Pulang sekolah Juna lagi ngobrol sama bundanya, kayak udah lama aja gitu dia gak cerita-cerita banyak hal sama bundanya.
"Oh bunda kira kamu udah jadian sama Jepa."
"Bundaaa! Gak ih, adek gak pacaran sama Jepa."
"Coba nanti bunda tanya sama Julian ya, kamu pacaran apa gak sama Jepa."
"Tanya aja sana, pasti abang bilang juga kalau adek gak pacaran sama Jepa."
Bunda hanya terkekeh pelan, ia akan menanyakan hal ini langsung pada Julian nanti jika bertemu.
"Ajak temen-temenmu main dong dek, udah lama bunda gak ketemu sama mereka."
"Boleh bunda, nanti adek bilang ya ke mereka semoga aja mereka mau."
"Iya, nanti kalau mereka bisa kasih tau bunda ya."
Juna mengangguk pertanda mengiyakan.
─────
"Lo pada ke rumah gue dong."
"Tumben, ada apaan dirumah lo?"
"Disuruh bunda, bunda kangen kalian tuh."
"Gue bisa aja sih gak tau yang lainnya."
"Kita bisa tenang aja Ju, lo mau kita bawain apaan?"
"Gak usah, nanti kita masak-masak aja kalian cukup bawa diri."
─────
Akhirnya, hari sabtu mereka semua datang ke rumah Juna benar-benar hanya membawa diri seperti apa yang diucapkan oleh Juna waktu itu.
"Kalian beneran gak bawa apa-apa?"
"Kata lo kan gak usah?"
"Ya iya sih, yaudah ayo deh masuk bunda lagi nyiapin bahan-bahan buat masak tuh."
Juna dan teman-temannya pun masuk ke dalam rumah disana semua sahabat Juna menyapa bunda dan bersalaman satu persatu.
"Aduh, makin ganteng deh kalian."
"Aduh iya makasih tante."
"Kalau kamu jujur aja tante bosen, Lian."
Julian yang tadinya full senyum langsung cemberut membuat anak-anak harta karun terkekeh pelan.
"Bercanda Lian, udah ayok tolong bantuin tante ya buat nyiapin semuanya."
"Siap tante!"
Mereka semua sibuk satu sama lain dan sesekali juga bercanda maupun mengobrol bersama.
"Juna! Tolong kesini dulu."
Juna yang sedang membantu Arthur memotong bawang pun segera beranjak menghampiri bundanya.
"Tolong liatin airnya ya, kalau udah mendidih masukin sayurannya yang lagi dipotong sama Jepa. Bunda mau ke pasar ada beberapa barang yang harus dibeli."
"Oke bunda!"
"Jepa, tante tinggal ya. Kalau udah semua kasih aja ke Juna biar dia yang masukin."
"Iya tante, ini sebentar lagi kok."
Setelahnya bunda Juna pun pergi ke pasar meninggalkan anak-anak harta karun di rumah yang tidak terlalu besar itu.
Juna sedari tadi mengecek air yang sedang di masak, karena masih lama ia memutuskan untuk kembali duduk tepat di hadapan Jefano yang masih sibuk memotong kentang. Keduanya sama sekali tidak terlibat obrolan apapun.
Jefano langsung bangkit dari duduknya saat dirasa air didalam panci sudah mendidih, Juna hanya diam memperhatikan punggung lebar Jefano tanpa menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin - Iksan Boys
Fanfictionwarning! - bxb, homo - homophobic jangan salah lapak! - mengandung kata kasar dan manusia bucin - Hoonsuk, Kyuyosh, Jaesahi, Harubby, Woohwan - jihoon, junkyu, jaehyuk, haruto, jeongwoo!dom - hyunsuk, yoshi,asahi, doyoung, junghwan!sub