Adik perempuan

124 13 1
                                    

Sementara itu di Sunagakure...

Tangisan bayi terdengar sangat keras. Membimbangkan hati orang yang mendengarnya.

"Kamu berhasil Temari..". Ucap seorang pria dengan haru.

Wanita cantik dengan surai kuning itu tersenyum geli saat melihat suaminya terlihat akan menangis.

" Iya Shikamaru..". Jawabnya dengan sedikit tawa kecil.

Shikamaru mendekat dan memeluk istri serta anak perempuannya yang tertidur lelap dipelukan sang ibu.

"Gimana pekerjaanmu?". Tanya Temari memandang suaminya.

"Hei saat yang bahagia gini kita harus rayain bukan ngomongin pekerjaan..". Jawab Shikamaru mendengus kesal.

Sebenarnya Shikamaru sengaja mengambil cuti beberapa bulan terakhir untuk menjaga Temari yang sedang hamil. Dengan terpaksa ia meninggalkan Naruto mengurus desa sendirian. Keluarganya lebih penting.

Sekali lagi Temari tertawa kecil. Hari ini ia merasa sangat bahagia sehingga tak ada apapun yang bisa membuatnya marah.

" Oh ya..sini aku fotoin, kita kabarin Shikadai kalo adeknya udah lahir hehe". Ucap Shikamaru membuka handphonenya.

Temari pun tersenyum manis dan sedikit mendekatkan putrinya ke kamera. Mereka pun berfoto bersama.

Brakkkk...

Tak beberapa lama, suara pintu yang di dobrak membuat mereka tersentak kaget. Dan putri kecil nya mulai menangis.

Muncul dua orang yang berjalan tergopoh gopoh.

"Kakak!!!!....ngga papa kan, ada yang sakit??".

Dugh...

"Aakhh.."

Dengan kasar Temari memukul kepala adiknya itu yang telah membuat putrinya bangun dan menangis.

"Maaf kak..Kankuro sudah ku peringatkan". Ucap salah satu yang masih berada di ambang pintu.

" Tidak apa apa Gaara, Kankuro jangan berisik!!!". Temari memberi tatapan tajam pada Kankuro, sang empu hanya cengingisan.

"Datang datang sudah buat anakku takut aja". Ejek Shikamaru.

"Eh pala nanas, ngga usah bacot lu kalo mau berantem ayo sini!!". Ujar Kankuro tak terima dikira menakuti ponakannya.

Gaara dengan sigap menangkap kakaknya itu dengan pasir dan menjauhkannya dengan Shikamaru yang sedang side eye.

Bombastic side eye..

"Maafkan Kankuro ya kak Shika". Ucap Gaara yang merasa bersalah.

"Yaa tidak papa Gaara, ayo kesini". Ajak Shikamaru.

Melihat Gaara yang terlihat ragu, Temari tersenyum. " Kenapa?, kamu takut sama bayi?". Tanya Temari.

"T-tidak kak..aku hanya.."

Shikamaru yang mengerti pun mengambil alih putrinya dan membawanya mendekati Gaara. Gaara secara reflek mundur dan dengan tak sengaja mengendorkan pasirnya yang tengah menggenggam Kankuro. Alhasil Kankuro jatuh dan mengomel.

"Kamu pasti mau lihat dari deket kan". Shikamaru mendekat kan putrinya tepat di depan Gaara.

Gaara tersenyum kikuk, tapi dihatinya merasa sangat senang. Keponakannya bertambah satu lagi.

"Mau coba menggendongnya?". Tawar Shikamaru.

"T-tidak..aku..tidak mau melukainya". Jawab Gara menunduk.

"Tak apa..dulu dengan Shikadai kamu juga seperti ini,dan tidak terjadi apa apa". Ucap Shikamaru mencoba membujuk agar Gaara tidak menganggap dirinya berbahaya.

Dengan hati hati Gaara menerima. Shikamaru menahan tawa saat Gaara terlihat gugup menggendong keponakannya. Temari pun terlihat tidak sanggup menahan tawa.

"Ayah?.."

Tak lama datang seorang anak laki laki dengan dua temannya.

"Oh Shinki..l-lihat adik sepupumu.."

"Ayah tidak papa, kenapa terlihat gugup?". Tanya Shinki dengan muka datar nya.

" Tuan Gaara bolehkah saya menggendongnya?..". Tanya Yodo, gadis bersurai kuning panjang.

Yodo tau sang kazekage itu sedang takut.

Gaara menatap Shikamaru berharap. Melihat Shikamaru mengangguk, segera Gaara memberikannya pada Yodo,dan menghela nafas.

"Waahh..sangat cantik dan lucu". Puji anak laki laki memakai topeng, Araya.

"Dia sangat kecil dan lemah". Gumam Shinki.

"Hm..kupikir dia mirip seseorang..". Pikir Yodo.

Sementara mereka sibuk dengan acara pertukaran gendongan bayi. Temari terlihat sibuk memilih milih foto untuk dikirim pada anak pertamanya, Shikadai.

***************

Di konoha..

Ryogi tersenyum sambil melihat Shikadai yang tengah makan. Sesekali ia membersihkan noda yang ada di mulut Shikadai.

"Udah jangan, ngga enak diliatin anak anak". Ucap Shikadai menepis tangan Ryogi.

Ryogi hanya tersenyum dan ia pun memakan makanannya sendiri. Tak lama handphone Shikadai berbunyi tanda notifikasi.

Ia membukanya, dan tertera nama ibunya yang mengiriminya sebuah foto. Dengan santai Shikadai membuka fotonya dan sekejap ia heran.

Terlihat seorang bayi mungil dengan rambut berwarna hitam sedikit kekuningan berada di gendongan ibunya. Juga terlihat Ibunya sangat bahagia.

Kemudian tak beberapa lama ibunya mengirimi pesan.

-----------------------------------------------------------
Mom
Foto
09.36

Mom
Selamat kamu jadi kakak, sayang.
09.38

Shikadai
Kakak?..aku jd kakak?..itu adikku?.
09.40

Mom
Iya sayang, km kpn jenguk mama?
09.41

Shikadai
Secepatnya Shikadai pasti jenguk!!!, Shikadai mau liat adik!!
09.41

Mom
Hahahhah..mama tunggu sayang.
09.43

-----------------------------------------------------------

Shikadai sangat senang sangat sangat senang. Kehadiran sesosok yang ia tunggu tunggu akhirnya hadir juga. Tangannya bergerak menyentuh layar ponsel yang menampilkan foto adiknya yang tengah tertidur dengan pulas.

Ada sedikit rasa kecewa, ia tidak menemani ibunya saat melahirkan.

Shinki yang melihat Shikadai seperti itu pun heran. Kenapa dia jadi senyum senyum sendiri?.

"Ada apa Shikadai?". Tanya Shinki.

Shikadai terkaget dan reflek diam. Ia teringat sesuatu, bahwa ia tak bisa seenaknya pergi tanpa izin Ryogi. Bagaimana caranya agar Ryogi mengizinkannya?. Jika Shikadai terang terangan mengatakannya, tentu Ryogi menolak atau dia mengizinkan tapi Ryogi pasti akan ikut.

Shikadai tidak mau orang tuanya tau tentang Ryogi. Shikadai pun takut jika Ryogi melakukan sesuatu pada adiknya.

"Oi..lo nggak jawab pertanyaan gue!!!". Bentakan Ryogi membuat Shikadai tersadar dari lamunannya.

"Nggak papa, ada temen ngirim video lucu". Jawab Shikadai setenang mungkin.

Gue harus fikirin caranya...

We're not GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang