Mari Bertemu Kembali dengan Versi Terbaik Masing-Masing

31 2 0
                                    

Perpisahan adalah risiko dari segala jenis pertemuan sebab nggak ada yang abadi di dunia ini kecuali perubahan.

Kemarin saya merasakannya: sebuah perpisahan.

Menurut saya, perpisahan yang kemarin saya rasakan itu cukup—ralat sangat—berdampak bagi hidup saya. Kami harus menentukan jalan masing-masing dan merelakan beberapa bagian menghilang dari hidup sebab itu adalah bayarannya.

Perpisahan kemarin berkesan banget. Kami berpelukan sambil nangis, haha. Muka saya nggak bisa dikondisikan.

Terus, saya denger ada yang bilang gini, "Lin, nanti kita bertemu lagi dengan versi terbaik masing-masing, ya."

Entah kenapa saya langsung marah. Gak terima aja gitu.

Jujur aja saya nggak mau. Bukan nggak mau pisahnya, tapi nggak mau ketemu dengan versi terbaik masing-masing.

Sebab satu hal yang saya inginkan: dia ikut serta dalam proses saya menjadi versi terbaik, begitupun sebaliknya.

Meskipun jarak jadi halangan, tapi masih ada handphone yang bisa jadi alternatif, 'kan?

Maka dari itu, saya suka kesel tiap ada orang yang pamitan dengan bilang begitu.

Oit! Kita masih di dimensi yang sama.

Masih di bumi.

Bisalah saling support dan kirim kabar. Sesederhana itu.

Saya tau, nantinya akan ada momen buat lost contact—entah itu selamanya atau sementara—tapi meminimalisir hal itu terjadi bisa 'kan?

Perpisahan bukan suatu alasan untuk menjadi asing, ya!

SOAL MENGELUH, SAYA JAGONYAWhere stories live. Discover now