya terdiam dan menatapnya lama, wanita itu jadi gugup di tatap seperti itu. "Mas..." Tegur wanita...