Peluk - Bbangsaz

1.1K 74 0
                                    

Namaku Hanni, aku mempunyai teman yang hobinya meluk 'orang'. Mungkin? Karena yang ku tahu yang ia sering peluk hanyalah aku. Aku tak pernah sekalipun melihat ia memeluk orang lain, hanya aku.

Namanya Minji, cantik seperti nama pemiliknya.

Dia begitu menggemaskan. Mengapa? Lihat saja tingkah lakunya yang selalu meminta peluk kepada ku (tapi terkadang dia suka menyosor begitu saja) dengan mata yang berbinar-binar, itu benar-benar menggemaskan.

 Mengapa? Lihat saja tingkah lakunya yang selalu meminta peluk kepada ku (tapi terkadang dia suka menyosor begitu saja) dengan mata yang berbinar-binar, itu benar-benar menggemaskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading ♡
__________________________





















































Saat Hanni menuju kelas, seseorang memeluknya dari belakang. Hanni hampir tumbang, orang itu memeluknya dengan bersemangat dan erat, "Kamu suka ga pelukan dari belakang gini?" Hanni amat tahu siapa yang memeluknya, siapa lagi kalo bukan Minji. "Iya Minji, aku suka. Tapi lain kali kamu pelan-pelan ya."

"Hehehe, maaf ya! Aku kangen buat meluk kamu soalnya." Ucapnya sambil tersenyum.

Minji melepas pelukannya dan berjalan di samping Hanni. Menurutnya yang ia peluk bukanlah Hanni, melainkan tas Hanni, "Bisa ngga kamu make tas taruh didepan biar aku enak peluknya." Hanni menjawabnya dengan tertawa.

"Ayo ke kelas barengan!" Hanni mengangguk. Minji menggenggam tangan Hanni menuju ke kelas bersama.

Di saat yang lain sedang menikmati jajanan mereka, Hanni lebih memilih untuk membaca buku di dalam kelas daripada jajan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di saat yang lain sedang menikmati jajanan mereka, Hanni lebih memilih untuk membaca buku di dalam kelas daripada jajan. Entah karena Hanni ngga demen jajan atau Hanni saja yang tidak ingin membuang-buang uangnya.

"Hanni!" Yang di panggil langsung menoleh, tahu siapa yang memanggilnya. Terlihat Minji sedang berdiri di ambang pintu kelas, langsung saja Hanni membereskan mejanya dan berjalan ke arah Minji dengan senang hati. Dengan wajah penasaran dia bertanya, "Ada apa Minji?"

"Nanti pulang sekolah tunggu aku di depan gerbang ya? Aku mau ngomongin sesuatu."

Tak sama seperti hari sebelumnya, kali ini Minji mengajak Hanni untuk bertemu dengannya setelah pulang sekolah, ada sesuatu yang ingin dia bicarakan.

Hanni hanya mengangguk tak ingin bertanya lebih lanjut sebagai jawaban lalu tersenyum- itu membuat Minji gemas, "Aku boleh peluk kamu lagi gak, Hanni? Hehehe..." Hanni mengangguk lagi, "Boleh." Tanpa babibu Minji memeluk Hanni.

Orang-orang mulai memberi mereka tatapan aneh, "Mi-Minji, ini mau sampai kapan?" Mereka sudah berpelukan cukup lama.

Hanni bertanya di saat waktu yang bertepatan dengan bunyi bel.

Minji terpaksa melepas pelukannya dengan sedih, "Yaudah, nanti jangan lupa ya!"
























































Sepulang sekolah, Minji sudah deluan berada di depan gerbang. Sedang menunggu Hanni, "Hai, udah nunggu lama ya?"

"Ngga kok, Han."

"Oke. Jadi apa yang mau kamu bicarakan?"




































































































"Hanni.. Sebenarnya aku suka sama kamu. Kamu mau gak jadi pacar aku?" Dengan malu-malu Minji menyodorkan se-buket bunga mawar. Sejenak suasana menjadi hening. Hanni mendekati Minji, mencondongkan tubuhnya. Dengan lembut Hanni memegang wajah Minji dan...

Cup! Dengan lembut Hanni menempelkan bibirnya di bibir Minji.

"Yes, I'm yours."

Kedua netra mereka bertemu. Wajah Minji merah padam, memalingkan mukanya. Minji menyodorkan bunganya lagi kepada Hanni, "Terimalah."

Hanni menerima bunganya sambil tersenyum dan tertawa.

Minji melirik Hanni, lalu Hanni membuka lengannya. Ia tahu apa yang Minji inginkan. Langsung saja Minji memeluk Hanni. Kali ini dengan cinta dan kasih sayang yang tulus, memeluk Hanni cukup erat untuk menghancurkannya. Hangat, Hanni sangat hangat.

Hanni mulai membelai rambut Minji dengan lembut, itu terasa sangat nyaman. Rasanya Minji ingin berlama-lama seperti ini.

Minji melepas pelukannya, wajahnya masih terlihat sangat merah. "How about date? Bagaimana kalau aku mentraktirmu makan siang dan kita bicara lebih lagi?"

"Why not? I will go on a date with you."

Lalu Minji meraih tangan Hanni, menggenggamnya dan berjalan bersama. "I love you, Hanni."

"I love you too, Minji."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
For You, I'm Taking A Shot [NewJeans]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang