PART 2

82 5 0
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul satu siang, sedangkan So Eun masih sibuk dengan kegiatannya. Hari ini So Eun datang ke studio miliknya, karena So Min memberi kabar jika terjadi masalah dengan proyek yang sedang mereka tangani.

"Sso-ah, kau belum makan siang juga?." Pertanyaan So Min membuat So Eun mengalihkan tatapannya pada pemilik suara itu.

"Oh Eonni, aku masih harus menyelesaikan dokumen persetujuan ini. Eonni sudah makan?" tanya So Eun pada rekan kerjanya itu.

"Sudah, Hyun Joong Oppa mengajak ku makan siang bersama diluar tadi. Maaf aku tidak mengajak mu karena tadi kau sedang meeting." Ucap So Min sambil tersenyum malu.

"Eiyy, aku mengerti Eonni. Kau ingin berkencan bukan?." Goda So Eun yang semakin membuat pipi So Min memerah.

"Bukan berkencan Kim So Eun, kau lupa jika aku sudah memiliki anak? Bagaimana bisa itu disebut kencan." Ucap So Min sambil dirinya sibuk menyiapkan makan siang yang sudah ia beli untuk So Eun ditempatnya makan siang tadi.

"Apa salahnya? Aku juga masih suka berkencan dengan Kim Bum Oppa." Ucap So Eun lalu berjalan kearah So Min yang telah selesai.

"Ngomong-ngomong kalian yang masih suka berkencan. Apa rencana liburan kalian ke pulau Jeju minggu depan jadi?." Tanya So Min sambil menyerahkan sumpit pada So Eun.

"Itu.. tentu saja jadi. Tetapi sepertinya Oppa sedang sibuk dengan urusan kantor. Bahkan dua hari lalu Oppa harus pergi ke Busan untuk menyelesaikan masalah disana." Ucap So Eun dengan nada sedih yang membuat So Min tersenyum masam.

Karena hal ini bukan kali pertama. Dirinya sangat tahu jika So Eun sangat menginginkan liburan itu. Tetapi selalu saja batal karena Kim Bum yang sibuk dengan urusan pekerjaannya.

"Sso-ah, kau tahu ini bukan kali pertama, kenapa kau harus sesedih itu?." Ucap So Min yang membuat So Eun tersenyum.

"Ne, Eonni benar." Ucap So Eun lalu mulai sibuk dengan makan siangnya.

"Bagaimana dengan wanita itu? Kau bilang jika wanita itu akan kembali?." Ucapan So Min kali ini membuat So Eun terdiam.

So Eun sudah menahan untuk tidak memikirkan hal ini sejak terakhir dirinya bertemu dengan kedua orang tua Kim Bum. Tetapi So Min selalu tahu apa yang menjadi kegelisahannya. Karena hanya So Min teman yang So Eun punya.

"Eonni, kau tahu Kim Bum Oppa masih belum pernah mengatakan jika dirinya mencintaiku?." Tanya So Eun membuat So Min terdiam, lalu mengembuskan napasnya.

"Aku tahu. Tetapi bukankah aku sudah mengatakan padamu sedari awal Sso-ah? Siapapun yang Kim Bum cintai, selama Kim Bum masih milikmu dan dirinya masih terus berada disampingmu, kau hanya menjadi egois, kau hanya perlu menuruti semua hal yang membuatmu senang dan bahagia, kau hanya perlu memikirkan dirimu sendiri." So Eun menghembuskan napasnya saat mendengar apa yang di ucapkan So Min yang selalu menekankan jika dirinya harus bahagia.

"Bagaimana aku bisa begitu Eooni? Kau tahu apa yang ada dipikiranku setelah aku bertemu dengan Ayah dan Ibu?." Suara So Eun mulai bergetar. Dirinya selalu melampiaskan kegelisahannya pada So Min yang selalu mengerti dirinya.

"Aku selalu takut. Bagaimana jika wanita itu benar akan kembali? Bagaimana jika Oppa kembali mengingat cintanya pada wanita itu? Bagaimana jika Oppa sudah tidak menginginkan aku berada disisinya?."

So Min terdiam. Dirinya sangat tahu bagaimana rasa cinta So Eun pada Kim Bum. So Min bukan hanya teman satu-satunya, So Min juga keluarga satu-satunya yang So Eun miliki. Karena mereka berdu tinggal di panti asuhan yang sama selama lebih dari dua puluh tahun.

"Aku tahu kau selalu merasa takut, bagaimanapun kau sudah berusaha menyembunyikannya, aku selalu tahu Kim So Eun. Tapi aku tidak ingin kau terlarut dengan rasa takutmu sampai tidak menikmati waktu bersama dengan orang yang kau cintai. Saat kau mencintai seseorang, kau hanya perlu mencintainya dengan sepenuh hati, entah dirinya akan membalas cintamu atau tidak, yang terpenting adalah kau sudah mencintainya tanpa rasa penyesalan. Jika waktu kalian bersama telah habis. Itu artinya cintamu sudah cukup untuknya." So Min memeluk So Eun yang sudah menangis.

Endless Love For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang