15. ✤

823 73 9
                                    

" Mahesa Pratama!! "

" HAH! " Mahesa langsung terbangun dari tidurnya.

Dilihatnya saat ini Teo yang sudah berada di depan meja kerjanya sambil membawa tumpukan kertas penting.

" Akhirnya kau bangun juga. Butuh 10 menit untuk membangunkanmu, Kak"

Mahesa yang masih setengah sadar tak langsung menyahut ucapan adik sepupunya. Dia langsung panik mencari ponselnya.

" Mana ponselku?! Mana? Di mana?! " Mahesa memberantakkan meja kerjanya hanya untuk mencari benda persegi panjang itu.

Sementara Teo keheranan dengan tingkah laku kakak sepupunya ini. Meski begitu dia tetap ikut mencari ponsel sang kakak yang ternyata terjatuh di lantai.

" Ini ponsel—"

" Sini berikan! " Mahesa langsung saja menyambar ponselnya.

Tangannya dengan cekatan mencari aplikasi pesan, mencari kontak sang nenek.

Ternyata sepi, tidak ada apa-apa, tidak ada pesan masuk sejak kemarin.

Mahesa menghembuskan nafas lega dan berat.

Untung cuma mimpi. Neneknya tidak mengirimkan pesan apapun untuknya tentang pernikahannya.

Teo yang melihat tingkah Mahesa kali ini makin dibuat keheranan.

" Kak, kau kenapa? "

" Tidak, tidak ada apa-apa. Lebih baik kau keluar saja dari ruanganku dan katakan pada siapapun yang ingin bertemu denganku untuk menundanya besok, untuk hari ini aku tidak ingin diganggu "

" Ok-oke, baiklah " Ucap Teo yang masih heran bercampur bingung.

Lalu dia keluar dari ruangan Mahesa.

Setelah Teo keluar, Mahesa kembali berkali-kali menghembuskan nafas lega sambil mengelus dada.

Dia masih aman, neneknya belum tahu apapun tentang hubungan gelapnya. Tapi........ucapan Jeyan dari neneknya kemarin malam saat di pesta Kevin tidak bisa dia abaikan begitu saja.

Kesimpulannya neneknya belum tahu tentang hubungannya dan Rachel.

••••••••••

" Sarah, kau bisa berhenti mulai sekarang" Ucap Jeyan.

Mereka saat ini ada di taman yang sering mereka kunjungi. Tadi Jeyan mengajak Sarah kemari, namun sebelum itu dia mengantarkan Arjuna pulang terlebih dahulu. Karena Jeyan ingin bicara empat mata dengan Sarah.

" Hah? Maksudnya, berhenti apa? "

Meski ini terdengar seperti kabar baik tapi tetap saja Jeyan agak sulit untuk mengatakan kalimat selanjutnya.

Jeyan diam beberapa menit terlebih dahulu sebelum mengatakan kata demi kata selanjutnya.

" Kau dan Kak Hesa. Kalian—maksudnya kau bisa berhenti untuk mempertahankan pernikahanmu dengan Kak Hesa mulai hari ini juga " Ucap Jeyan sambil menyodorkan secarik kertas pada Sarah.

Sarah mengambil kertas yang disodorkan Jeyan. Membacanya sebentar.

Itu surat gugatan cerai.

" Nenek yang akan mengurusnya, kau tinggal menyiapkan syarat kelengkapan lainnya saja "

" Be-Benarkah? Ini sungguhan? "

With you or with him?[Heehoon][Jayhoon]✔ REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang