Di dunia ini, ada orang-orang yang terlahir secara istimewa. Di antaranya, mereka yang dapat melihat makhluk tak kasat mata atau indigo.
Namun, Xiao Zhan hanya remaja 18 tahun yang tampak biasa saja. Hidup normal, berbaur dengan orang-orang dan tid...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di dunia ini, ada orang-orang yang terlahir secara istimewa. Di antaranya, mereka yang dapat melihat makhluk tak kasat mata atau indigo.
Namun, Xiao Zhan hanya remaja 18 tahun yang tampak biasa saja. Hidup normal, berbaur dengan orang-orang dan tidak memiliki kemampuan khusus untuk melihat hantu atau semacamnya. Lalu kenapa ia disebut salah satu orang pilihan yang istimewa?
Itu karena ... aromanya. Xiao Zhan memiliki aroma yang disukai oleh makhluk sejenis ‘mereka’. Dengan keistimewaannya ini, kejadian macam apa yang dialami Xiao Zhan? Dan apa hubungannya dengan Wang Yibo, si pemilik villa misterius.
Ikuti kisahnya dalam cerita "A Death Faint" by Zora Lin. 😉
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dari sekian banyak keistimewaan yang dimiliki orang-orang pilihan, ada satu yang tak biasa. Ia sosok yang tampak biasa saja, hidup normal di antara orang-orang, berbaur dengan baik tanpa kesusahan dan tidak memiliki kemampuan khusus untuk melihat hantu atau semacamnya. Lalu kenapa ia disebut salah satu orang pilihan yang istimewa?
Itu semua karena aromanya. Ia memiliki aroma wangi khusus yang tak dimiliki oleh manusia normal pada umumnya.
Xiao Zhan, hanyalah remaja 18 tahun biasa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Melakukan aktivitas biasa, sekolah, bermain, belajar, dan berkumpul dengan teman-teman layaknya remaja normal. Namun, siapa yang tahu bahwa di masa lalu Xiao Zhan pernah mati dan hidup kembali. Mustahil bukan? Tetapi itulah kenyataan yang pernah dialaminya.
Ketika Xiao Zhan berusia 7 tahun, ia tinggal bersama neneknya di sebuah distrik di pinggiran kota Chongqing. Distrik ini berada area kaki gunung yang sangat kental dengan tradisi dan adat-istiadat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ayahnya baru saja dikremasi kurang dari 40 hari, sementara ibunya ... sejak kecil hingga sebesar ini Xiao Zhan tidak pernah mengetahui rupa dan keberadaannya. Nenek mengatakan, sang ibu masih hidup dan tinggal di tempat lain yang jauh dari tempat tinggal Xiao Zhan. Karena sejak kecil tidak pernah diurus dan tidak pernah tahu siapa ibunya, Xiao Zhan pun enggan untuk menanyakan lebih jelas tentang wanita yang sudah melahirkannya tersebut.
Di distrik ini, setiap ada kematian selama 41 hari penuh di depan rumah-rumah warga selalu dipasangi lentera saat petang menjelang. Nenek moyang mereka mengatakan itu sebagai simbol penerangan, agar arwah orang yang sudah meninggal tidak tersesat di jalan. Konon katanya, apabila ada rumah tidak memasang lentera para arwah akan datang dan mengetuk pintu rumah. Mencari si pemilik untuk diajak pergi bersama.
Suatu hari, setelah lewat 40 hari sejak kremasi sang ayah, Xiao Zhan pamit pada nenek untuk masuk ke kamar. Ia berniat untuk beristirahat lebih awal. Waktu itu, senja baru saja hilang. Bentangan langit hitam baru saja menggantikan lembayung jingga di ufuk barat.
Nenek yang melihat cucu satu-satunya itu tampak lesu hanya bisa menatap sendu dan menganggukkan kepala. Sambil berpesan pada Xiao Zhan, “Jangan tidur dulu. Setelah ini, kamu harus menyalakan lentera terakhir untuk ayahmu."
Xiao Zhan hanya mengangguk. Ia tidak menjawab kata-kata nenek, tetapi bocah itu tetap saja berjalan lunglai menuju ke kamarnya.
Awalnya ia hanya duduk di tepi ranjang, menatap sebuah buku usang peninggalan sang ayah. Namun, lama kelamaan badannya mulai terasa lelah dan tanpa Xiao Zhan sadari niat awal untuk sekedar duduk menjadi tubuh yang terlentang di atas ranjang memeluk buku di depan dada ... tertidur. Detik jam di dinding terus bergulir dan tiba-tiba saja Xiao Zhan sudah terlelap menjelajah alam mimpi.
Xiao Zhan membuka mata saat mendengar ada seseorang sedang mengetuk pintu kamarnya. Dan dari caranya mengetuk pintu, itu terdengar familiar di telinga Xiao Zhan. Satu ketukan ringan, jeda sebentar lalu diikuti tiga ketukan bernada. Begitu terus berulang-ulang sampai menghasilkan ketukan-ketukan bak irama lagu.
Tok ... tok, tok, tok!!
Tok ... tok, tok, tok!!
Tok ... tok, tok, tok!!
Xiao Zhan pun bangkit dari tempatnya tidur. Ia berjalan untuk menghentikan ketukan-ketukan tersebut sampai kemudian melihat seseorang yang berdiri di muka pintu sedang menatapnya dalam diam.
'Ayah?'
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Helooooo!!!! FF baru gaesss 🤭🤭 Alias nambah utang hehehe 😁
Kali aku bawa genre yg jarang banget aku bikin. Horor-Romance 👻 mueehehehehe~ So, nikmati aja ya kisah horor ini seperti apa. Sampai jumpa lagi 😉😘