1st

28 0 0
                                    

Ah, aku lupa membawa buku kalkulus, batin Ae Seol begitu melihat Yu-Jeong, ketua kelas nya menghapus pengumuman mata pelajaran tambahan di hari itu.

Tiba-tiba saja ponselnya bergetar, menandakan ada telfon masuk.

"Halo? - oh hai Bo Ra - tunggu, apa? - ah power bank - oke seben-" percakapan itu terhenti begitu Bo Ra mematikan sambungan sepihak, ia diminta untuk membawakan portable charger milik Bo Ra dan mengantarkannya ke tempat biasa ia bersantai, atap.

Sementara itu di atap, Bo Ra masih saja mengeluhkan merek jaket sport yang ludes terjual padahal baru 30 menit launching kepada Ha Na.
"Apa kau benar-benar tidak menyimpan rokok?" tanya Bo Ra
"Apa kau gila? bagaimana bisa calon idol merokok" balas Ha Na seraya mengeluarkan cermin kecilnya
"Aish, aku sangat bosan, ada apa lagi dengan anak itu? kenapa dia sangat lama"
"Kau tahu sendiri dia lamban"

Tiba-tiba saja pintu atap terbuka memperlihatkan dua lelaki dengan wajah tengil serta baju acak-acakan masuk bersamaan tawa renyah mereka.
"Ah, aku kira kalian si lamban itu"
"Siapa? Ae Seol? sepertinya dia tersandung di koridor lantai tiga" ucap Hui Rak, salah satu sahabat Bo Ra
"Ya, beri aku rokok kalian"
"Kami juga kehabisan rokok" sangkal il-Ha yang segera memberi kode untuk Hui Rak agar mengosongkan tempat rokoknya.
"Aku tak percaya, berikan padaku" ucap Bo Ra seraya meraba kantong Hui Rak, orang yang berdiri paling dekat dengannya
"Oke-oke, sebenarnya aku ada satu, tapi..."ucapnya menggantung seraya mengisap rokoknya dan menghembuskan asapnya tepat di depan wajah Bo Ra membuat ia mendengus kesal seraya pergi menjauh.

Ckiit, bunyi pintu atap yang terbuka memperlihatkan seorang gadis dengan rambut bondol yang berjalan tergesa-gesa dengan membawa power bank di tangannya.
"Bo Ra ini power banknya" ucapnya masih dengan nafas tersenggal-senggal
"Sudah kubilang jangan pernah memanggilku dengan namaku, aku bukan temanmu"
"Maaf"
"Pergilah"
"Apa?"
"AH YANG BENAR SAJA"
"Ae Seol, kamu harus pergi" potong Ha Na menarik Bo Ra, tak ingin Bo Ra melampiaskan kekesalannya pada Ae Seol
"ya! kamu membuatnya takut" tambah Ha Na pada Bo Ra
"ae seol bye bye" ucap il Ha dan Hui Rak bersamaan dengan tangan yang melambai
"Kau jahat sekali Bo Ra" tambah il Ha begitu Ae Seol meninggalkan atap
"Kenapa? kau menyukainya? si lamban itu?"
"Suka apanya, kau gila"

-

Pagi ini Eun Young ssaem mengumumkan akan adanya rotasi bangku karena 6 bulan sudah terlewati. Menggunakan cara lama, ssaem dan ketua serta wakil meminta masing-masing dari kita untuk mengambil secarik kertas dari box dan duduk berdasarkan nomor yang tertera. Entahlah aku tak memiliki teman sehingga rotasi bangku ini tak begitu memengaruhi ku.
"YA! tukar denganku" ucap il-Ha tepat disamping Ae Seol membuatnya sedikit tersentak kaget.
"Bukannya kita sekelas sudah sepakat untuk mematuhi isi kertas ini?" ucap seseorang tepat di belakang Ae Seol.
"ah? ku kira kau anak rajin yang ingin duduk di bangku depan" sarkas il-Ha karena memang bangku yang ingin ia rebut ialah bangku yang teletak di paling belakang dan berada di baris kedua setelah jendela, bangku awalnya yang memiliki posisi terenak untuk tidur.
"posisi bangku tak akan memengaruhi nilaiku" balas Hyeong Shin tak kalah sarkas
"Hei kalian sudahi itu, dan kamu il Ha duduk di bangku yang sudah tertera di kertas kamu" potong Eun Young ssaem sebelum terjadi peperangan

Dan seketika area bangku yang ditempati oleh Ae Seol dipenuhi murid bernama Bo Ra, Ha Na, il Ha dan Hui Rak. Anak-anak yang gemar menyuruhnya serta membuatnya melakukan ini dan itu. Ae Seol memang lamban tetapi bukan berarti ia tak tahu bahwa sebenarnya dirinya dikucilkan. Meskipun ia mengetahui fakta itu dari teman sekelasnya. Memang terkadang ia tidak bisa membedakan apakah ia dikucilkan atau tidak, tetapi tak sedikit yang memperingati dirinya untuk menjauh dari mereka.
"Ae Seol" panggilan itu menyadarkan lamunan Ae Seol di tengah-tengah makan siangnya
"y-ya?"
"Tukarkan bangkumu denganku" ucap Bo Ra
"Tt-ttapi ssaem.."
"Aish-" umpatan Bo Ra yang terpotong
"Ani, Ae Seol, aku yang meminta Bo Ra untuk bertukar duduk dengan mu agar bangku kami dekat, boleh ya??" pinta Ha Na yang hanya dibalas tatapan ragu oleh Ae Seol
"Ya! kenapa kau lamban, kau gagu? aish apa salahnya bertukar tempat? aku bahkan tidak merampok uangmu, kau-"
"Hentikan, kenapa kalian selalu mengganggu Ae Seol?, kalian sungguh kekanakan" ucap Hyeong Shin memotong ucapan Bo Ra
"Siapa kau yang membelanya?, kau pacarnya?"
"Apa jika aku menjadi pacarnya kalian akan berhenti mengganggunya? jika iya, maka oke aku akan menjadi pacarnya" ucap Hyeong Shin mantab yang membuat semua mata di cafeteria menatapnya termasuk Ae Seol yang kaget.

-

Entah apa kesepakatan yang mereka buat akan tetapi saat ini aku melihat Hyeong Shin sudah duduk dibangku il Ha, artinya il Ha akan duduk tepat di belakang Ae Seol.
"semoga saja ia akan tidur seharian" batin Ae Seol seraya berjalan mendekati bangkunya.
"YA AE SEOL, good morning~"

Pemilik suara yang menjadi alasannya berdoa tiba-tiba saja terdengar. Perlahan Ae Seol berbalik badan, disana terlihat il Ha telah duduk rapi di bangkunya seraya tersenyum seram.

"e-ehm, il Ha ya kenapa kau duduk disitu?"
"aku? memang awalnya kursi ini hanya milikku, ah aku mau mengatakan mohon bantuannya" ucap il Ha seraya bangun dan mendekatkan dirinya untuk membisikkan sesuatu ke Ae Seol yang cukup membuat dirinya mendadak kaku dan terduduk lemas di bangkunya.

aku rasa sekarang kau harus lebih mematuhiku dari pada Bo Ra

Ae Seol with IlhaWhere stories live. Discover now