Bagian 2 | Dunia lama dan orang baru

1 0 0
                                    

[SHOCK]

Angsana mengerjap perlahan, menatap nanar tempat yang akan ia jadikan ruang kerja. Sempit, kecil, dan berantakan. Gambaran itulah yang saat ini Angsana lihat dari ruang kerja nya. William benat-benar menyiksa! Bos satu itu, lihat saja Angsana akan segera menyepam nya dengan ratusan surat pengunduran diri. Langkah kakinya gontai, agak malas jika harus menyusun kembali tempat yang bahkan tidak bisa dianggap ini. Angsana berpikir, ia lebih baik meminta bantuan asisten nya.

"Lihatlah! Bahkan dia tidak mengangkat telpon ku, yang benar saja." Angsana meletakan kotak kardus dengan keras, mencoba menelpon kembali asisten nya. Namun nihil, hanya panggilan tak terjawab yang ia temukan. Tangan lentiknya mengurut pangkal hidung, mencoba sabar. Jika tidak besok maka lusa ia akan kembali, hanya perlu bersabar.

Angsana mulai menata ruangan yang akan ia singgahi, berusaha memperbaiki mood yang benar-benar berantakan sekarang. Pandangan nya menoleh dalam sekejap, karena dirasa ada yang memperhatikan kegiatan yang ia lakukan.

Dan benar, pria jangkung berdiri diambang pintu, dia mengenggam sebuah map dan memakai kacamata bulat. Kulitnya putih, namun tidak terlalu pucat, matanya gelap. Segelap surai yang menempel dikepala. Bibirnya tipis, rahang nya tegas. Dan yang menjadi perhatian Angsana adalah netra pria itu nampak tajam jika diperhatikan secara detail. Oh, siapa dia?

"Maaf, Sir William tadi memberi tahu saya, akan menjadi asisten anda selama berada disini, Mrs. Angsana," kata pria itu sembari menundukan kepala dan mengangkat nya lagi. Senyum kecil terpatri diwajah nya, bagi Angsana sendiri. Pria itu seperti menyeringai kearah nya.

Ia mengerutkan kening, memandang pria itu amat dalam. "Kau yakin? Dia seharusnya menghubungi ku terlebih dahulu." Angsana berkata pelan, seraya membalikan badan dan kembali menyusun barang-barang nya yang sempat tertunda tadi. Tanpa mempedulikan raut wajah yang mulai berubah dibelakang nya.

"Ya, Mrs. Ini dadakan, dan Sir William hanya bisa memberitahu saya," tangan nya terangkat, mengatur bingkai kacamata bulat yang bertenger manis dipangkal hidung. Kembali tersenyum, kali ini lebih tipis dan tidak selebar tadi.

"Baiklah, bisa beri tahu aku siapa bos nya disini?" Angsana mengalah, jadi ia lebih memilih mempertanyakan hal yang membuat otaknya runyam sedari tadi. Ia menghela napas berat, sebelum kembali berbalik berhadapan dengan asisten barunya.

"Mr. Kiel, adalah pimpinan kami disini. Namun, beliau sedang pergi keluar kota dan akan kembali 3 hari lagi. Saya akan memandu Mrs. Angsana untuk perkenalan lebih dekat dengan instansi ini."

"Tidak perlu, aku sudah tahu."

Pria itu berdehem kecil, setelah itu kembali tersenyum. Yang membuat raut wajah nya kian bertambah manis dan ramah. Tapi, dipikiran Angsana sendiri. Pria polos didepannya sangat suka sekali terbar senyuman.

Ya, polos.

"Kau tahu nama ku, tapi aku tidak tahu nama mu,"

"Oh, ya. Maafkan saya. Nama saya Zhiper," jawab nya cepat dengan nada rendah. Zhiper kembali menarik bibir, sebelum melangkah mundur menjauhi Angsana. Ia berpamitan dan pergi dengan segara.

Angsana disana, berdiri sambil mengenggam pulpen ditangan kanan, sedangkan tangan kiri ia gunakan untuk mengutak-atik handphone. "Pantas saja, dia tidak mengangkat telpon ku," ucapnya lelah. Mengutarakan isi hati yang tertuju pada asisten nya, padahal dirinya sudah terbiasa dengan asistennya itu. Lalu, mengapa orang baru begitu mudah menggantikan yang lama?

Angsana menggeram.

Dering handpne nya berbunyi nyaring, mengalihkan atensi pada benda kecil diatas meja. Nampak, dilayar handphone nya tertera nama sang bos menyebalkan. Angsana risuh-risuh, ingin mengabaikan tapi bisa saja ia mendapat kabar kembali. Pulang dari sini setelah menata ulang tempat ia berdiri. Lucu, bukan?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHOCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang