Permulaan.

58 0 0
                                    

"ezaaaa!" Panggil anak muda diseberang sana.

"APAA!" Balas Eza yang merasa dirinya dipanggil.

Anak muda itu menghampiri Faeza, lalu memeluknya. Faeza yang dipeluk justru terkejut mengapa tiba-tiba anak ini memeluknya. Ya, itu Gabriel. Anak muda yang berstatus pacarnya Faeza.

"Kamu harus bertahan ya zaa!" Ucap Gabriel yang masih memeluk Faeza.

"HAHAHA bayi besarnya siapa ini" Ledek Faeza yang sekarang sedang menyubit pipi Gabriel.

Semenjak Faeza Nahendra masuk kedalam kehidupan kelam seorang Gabriel Matthew, bukan hanya ibunya saja yang bisa membuatnya menjadi anak cerewet tetapi Faeza juga bisa. Faeza adalah anak yang periang namun banyak menyimpan luka.


Faeza dan Gabriel sekarang berada di taman yang indah dan adem. Hanya mereka berdua yang tersisa di taman itu. Karna sudah menjelang larut malam, Faeza ingin pulang namun Gabriel melarangnya.

"Briii, aku mau pulang kerumahh" rengek Faeza

"Aku kan rumah mu ngapain pulang lagi" Ucap Gabriel yang masih memegang tangan Faeza

Diam. Faeza yang sedari tadi merengek sekarang menjadi diam.

"Za." Panggil Gabriel yang melihat Faeza murung

"Ezaaa!"
"Jangan ngambek dong"

Gabriel mengucapkan kalimat itu sebenarnya tidak sengaja. Dia kesal karna Faeza terus menerus merengek.

"Bri." Panggil Faeza yang melepaskan tangannya dari genggaman Gabriel.

"Apa za?"

"Maaf." Ucap Faeza lalu memeluk Gabriel.

"Maaf gue udah ada dalam hidup lo. Maaf gue selalu nyusahin lo. Maaf gue selalu jadi beban buat hidup lo."

Faeza tau kalau Gabriel lelah dengan sifat anak kecilnya. Faeza juga lelah dengan sifatnya sendiri.

"Eza" panggil Gabriel

"Iya bri?"

"Tetap bertahan ya"

"Untuk ap-"

"Untuk aku."

Kedua anak muda itu berpelukan sambil menangis. Mereka tau bahwa mereka membutuhkan satu sama lain. Orang tua Gabriel yang memang masih bersama namun sering berantam. Namun, Gabriel masih bisa merasakan kasih sayang ibunya. Faeza? Dia tidak merasakan kasih sayang dari ibunya maupun ayahnya, orang tua Faeza memang sudah pisah dan hak asuh jatuh kepada ibunya. Ibunya jarang pulang, bahkan yang merawat Faeza bukan ibunya melainkan Kakeknya.

Flashback.

Faeza yang masih berusia 10 tahun. Dia sedang menyantap roti yang dibuatkan oleh ibunya sebelum berangkat kerja.

"Habisin rotinya ya, nanti mama antar ke sekolah" ucap ibunya

"Oke mama"

Faeza sudah menyelesaikan sarapannya dan pergi ke sekolah bersama ibunya.

"Bye mama!" Ucap Faeza dengan melambaikan tangannya dan memeluk sang ibu

"Sekolah yang pintar ya"

Faeza tidak tau bahwa itu adalah hari terakhir dia bisa merasakan roti yang dibuat oleh ibunya. Dia juga tidak tau bahwa itu hari terakhir ibunya mengantar.

Di jam 02.00 siang, itu saatnya Faeza pulang namun sang ibu belum kunjung datang. Akhirnya dia diantar oleh teman ibunya yang memang dekat.

Sesampainya Faeza dirumah, dia mengganti bajunya dan mengerjakan tugas. Dia sendiri dirumah, ibunya masih bekerja.

Kring! Kring!

"Kayaknya mama deh!" Ucap Faeza dalam hati

Faeza berlari turun ke tangga. Ya, kamar Faeza ada di lantai atas.

"Faeza!" Panggil laki laki yang tidak muda lagi.

"Kakekk? YEY KAKEK DATANG!" ucap Faeza girang. Dia memang dekat sekali dengan kakeknya.

Mereka berpelukan bersama.

"Eza nanti kamu tinggal sama kakek ya."

Back to the future.

꓃⁠ 

"Bri" panggil Faeza yang sudah melepaskan pelukannya

"Iya za?"

"Besok jemput aku ya"
"Aku mau ke kuburan kakek." Ucap Faeza yang tersenyum lembut.

"Iya za."

Faeza memang tinggal bersama kakeknya. Kakeknya tidak muda lagi pasti dan memiliki penyakit. Faeza kecil yang tidak tau menahu tentang penyakit kakeknya sangat terkejut saat dia pulang dari sekolah. Saat itu Faeza yang duduk di bangku kelas 6 SD. Ya, Kakeknya meninggalkan Faeza pada saat dia berulang tahun. Kue dan kado sudah tertata rapi di meja makan, itu dari kakeknya sebelum kakeknya meninggal. Faeza sangat benci hari ulang tahunnya. Dia berharap kakeknya bisa kembali ke dirinya namun itu tidak mungkin.

"Faeza" panggil Gabriel

"Iya bri?

"Jangan mati sebelum kita ke Banda Neira ya. Gue tau lo pengen cepet ketemu kakek kan?"

Faeza selalu mencoba bunuh dirinya. Dia ingin sekali menemui kakeknya, dia mencoba banyak hal untuk melukai dirinya sendiri. Mulai dari meminum obat tidur, menggores cutter ke tangannya, dan hampir ingin menggantung dirinya untung saja Gabriel datang dengan cepat untuk mencegah Faeza. Masa kecilnya memang buruk, oleh karena itu sifatnya sangat seperti anak kecil.

"Bri makasih udah ada di hidupku." Ucap Faeza sambil menangis

Ꮚ Rain Ꮚ

Rain.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang