Intermezo Night! 3 (End)

10 0 0
                                    

Dipagi hari aku bangun, mandi sebentar dan memakai pakaianku, setelah itu aku membakar 2 buah roti dan sebutir telur. Setelah aku menyiapkan sarapanku, aku mendengarkan radio, biasa, untuk menambah informasi, dan di kota ini tidak memiliki sekolah, jadi keseharianku hanya jalan-jalan dan mencari informasi saja, jika uang sudah habis, terpaksa aku berjudi, lebih baik daripada aku membunuh orang lain hanya untuk uang mereka yang pastinya tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhanku, mungkin.

Diradio diberitakan tentang "Perang" semalam, mereka membicarakan tentang ruangan bar yang lantai dan temboknya berlumuran darah, sisa peluru dan senjata yang bergeletakan, serta bau bubuk mesiu dan darah yang amis. Mereka juga membicarakan tentang seoarng bartender yang masih hidup, dia terlihat shock dan tidak berani mengatakan apapun saat itu, dan kriteria sang bartender adalah pria berumur 20 tahun keatas. "Tidak salah lagi, itu bartender semalam! Dan sepertinya, aku harus membunuhnya, tapi sebelum membunuhnya aku harus mendapatkan informasi darinya. Aku membunuhnya bukan tanpa alasan, maksudku, dia saksi, apa yang terjadi apabila dia menceritakan keberadaanku saat itu? Aku harus membunuhnya!".


Aku langsung bergegas menuju TKP, karena polisi masih meng-investigasi bar tersebut, dan sang bartender tidak dibawa ke rumah sakit atau kantor polisi, melainkan di TKP. Saat aku sudah sampai, aku menemui sang bartender mencoba pergi dari TKP, langsung aku todong dia dengan dual bayonet uzi ku. "Mau pergi kemana kau!?", ".... AAAAAA", tanpa pikir panjang lagi aku menembak tangan dan kaki nya. "Jawab pertanyaanku, mau pergi kemana kau! Dan kenapa kau masih hidup, dan, kenapa bartender yang sebelumnya adalah orang lanjut usia, berubah menjadi pria 20 tahun keatas sepertimu!", "t-tolong! Ampuni aku! Maafkan aku! Aku hanya.. aku hanya berniat mencuri uang yang berada  di dalam mesin kasir bar tersebut! Tapi...", "Tapi apa huh!?", aku mendekatkan pisau bayonetku ke arah dada nya, "BAIKLAH AKAN AKU CERITAKAN!! TOLONG JANGAN BUNUH AKU!!", aku langsung menurunkan bayonetku. "Jadi begini, semua bermula, saat aku benar-benar membutuhkan uang, aku hanya seorang gelandangan saja, aku melihat pintu belakang sebuah bar terbuka, aku masuk, dan aku melihat seorang bartender, bartender sebenarnya, yang lanjut usia... lalu... aku membunuhnya... dan.. saat aku ingin mengambil uang dikasir, tiba-tiba para mafia tersebut berperang tanpa alasan... tunggu, aku ingat ada seorang gadis yang ikut dalam perang tersebut... itu... kau bukan!? Kau berhasil kabur.... Aku... aku akan menyerahkan diriku atas pembunuhan, dan aku aka nmenggeretmu juga! Kau berhasil kabur! TAPI KAU TIDAK MENGAJAKKU UNTUK IKUT KABUR, BAHKAN, KAU JUGA YANG MENGAMBIL UANG DIKASIR BUKAN!? KAU MENGAMBIL UANG DIDALAM SAKU BANDAR YANG SUDAH TERGELETAK, KAU PERGI, MENGAMBIL UANG YANG SEHARUSNYA MENJADI MILIKKU! KAU AKAN AKU ADUKAN HAHAHAHAHHA... ARGH.....", dia menggertakku, seakan-akan dia bisa melakukan apa yang dia katakan tersebut."Aku sudah muak, sekarang, tidurlah dengan tenang", aku menembak kepalanya, menembak jantungnya, memotong kaki dan tangannya, lalu pergi.


Ya, apa yang dia katakan itu benar, sebelum aku pergi, aku mengambil uang yang berada di kasir, dan yang terdapat di mayat Bandar, karena itu aku membersihkan jalanku, yang kumaksud adalah, membunuh mereka semua yang ada di dalam bar, aku tidak tahu bahwa Bartender palsu tersebut masih hidup. Aku menghindar, bukan berarti aku kabur dari perang, tapi menyelesaikan perang, lalu pergi dari TKP serta membersihkan jejakku dengan mayat-mayat mafia yang kubunuh tersebut. Itulah yang sebenarnya terjadi, dan, tersangka sebenarnya dari kejadian ini adalah... diriku sendiri.


Intermezzo night : End,

Starting : The momentary trip.

The Classic Story : AnastasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang