Chapter 1 : delinquent

35 3 0
                                    

Naruto menghela nafasnya kasar, ia baru saja keluar dari Ruang Bimbingan konseling atau biasa disebut ruang BK dikarenakan beberapa hari lalu Naruto ikut serta dalam perkelahian antar sekolah lain atau bisa disebut tawuran.

Naruto tidak memperdulikannya, paling-paling ia akan mendapatkan surat panggilan orang tua atau mendapat hukuman skorsing selama beberapa hari dari sekolah. Hukuman tersebut hanya dianggap angin lewat oleh Naruto, ia sudah seringkali mendapatkannya.

Jikalau ditanya mengapa Naruto tidak kunjung dikeluarkan dari sekolah, itu karena Naruto memiliki kekuatan rahasia bernama 'orang dalam'. Hampir seluruh orang penting di sekolah Naruto merupakan kerabatnya.

Dan yang terakhir inilah yang paling menjadi kekuatan paling rahasianya Naruto. Naruto memiliki seorang kekasih yang dimana kekasihnya adalah anak bungsu dari pemilik sekolah ini.

...

Bel masuk sudah berbunyi, namun Naruto sama sekali tidak memperdulikannya. Setelah mendapatkan ceramah dari guru BK, perut Naruto sedikit keroncongan akibat dari awal kedatangannya ke sekolah sampai jam istirahat pertama ia hanya duduk sambil mendengarkan omelan-omelan dari para guru.

Naruto lebih memilih menuju kantin daripada harus masuk kelas dengan perut lapar yang hanya akan mengganggu konsentrasi belajarnya. Walaupun sebenarnya ia memang tidak pernah berkonsentrasi dalam belajar sih.

Sampai dikantin, Naruto langsung memesan ramen serta orange juice kepada bibi bibi kantin. Sambil menunggu, Naruto duduk di salah satu kursi panjang di dekatnya sambil memainkan ponselnya.

"Kenapa belum masuk kelas? Gak denger bel udah bunyi dari 5 menit yang lalu?"

Naruto mendongak, menatap seorang anggota OSIS perempuan bername tag Haruno Sakura dihadapannya yang dengan berani menegur dirinya. Naruto memasukkan kembali ponselnya kedalam saku, lalu iapun berdiri sambil menatap nyalang kepada sosok dihadapannya.

"Suka-suka gue, masalahnya sama lo apa? lagian jam istirahat gue kepotong gara-gara harus ngedengerin ocehan para guru" ucap Naruto sambil bersedekap dada dengan wajah angkuhnya.

"Masalahnya sama saya ya karena saya anggota OSIS, sudah sepatutnya saya menghimbau para warga sekolah supaya mengikuti aturan sekolah" jawab Sakura dengan tegas.

Naruto berdecak sebal, ternyata memang hampir seluruh wanita yang ia temui mempunyai sifat menyebalkan, "Bacot banget, untung cewek lo"

"Masuk ke kelas sekarang, ini sudah bukan jam istirahat!" Titahnya.

"Kalau gue gamau gimana?," tantang Naruto.

Belum sempat Sakura menyeruakan kembali suaranya, sepasang punggung kokoh berdiri tepat dihadapan Sakura seolah-olah tengah melindunginya.

"Sakura, kamu lanjut razia ke kelas lain aja, berandalan satu ini biar saya yang urus" ucapnya.

Sakura mengangguk lalu dengan segera pergi darisana dengan wajah sedikit memerah, membiarkan sosok dihadapannya yang tadi seperti melindungi dirinya mengurus berandalan yang dengan berani menentang perkataan Sakura.

Sosok tersebut adalah Uchiha Sasuke, yang merupakan ketua OSIS periode tahun ini dan tahun sebelumnya juga sekaligus kekasih dari orang yang tadi ia sebut berandalan.

"Sok-sokan mau jadi pahlawan kesiangan lo?," ketus Naruto.

Sasuke meneliti tubuh Naruto dari atas sampai kebawah, "Dasi? Gesper? Name tag?"

Naruto memutar bola matanya malas, bisa-bisanya disaat seperti ini Sasuke justru malah memperhatikan atributnya. Dengan malas, Naruto menjawab "gak bawa"

Sasuke meraba saku celananya, mengambil dasi cadangan yang selalu ia bawa di saku celananya. Sasuke pun langsung memberikan nya kepada Naruto, "pake"

Naruto hanya menatap dasi yang disodorkan oleh Sasuke tanpa niat untuk mengambilnya, "malas" dengan spontan mulut Naruto mengeluarkan kata malas.

Sasuka berdecak, kedua tangannya terulur untuk menaikkan kerah seragam Naruto lalu memakaikannya dasi. Tak butuh waktu lama, dasi tersebut langsung terpakai dengan rapih di kerah seragam Naruto.

Selesai memakaikan dasi kepada Naruto, Sasuke kembali merogoh sakunya. Namun kali ini ia mengeluarkan dompetnya dan mengambil beberapa lembar uang dari dalam sana.

Sasuke mengambil sekitar 5 lembar uang dengan masing-masing nominalnya adalah 1.000 yen lalu memberikannya kepada Naruto sambil berkata, "buat beli gesper"

Naruto dengan wajah berseri-seri langsung menerima pemberian uang dari kekasihnya, "hehehe siap!"

Sasuke yang melihat Naruto senang tanpa sadar ikut tersenyum kecil, beberapa detik kemudian ia menyadari dirinya tersenyum dan langsung kembali mendatarkan ekspresi wajahnya.

"Pulang sekolah tungguin gue di gerbang, kita pulang bareng" titah Sasuke.

Awalnya Naruto ingin mengiyakan, namun tiba-tiba ia teringat akan janjinya kepada sohibnya, "Udah ada janji mau hangout sama Kiba"

Sasuke berdecak, "ck, batalin"

"Ogah" tolak Naruto.

"Batalin, Naruto" paksa Sasuke.

Naruto yang memang tidak suka dipaksa langsung meninggikan suaranya, "Gak mau!"

Sasuke menekan kedua pipi Naruto dengan satu tangannya sehingga membuat bibir Naruto sedikit manyun, "Gue ga nerima penolakan"

Masih dengan posisi yang sama, Sasuke mengecup sekilas bibir Naruto yang sedikit manyun akibat ulahnya, "jangan lama-lama dikantinnya, bel pelajaran keempat bunyi langsung masuk ke kelas" bisik Sasuke tepat ditelinga Naruto, membuat Naruto sedikit merinding mendengar Sasuke berbisik padanya.

Setelahnya, Sasuke langsung pergi meninggalkan Naruto yang masih dalam keadaan mematung.

"BRENGSEK LO UCHIHA SASUKE!!!!" Teriak Naruto dari dalam lubuk hatinya.

TBC

Trust Me [SasuNaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang