"Ini siapa?"Aisya menunjukkan foto yang telah dia screenshot dari status WhatsApp milik Zola.
"Ini siapa Zola?"
Di foto itu nampak terlihat putrinya dan seorang laki-laki yang merangkul Zola dengan mesra.
Yah, anj lupa privasi dari ummi! batin Zola.
Zola terdiam, belum menjawab pertanyaan dari Aisya.
"Siapa ini Zola?!" tanya Aisya lagi, kali ini suaranya sedikit meninggi.
"Itu anu ummi–" Zola gugup, dia sangat takut mengatakan bahwa laki-laki yang ada dipoto itu adalah pacarnya.
"Jawab yang jelas Zola," ucap Aisya. "Apa ini pacar kamu?"
Zola mengangguk, "lebih tepatnya calon suami Zola, mi."
"Sejak kapan kamu punya pacar?"
"Sejak abi meninggal."
Mendengar jawaban Zola membuat hati Aisya sedikit sakit. Dirinya merasa telah gagal mendidik putri sematawayangnya.
"Besok bawa dia kesini buat ketemu ummi yaa, Zol," ucap Aisya kemudian pergi keluar meninggalkan kamar Zola tanpa menunggu jawaban dari putrinya.
Zola melongo mencoba untuk mencerna ucapan ummi nya barusan.
Sedetik kemudian dirinya langsung berteriak kegirangan.
"WHATTTT?!!"
"Aaaaa Ummi gak marah aku punya pacar?!!" teriak Zola. "Ini mimpi bukan sih?!"
"AAAAA SENENG BANGETTT!"
"Akhirnya aku gak perlu beksrit lagiii woyyy!!!"
"HUHUUU!"
•••
Brakkk
Meka menggebrak meja kantin dengan keras. Membuat seluruh penghuni kantin menatap kearahnya dan juga kearah Zola.
Meka nyengir. "Maaf semuanya maaf, tadi ada nyamuk raksasa," ucap Meka asal.
"Meka kamu bisa kalem gak sih?!" kesal Zola.
"Gue kaget, Zol. Serius ummi lo gak marah lo punya pacar?"
Zola menggeleng.
"GAK PERCAYA GUE, ZOL!"
"Kok gak percaya?" tanya Zola.
"Secara ni yakan emak lo itu ustadzah, Zol. Pacaran itu kan haram, udah gitu foto lo sama Genio mesra banget lagi."
"Harusnya lo itu dihukum cambuk Zola," ucap Meka seraya menggidik ngeri.
"Ih Mekaaa! Ummi itu baik, malah dia nyuruh aku buat bawa Genio ke rumah," jelas Zola.
"Ngapain ummi lo nyuruh Genio ke rumah?"
Zola tersenyum malu-malu. "Maybe mau nikahin aku sama Genio."
Meka benar-benar tak habis pikir dengan apa yang ada dipikiran sahabatnya itu.
"Halah palingan juga si Genio bakal di tes adzan atau gak di tes ngaji, terus praktek jadi imam sholat," balas Meka.
"Itu yang aku takutin, Mek." Tiba-tiba raut wajah Zola berubah murung.
"Yaelah kok takut sih, pasti bisa dia."
"Gak bisa, Mek. Dia kan kristen," ucap Zola.
"Lah iya gue forget, lagian juga udah beda agama minta bersama lagi, gws deh buat lo sama si Genio."
"Berisik! Jangan buat aku sadar Meka!"
•••
"Masih ngambek sama aku, hm?"
Zola memalingkan wajahnya dari hadapan Genio.
"Udah dong jangan lama-lama ngambeknya sayang," bujuk Genio.
"Aku kangen."
"Kangen banget tau sayang."
"Ayo sini peluk aku."
"Cium aku."
"Zolaaaaa ihhh!"
"Sayangggg!"
Genio mencoba mendekati Zola dan hendak ingin memeluknya dari belakang namun Zola dengan cepat menepis tangan Genio. Zola membalikkan badannya dan kini mereka berdua saling berhadapan.
"Kamu jangan ngambek kayak gini Zola, aku gak bisa kalo kamu ngambek kaya gini. Aku takut kamu ninggalin aku, Zol. Aku gak mau."
"Aku harus apa biar kamu gak ngambek lagi sama aku? Kamu mau apa hmm? Aku turutin sayang."
"Aku mau kamu mualaf emang bisa?" Permintaan Zola itu membuat Genio mungkin langsung ingin menarik kembali ucapannya. Jika bisa.
Genio terdiam seketika. Namun berbeda dengan Zola, gadis itu malah terkekeh pelan.
"Aku bercanda Gen," ucap Zola. "Aku emang cinta sama kamu, tapi aku gak akan ngebuat kamu ninggalin Tuhan kamu demi aku."
Genio menarik Zola kedalam pelukannya. Seketika Zola membalas pelukan Genio.
"Maaf Zola. Kalo kamu minta yang lain aku turutin. Tapi kalo minta aku mualaf aku minta maaf," lirih Genio seraya mengeratkan pelukannya.
"Gapapa Gen. Jangan minta maaf."
"Aku bisa meluk kamu, Zola. Aku juga bisa luluhin hati ummi kamu, tapi saingan aku berat. Antara rosario dan tasbih."
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
GENZOLA
Teen FictionKisah ini menceritakan tentang Genio dan Zola. Pasangan bucin namun berbeda keyakinan. Mereka mungkin bisa bersama namun tidak bisa bersatu, tapi jodoh itu ditangan Tuhan. Entah itu Tuhan nya Genio atau mungkin Tuhan nya Zola?