"Sayang Sekali" - Kittyz

636 34 7
                                    

"Haerin, kamu suka sama aku ya?"

Cukup terkejut dengan pertanyaan orang di depannya. Haerin memanyunkan bibirnya, dia menatap ke orang itu, lalu melihat ke bawah lagi.

Yang bertanya adalah Hanni- cinta sepihak Haerin. Hanni adalah senior, dua tahun lebih tua darinya. Haerin telah diam - diam jatuh cinta padanya selama lebih dari satu tahun.

Untuk seseorang yang tidak percaya pada perasaan murahan ini, apalagi percaya pada cinta pada pandangan pertama, Hanni adalah pukulan besar bagi fisiologi remaja seperti Haerin.

Dia bukan primadona di sekolah. Hanni tidak memiliki sesuatu yang istimewa untuk dapat menarik hati orang lain dengan begitu mudahnya. Nah, Haerin tidak seperti orang lain. Mungkin itu sebabnya dia menyukai Hanni.

Selama satu tahun terakhir, Haerin selalu diam-diam berjalan di belakang Hanni meski rumahnya berlawanan arah. Dia membuat orang terkejut ketika dia menjadi sukarelawan perpustakaan, yang bukan merupakan hal yang akan dia lakukan. Setiap hal yang belum pernah dilakukan Haerin sebelumnya, sekarang dia tahu untuk melakukan segalanya, hanya karena Hanni.

Namun, Haerin tidak pernah mengungkapkan isi hatinya. Dia hanya melihat Hanni dari jauh, melakukan hal-hal sukarela dengannya. Mereka bahkan tidak melakukan percakapan sekalipun.

Teman Haerin, Minji, selalu mendesaknya untuk menyatakan cintanya kepada Hanni. Dia hanya tersenyum. Dari kecil hingga dewasa, dia hanya bermain dengan Minji saja, tidak ada teman kedua. Seorang anak introvert seperti dia, bagaimana dia bisa mengungkapkan perasaannya kepada Hanni?




































"Apakah kamu suka sama aku?"









































"Tidak."

Sekarang Haerin cukup sadar untuk menjawab pertanyaan itu. Dia telah berpikir dengan hati-hati.

Melihat ekspresi Hanni yang sedikit bingung. Haerin bingung apa yang harus dilakukan setelah menjawab seperti itu.

"Begitukah...? Sebenarnya aku sangat menyukaimu."

"Aku pikir kamu juga menyukaiku, jadi aku baru mengakuinya hari ini. Namun, sayangnya, aku salah." Dia tertawa malu-malu. Bagi Haerin, Hanni selalu menggemaskan!

Haerin menatap Hanni dan menggerakkan bibirnya sedikit.



















































"Ya... sayang sekali, maaf."

Itu benar. Jika tidak ada awal, maka tidak akan ada akhir. Begitu saja, menonton dari kejauhan saja sudah cukup. Tidak takut putus, tapi tidak pernah dibalas.






























For You, I'm Taking A Shot [NewJeans]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang