awalan

78 16 0
                                    

Love,

What's the definition of?

Bagi Jaemin, cukup satu kata, Jeno. Laki-laki yang disukainya sejak bangku SMA, sampai sekarang. 7 tahun pertemanan mereka membuahkan rasa yang berbeda, sayangnya itu hanya berlaku bagi Jaemin.

Atau itu lah yang ia tahu.

Entah apa yang dipikirkan pemuda berambut hitam itu tentang sahabatnya, si blonde yang manis. Yang jelas Jaemin bertahun-tahun memendam rasa kagumnya, yang berujung cinta.

Jika ditanya mengapa jatuh cinta, entahlah? Ia sendiri pun tidak mengerti. Jawaban yang sama selalu ia berikan ketika hatinya bertanya apa itu cinta, selalu Jeno, hanya Jeno, dan tetap Jeno.

Jaemin kagum dengan ekspresi Jeno yang mirip papan reklame, entah marah atau sedih, wajahnya selalu datar, tanpa ekspresi. Jeno baik, tapi sangat kaku, tidak mudah untuk diajak bicara karena orang itu bukan pembicara aktif.

Jaemin dan Jeno sudah berteman, 7 tahun lamanya sejak kelas 10, saat itu mereka berumur 16, sampai sekarang, 23 tahun, tanpa lost contact sekalipun, Jaemin tidak akan pernah membiarkannya tentu saja.

Hal yang membuat mereka tetap berhubungan itu karena kegigihan Jaemin, jika Jaemin tidak gigih, mustahil hubungan mereka dapat bertahan, apalagi dengan sifat cuek Jeno.

Jaemin mengusap-usap mulut gelasnya yang berisi bir, kantong matanya semakin menebal dari hari ke hari. Di sebelahnya Jeno juga sama, keduanya sama-sama lelah, bedanya Jeno lebih pandai menyembunyikan ekspresinya.

"Ugh sial, aku gak akan pacaran lagi." Keluh Yeonjun yang sudah setengah mabuk, wajar bagi pria itu bertingkah apalagi saat kusut pikirannya.

"Memang kenapa?" Jaemin menanggapi, ia masih sadar, sebab ia tak terlalu banyak meneguk Soju.

"Wanita brengsek selingkuh, apa ah, dengan remaja SMA, gila, aku pengen muntah, sial."

"Harusnya kau dengarkan aku saja dari awal." Wonwoo menimpali, laki-laki itu membenarkan posisi kacamatanya.

"Mana aku tahu dia bakalan begitu? Lagipula kita sudah lama kenal."

"Hmmm." Jaemin menggaruk dagunya. "Yah, karena kau sudah tahu seperti apa dirinya, putus saja, tidak ada gunanya mempertahankan hubungan dengan orang yang pernah berselingkuh, sekali berselingkuh dia akan melakukannya terus." Katanya memberi saran.

"Seperti ibumu ya." Celetuk Yeonjun sambil terkekeh-kekeh.

Wah sial, Jaemin tersenyum masam, auranya gelap, tentu saja ia kesal, Yeonjun yang mabuk memang menyebalkan.

"Kau minta dipukul ya, bajingan?" Tangan Jaemin terkepal, lalu dihentikan oleh Jeno sebelum melayang ke wajah Yeonjun.

"Mau kupesankan sup rumput laut?" Tawar Jeno, akhirnya laki-laki itu berbicara.

"Mending kau tawari saja Yeonjun." Jaemin menarik tangannya dari genggaman Jeno, ia lalu keluar dari restoran itu.

Diikuti oleh Jeno, tentu saja.

"Hmmm." Jaemin bersandar di bahu Jeno, ingin mendekap laki-laki yang lebih tua darinya beberapa bulan, tapi diurungkan niatnya itu, Jaemin tahu Jeno benci sentuhan.

"Kau pernah begini sebelumnya." Jeno memulai.

"Ya, kenapa?"

"Tidak apa-apa."

"Dasar, kebiasaan menggantung kalimatmu itu..."

Jeno terkekeh, ia mengusap rambut blonde yang lebih muda. "Tapi kau berhasil menahan diri."

The Meaning Of His Gaze Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang