[ Two ]

81 20 4
                                    


Masih di hari yang sama dengan [Name] yang ngajak gelud anak orang. Saat ini, [Name] tengah mengayuh sepedanya dengan ekspresi dan suasana hati yang kacau parah. [Name] berencana akan tetap mengantar totebag yang sudah sang ibunda percayakan kepadanya, ya, walaupun dirinya lupa di mana letak rumah yang akan menerima totebag seberat dosa kalian ini. Ngomong-ngomong soal Kaiser, demi archon dia untung saja masih bisa diberikan kesempatan hidup dengan cara membuat suatu kesepakatan dengan [Name] sendiri dan kesepakatan itu bersifat rahasia~

"[Name] Nolween!!" Sebuah teriakan yang meneriaki nama panjang [Name], membuat [Name] menoleh ke arah suara dan mendapatkan seorang anak laki-laki bersurai dan bernetra ungu tengah mengayuh sepeda ke arahnya.

"Reo?!" kaget [Name] yang membuat dirinya langsung menghentikan sepedanya.

Ya, anak laki-laki bersurai serta bernetra ungu itu adalah Mikage Reo, yang merupakan salah satu sepupu laki-laki yang [Name] miliki.

"EH MUKA LO KENAPA?!" Reo yang baru saja tiba didekat [Name] sangat terkejut melihat kondisi wajah cantik [Name] sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

"Habis berantem hehehe.." ucap [Name] menjawab kepanikan Reo.

Ekspresi panik dan bingung yang tadinya terlihat jelas diwajah Reo, kini berubah menjadi ekspresi marah dan kesal. "Siapa? Siapa orang yang udah ngelakuin hal ini ke lo, [Name]?" Nada suara Reo terdengar begitu datar.

[Name] menghela nafasnya kasar. "Lo enggak akan tau, Reo—"

"Gue cari tuh orang sampai dapat!" [Name] sedikit tersentak ketika Reo memotong ucapannya, dan juga sebenarnya [Name] tidak heran kenapa Reo bersikap seperti itu kepadanya.

"Udahlah.. udah clear, kok, masalahnya!" ucap [Name] berbohong, be like: anjay aku bohong.

"Clear sama lo, tapi belum clear sama gue!" balas Reo membuat [Name] memutar bola matanya malas.

"Jangan lagi deh, Reo. Dia enggak ada masalah sama lo," ucap [Name] malas.

"Dia ada masalah sama lo, berarti dia juga ada masalah sama gue," balas Reo membuat [Name] mendengus kesal.

"Serah lo, dah!" balas [Name] mulai mengayuh sepedanya lagi.

"Woy! Lo mau ke mana?!" Reo bergerak menyusul keberadaan [Name].

"Gue mau menyelesaikan misi, jadi jangan ganggu, Reo!" seru [Name].

"Gue ikut!"

"Enggak boleh!"

"Ikut!"

"Enggak!"

"Ikut!"

"Ya, lo ikut!"

"Hehehe."

Taik! Itu adalah 1 kata namun melambangkan beberapa makna untuk [Name] saat ini. Ya, Reo pastinya akan ikut, mau seberapa banyak usaha untuk melarangnya, itu tidak akan berhasil.

"Jadi lo mau kemana?" tanya Reo yang mengayuh sepedanya tepat di sebelah kanan [Name].

"Rumah keluarga Itoshi, tapi gue lupa di mana letak rumahnya," jawab [Name].

"Itoshi? Oh, keluarga yang baru pindah itu, ya? Gue tau letak rumah mereka," ucap Reo membuat [Name] langsung menoleh ke arahnya.

"Beneran?!" [Name] tampak bersemangat.

Reo mengangguk. "Ikutin gue!" ucap Reo mengayuh sepedanya cepat, dan ia mulai memimpin perjalanan.

Dan akhirnya setelah perjalanan yang cukup singkat, kedua bocah bau kencur itu akhirnya sampai di depan sebuah rumah yang cukup besar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐁𝐨𝐜𝐚𝐡 𝐒𝐌𝐏 | ʙʟᴜᴇ ʟᴏᴄᴋ x ʀᴇᴀᴅᴇʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang