I am sorry
JoJo's Bizarre Adventure © Hirohiko Araki
Request for : ...
Bajingan, akan ku buat dia membayarnya! -Dio Brando.
.
.
.Hari yang indah, tapi tidak bagi (Name) Brando, anak manajer perusahaan ternama yang kini di culik tante-tante menor.
Tan, jangan, tan.
Terikat di kursi dengan ikat tali tambang bekas. Hanya di beri minum, tak tahu air itu air bersih ataupun air kotor. Di siksa? Oh tentu, meski tidak terlalu mengenaskan.
Ditendang, dipukul, dijambak, dan kekerasan fisik lainnya yang (Name) alami. Gadis berambut pirang itu hanya bisa menangis, dan memanggil nama sang ayahanda.
***
"KAU- KAU BILANG AKU HARUS TENANG?! HEI! JONATHAN KALAU KAU TIDAK MEMBANTU SETIDAKNYA DIAM." bentak pria dengan pakaian setelan jas.
Dio menyesali, ya sangat menyesali. Ia bodoh karena meninggalkan sebentar sang anak karena sebuah telepon, membuat anaknya terculik. Ia tak bisa berkutik saat mengetahui sang anak di culik.
Sial dia sekarang ingin menjedotkan satu-satu mereka ke dalam gunung volkano. "Maaf, tapi lebih baik kau melaporkan kepada polisi, Dio." saran seorang pria di sampingnya.
Saran dari pria tersebut membuat Dio menoleh. "Sudah, mereka bilang akan mencarinya. Tapi aku tak percaya." kata Dio. "Aku sudah mengecek semua cctv yang terdapat di sana, tapi tidak ada satupun petunjuk mengenai siapa orang yang menculik (Name)." lanjut Dio.
Jika bukan situasi genting mungkin pria di sampingnya ini akan ber'waw' mengingat Dio itu jarang menggunakan effort kalau tak penting. (Name) benar-benar orang yang penting dalam kehidupan Dio.
Iyalah, orang anaknya.
"Sial... Bajingan itu kalau sudah tertangkap akan ku buat dia membayar semua yang telah dilakukannya pada putriku." cerca Dio, urat di kepalanya terlihat.
Jonathan- pria di sampingnya hanya terdiam, dia juga membantu Dio dengan memerintahkan orang terpercaya nya. Orang yang pandai dalam tindak kriminal.
Brak!
"Tuan Joestar! Saya menemukannya!" teriak pria dengan topi bermotif kotak-kotak. Muka Dio yang tadi tertunduk sekarang menoleh ke sumber suara seakan meminta penjelasan.
Jonathan yang tentu mengetahui tindakan Dio berkata. "Dimana, Speedwagon? Apa kau bisa menjelaskannya dengan detail."
"Pinggiran kota, tapi tidak di ketahui pasti tempatnya karena mereka selalu berpindah-pindah tempat. Saya sudah mencoba mengendap-endap tapi sepertinya itu pilihan yang bodoh! Jadi saya akan melaporkan pada anda terlebih dahulu. "jelas Speedwagon.
Tatapan mata Dio menajam, mengusap wajah sangarnya secara kasar. Pinggiran kota? Dio sangat mengetahui tempat itu, tempat di mana ia dibesarkan sampai ia pergi merantau setelah si bajingan itu mati.
Jonathan tampak berpikir, sedangkan Speedwagon juga berpikir dan menunggu keputusan pria berbadan kekar atasannya. "Tuan Joestar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐨𝐫 𝐘𝐨𝐮 | ᴊᴊʙᴀ
Diversos'Jika mencintaimu adalah sebuah dosa, maka aku biarlah aku bangga dengan dosa ku.' Only part 1-6. ©Hirohiko Araki.